Seorang pemimpin tidak lahir dalam waktu satu malam, atau dalam waktu ia lepas pangkat. Ia harus melewati psang surut sebagai partisipan, kader dan pengurus partai. Melalui serangkain proses itu, AHY bisa membuktikan bahwa ia bukanlah seorang pemimpin yang terkooptasi dengan nama besar ayahnya. Sekurang-kurangnya, AHY harus bisa melewati proses seperti yang dilewati oleh adik kandungnya, Ibas.
Apa yang telah dirintis oleh SBY dengan mendirikan partai tentu sangat baik. Namun, gerakan partai politik itu sangat dinamis. Partai diisi oleh beragam manusia politik.
Bila AHY tak mampu untuk memahami gerak cepat keinginan dan aspirasi di internal partainya, sudah pastilah ia akan menjadi abu dalam tumpukkan sekam. Oleh karena itu, AHY haruslah belajar banyak kepada SBY, karena AHY bukanlah SBY.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H