Mohon tunggu...
Fergusoo
Fergusoo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Spe Salvi Facti Sumus

Selanjutnya

Tutup

Politik

Istana "Ambil Alih" Partai Demokrat, Dari Mana Ceritanya?

1 Februari 2021   22:40 Diperbarui: 1 Februari 2021   22:44 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto (Instagram AHY)

Gerakan politik melalui  penggiringan opini, sudah sering terjadi dinegara kita. Isunya akan semakin hits bila menyeret-nyeret presiden, istana ataupun partai pendukung presiden. Ilham tersebut adalah cara yang paling utama agar mendapat simpati dan empati dari rakyat luas.

Jika kita tarik kebelakang, skema politik yang dijalankan PD melalui isu ambil paksa ini masih mengawang-awang. Sebab bila dicerna, maka kita akan menemukan satu pertanyaan besar, yaitu apa keuntungan politik yang didapatkan Presiden bila benar-benar ikut meniupkan badai kepada internal PD?  Secara, hubungan PD dan Joko Widodo  itu ibarat suam-suam kuku. Hanya sebatas kolega, tak ada spesialnya sama sekali.

Disamping itu, fakta faktual berbicara, Presiden Joko Widodo hingga saat ini, tak punya hubungan politik yang berafiliasi dengan PD. Para pembantu presiden pun saat ini berasal dari partai pendukung dan kalangan profesional. PD sama sekali tak berada dalam lingkaran kekuasan. Lalu darimana ceritanya istana akan ambil alih PD?

Bila cerita ini datang dari internal PD sendiri alias dibuat-buat, malah akan berbahaya bagi mereka sendiri. Seruan yang hari ini  diserukan oleh Cikeas, malah menimbulkan banyak spekulasi. Apakah benar bahwa PD sudah tak satu nafas lagi?

Nampaknya, kekuasaan AHY memang tak mampu menjadi poros penyatu seperti ayahnya. SBY selaku pencetus partai ini, dulu memang sangat disegani dan dikagumi. Para anggota partai kala itu memang benar-benar menunjukan loyalitas dan kesetiaan yang besar kepada sang tuan, SBY.

Dengan lahirnya isu ini, seolah-olah ingin menunjukan bahwa memang, internal PD tak solid lagi dalam mendukung AHY. AHY ibarat kain muda yang seakan-akan sedang dikoyak oleh kain penambal pada baju yang susut. Ia digoyang oleh badai rumah tangganya sendiri. 

Permasalahan internal yang dialami oleh PD, seharusnya bisa diselesaikan ssecara mandiri. Bilamana, para anggota partai sudah tak puas dengan visi politik dan kepemimpinan AHY maka sebaiknya diserukan saja. Tak perlu menyeret-nyeret pihak lain yang tak ada sangkut pautnya dengan PD. AHY pun seyogyanya harus bijak dan kstaria menyikapi ekpresi politik tersebut.

Bila cerita pengambilalihan kekuasan AHY datang dari pembisik yang kurang kompeten, sebaiknya lupakan saja bahwa presiden Jokowi akan merespon surat AHY.  Kasihan pak presiden, namanya dicatut dalam urusan rumah tangga partai yang sedang berada diujung tanduk. Selamat Malam AHY dan PD, bila tak mampu menjadi the good jangan menjadi the bad apalagi the ugly. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun