Mohon tunggu...
Sony Sugiharto
Sony Sugiharto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Teman Bermain

Menceritakan aktivitas bermain

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Festival Permainan Tradisional sebagai Bentuk Pengenalan dan Konservasi Budaya Indonesia di SMS

11 September 2023   20:13 Diperbarui: 11 September 2023   20:15 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkembangan zaman yang terjadi sekarang ini seakan-akan tidak dapat dibendung lagi dikarenakan telah menjadi bagian dari pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Seiring dengan perkembangan zaman yang ada menjadikan pola pikir masyarakat juga mengalami perubahan dari yang semula memiliki pemikiran tradisional menjadi bersifat modern yang bersifat instan. Perubahan yang terjadi memberikan dampak terhadap perilaku sosial masyarakat, salah satunya berkaitan dengan permainan tradisional.

Permainan tradisional yang ketersediaannya perlu disiapkan sendiri sekarang ini sudah mulai dikesampingkan dan kalah bersaing dengan permainan-permainan modern yang mudah diakses dan lebih terkesan menarik. Akan tetapi bentuk kemudahan yang didapatkan dari permainan modern justru memberikan dampak negatif seperti malas melakukan aktivitas fisik, memiliki jiwa sosial yang kurang baik, hingga minimnya kreativitas. Dampak tersebut dapat dipenuhi salah satunya melalui permainan tradisional sebagai penyeimbang dalam memenuhi kebutuhan anak untuk membekali masa tumbuh dan kembangnya. Bentuk pemenuhan keseimbangan tersaji di Semarang Multinational School dengan mengenalkan anak-anak pada permainan tradisional.

 (Desain MMT Kegiatan) Dokpri
 (Desain MMT Kegiatan) Dokpri
Kegiatan yang mengangkat judul "Festival Permainan Tradisional Sebagai Bentuk Pengenalan Dan Konservasi Budaya Indonesia Di Semarang Multinational School" diusung oleh Wahyu Ragil Kurniawan, S.Pd., M.Pd. beserta tim Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar, UNNES. Dalam nuansa hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-78 kegiatan pengenalan dan konservasi permainan tradisional dilaksanakan sebagai bentuk rasa cinta dan peduli akan budaya Indonesia. Anak-anak sangat antusias dalam bermain permainan tradisional yang terdiri dari egrang, egrang tali bambu, lompat tali, congklak/dakon, dan bedil buluh/sontokan.

Berjalannya permainan dilakukan secara bergantian tiap jenjang pendidikan dan berkelompok yang masing-masing kelompok akan rolling untuk mencoba setiap permainan secara bergantian. Siswa mengawali sesi bermain dengan pelaksanaan di Hall/Indoor. Kemudian dilanjutkan sesi selanjutnya dengan pelaksanaan di lapangan futsal rumput dan di taman. Dan kegiatan bermain permainan tradisional terakhir bertempat di lapangan Bola Basket yang terbalut dalam keseruan bermain bersama yang didampingi oleh fasilitator dari mahasiswa Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar, UNNES.

Semua siswa Semarang Multinational School sangat-sangat antusias dalam melakukan kegiatan bermain. Anak-anak sampai pada berebut untuk mendapatkan giliran bermain sebab alat atau media permainan yang ada tidak semua terfasilitasi baik di rumah maupun di sekolah. Bentuk berebut permainan dapat sebagai bukti bahwa pada dasarnya anak akan memainkan alat permainan apapun tanpa melihat bentuk dan kecanggihan melainkan kemenarikan yang didapat merupakan hasil dari penciptaan daya imajinasi anak sendiri.

Teriknya matahari tidak menghalangi anak-anak untuk bermain permainan tradisional dan sekalipun durasi sesi bermainnya selesai masih juga merasa belum puas dengan keseruan yang didapatkan bersama teman-temannya. Selain dari anak yang merasa senang salah satu dari guru juga menyatakan, "Kegiatan permainan tradisional memberikan dampak yang baik bagi masa tumbuh kembang anak, sehingga kegiatan seperti ini harapannya dapat dilakukan secara berkelanjutan". Keseruan bermain permainan tradisional di SMS menjadi kali ke dua setelah tahun kemarin juga berlangsung kegiatan yang sama. Walaupun momen yang dilakukan terbatas waktu, harapannya kesan senang didapatkan oleh semua siswa, memotivasi untuk bermain secara sosial salah satunya melalui permainan tradisional, dan meningkatkan serta menjaga konservasi permainan tradisional sebagai budaya Indonesia yang menjadi media dengan berbagai manfaat yang dapat diperoleh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun