Harusanya itu saja yang kita dengarkan. Ekses kebebasan Mas AU terlalu ditarik kemana-mana. Mereka hanya ingin melihat Mas AU masuk politik supaya ada pembalasan dendam. Terlalu munafik bila itu sampai terjadi.
Kita seharusnya menimba kebijakan dari yang sudah dilalui Mas AU. Persoalan politik dan langkah kedepan yang akan beliau ambil, tak perlu kita besar-besarkan. Integritas dari seorang Mas AU sudah hancur dan kini akan disusun ulang. Itulah esensi yang harusnya kita kedepankan.Â
SEKEDAR SENSASI YANG MELUPAKAN ESENSI
Jelas bahwa Anas Urbaningrum adalah seorang mantan koruptor. Stempel ini valid dari vonis majeis hakim yang menjatuhkan hukuman. Kesalahan tersebut adalah fatal dan telah menciderai nilai-nilai kebangsaan.
Bukankah akan berbahaya jika budaya glorifikasi ini bagi iklim politik kita? Banyak yang lebih prestasi tetapi mengapa malah di gembosi?
Media harusnya mencerdaskan masyarakat. Komitmen itu bisa ditunjukkan dengan pilah-pilah narasumber. Tokoh politik kita banyak dan isu yang terjadi di negara ini juga masih sangat banyak. Tidakkah sengkarut itu masih bisa dijadikan bahan informasi untuk dijejalkan ke masyarakat?
Bangsa ini sepertinya terlalu pemaaf. Kita memang diwasiatkan untuk saling memaafkan. Akan tetapi kita juga harus menyusun langkah preventif agar korupsi di Indonesia tidak berulang lagi. Salah satunya adalah dengan tidak memberikan karpet merah bagi napi mantan koruptor.
Sebentar lagi Mas AU mungkin akan tampil di TV, jadi juru bicara podcast dan lain sebagainya. Cara-cara ini hanya mengejar like, jumlah viewers dan rating semata tetapi mengabaikan pendidikan politik dan merendahkan martabat bangsa.
Sejujurnya realita ini tak perlu terjadi. Mas Anas sudah menjalani masa hukumannya dan kita cukup mendoakan agar beliau menjadi manusia yang semakin bijaksana. Biarkan beliau memulai lagi dari awal tanpa perlu di berikan panggung yang terlalu mengutamakan sensasi dari pada esensi.
Tak ada yang salah dengan mantan koruptor untuk kembali ke dunia politik. Itu adalah hak mereka juga. Tapi kembali lagi melihat intisari dari apa yang dilakukan oleh sebagian besar media arus utama hari-hari ini.