Mohon tunggu...
Fergusoo
Fergusoo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Spe Salvi Facti Sumus

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ironi Kritik Terbuka, Keras, dan Pedas ala Pemerintah

9 Februari 2021   23:01 Diperbarui: 9 Februari 2021   23:21 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kritik yang aktif dan masif akan secara otomatis terjadi bila teror dan rasa takut itu bisa disingkirkan. Bersih-bersih para buzzer, menciptakan UU yang berkeadilan serta memutus mata rantai represif yang dilakukan oleh oknum dilapangan adalah langkah yang bisa pemerintah mulai.

Nenek moyang kita sepenuhnya bukanlah hanya seorang pelaut tapi juga orator dan kritikus ulang. Ada nama-nama besar seperti Moh. Yamin, Soekarno dan Wiji Tukhul yang roh dan spiritnya masih hidup sampai sekarang. Walau hidup dalam dimensi dan dinamika yang berbeda, dari mereka kita belajar bahwa kritik ternyata membawa aura positif yang menggerakan dan mengubahkan.

Proses berbenah ke arah yang semakin baik adalah harapan dari kita semua. Pendidikan yang terus maju disertai oleh perkembangan teknologi memungkinkan peluang itu terbuka lebar. Menata ulang kehidupan demokrasi yang bebas dan bertanggung jawab adalah impian yang niscaya akan terlaksana.

Jika bapak memiliki waktu luang, tolong dengarkan lah kritik-kritik dari kami. Saya terlalu yakin bila bapak mendengarkan masukkan dari para tokoh diatas, pertimbangan bapak dalam mengambil kebijakan akan semakin banyak dan kaya. 8

Selain itu, silahkan bapak nilai sendiri apakah kritik dari masyarakat sudah masuk kategori mana: Aktif, Terbuka, Keras atau Pedas? Tinggalkan jawaban dikolom komentar yah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun