Mohon tunggu...
Fergusoo
Fergusoo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Spe Salvi Facti Sumus

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pihak RR Tantang Balik LBP, Mungkinkah Debat Publik Terjadi?

16 Juni 2020   00:35 Diperbarui: 16 Juni 2020   00:32 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : CNN Indonesia/ Safir Makki

Rivalitas tokoh bangsa yang saat ini terjadi antara Rizal Ramli (RR) dan Luhut Binsar Pandjaitan (LHP) menjadi tontonan yang sangat menarik akhir-akhir ini. Banyak orang menjadi terhibur dan juga was-was dengan adanya  gesekan politik yang terjadi diantara pihak pemerintah dan anti pemerintah.

Diketahui Pak RR memang hobinya interupsi. Dimana pun beliau diundang untuk berbicara, mulai dari tv lokal hingga nasional, RR tetap konsisten menolak semua rancangan kebijakan yang saat ini sedang digencot Jokowi, khususnya mengenai pembangunan ekonomi.

Tidak hanya ketika berbicara di tv, dimedia sosial seperti twiter pun, RR banyak mencuit tentang opininya akan program kebijakan yang saat ini sedang terjadi antara pemerintah dan China. Kata-kata favorit beliau yang saya tahu adalah hitung-hitungan kita Ngawur!

Dari sisi yang lain, Pak LBP kita ketahui merupakan jebolan pensiunan TNI yang menjadi kaki tangan Jokowi di istana. Beliau sudah bekerja untuk istana sejak periode pertama Presiden Jokowi menjabat.

Hingga dua periode Jokowi memimpin, LBP masih dalam posisi yang terbilang aman untuk membantu presiden. Ia saat ini menjabat sebagai Menko Kemaritiman dan Investasi.

Beberapa waktu lalu, pak RR dan LBP sempat terlibat dalam sebuah framing perdebatan. Pihak LBP mengundang Pak RR untuk debat mengenai utang negara di kantornya.

Tanpa pertimbangan lama, Pak RR langsung mengiyakan undangan debat tersebut. Yah kan, kapan lagi diundang dan ditantang oleh sang menteri. Mengingat RR sering sekali melayangkan opini keras terhadap LBP dan Sri Mulyani (SM) yang saat ini menghandle perekonomian di Indonesia.

Namun seiring jalan waktu, pak RR urung untuk melakukan debat tersebut. Berdasarkan kenyataan dilapangan, Pak RR enggan untuk menghadiri debat jika dilaksanakan tertutup. Maunya sih debatnya didepan umum. Biar ketahuan siapa yang benar dan salah serta siapa yang pintar dan dari pihak mana yang bodoh. Kira-kira seperti itulah maksud dari pak RR.

Sayangnya, permintaan RR tersebut tak bisa dipenuhi oleh pihak LBP. LBP mengundang RR untuk debat dikantornya. Secara tertutup dan jauh dari kata-kata live atau disaksikan langsung oleh  rakyat.

Tantangan debat ini pun tidak terlaksana sebagai mana mestinya. Hanya ekonom senior Pak Djamester yang datang seorang diri menemui dan berdebat dengan LBP dikantornya. Itupun juga dilaksanakan secara tertutup. Hanya disaksikan oleh LBP dan beberapa stafnya.

Hasilnya seperti apa? Setelah keluar dari sarang LBP, sang ekonom senior mendadak  langsung mingkem seribu bahasa seperti  kucing yang habis kesiram  air. Syukur bukan air keras yang disiramkan, bisa luka-luka kulit beliau.

Saya menduga  beliau disiram air surga, jadi sikapnya langsung anteng. Tak ada lagi kritik atau risalah yang ia tulis sebagai hasil debatnya dengan pihak pemerintah. Lalu apa gunanya berdebat selama dua jam dengan LBP?

Inilah yang ditakutkan terjadi oleh RR. Pihak RR bersikukuh ngotot agar debat dilangsungkan secara terbuka. Sehingga rakyat bisa mengerti dan memahami bagaimana cara berpikir istana dalam membangun perekonomian negeri. Khusunya tentang investasi dan utang piutang negara.

Pihak RR berusaha menutup celah agar tak ada praktik "sillent opinion" yang kemungkinan bisa saja dilayangkan oleh pihal LBP ketika debat itu dilangsungkan secara tertutup. Jika ini terjadi mungkin RR akan bernasib sama dengan pak Djamester. Atau mungkin beliau bisa saja diminta jangan lagi beroponi dan kritik tentang pemerintah dengan tawaran ini itu.

Oleh karenanya, akibat tak sempat hadir dalam tantangan tersebut, pihak RR pun kembali mengajukan rematch. Namun kali ini sesuai dengan protap dari sang penantang, yaitu debat secara terbuka.

Tantangan debat ulang ini kembali dilayangkan oleh pihal RR setelah pak Don Adam dalam akun twiternya @DonAdam mengupload sebuah gambar berisi amplop yang bertuliskan nama LBP lengkap dengan alamat kantornya.

Sumber : tangkapan layar akun @DonAdam68
Sumber : tangkapan layar akun @DonAdam68


Dalam cuitannya, Pak Don Adam mengkonfirmasi bahwa tantangan debat dari RR kepihak LBP sudah terkirim. Sisanya sedang menunggu konfirmasi dari yang bersangkutan. Satu hingga dua hari.

Tantangan debat ini sebagai undangan balasan yang dikirim RR untuk mengkonfrontasi masalah ekonomi yang saat ini ketimpangannya sedang sangat dirasakan. Selama pandemi ini, ekonomi RI kian merosot karena banyaknya pembatasan aktivitas sosial yang harus dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona.

Selain itu disatu sisi pihak LBP juga mungkin sudah bosan dengan berbagai tuduhan yang dialamatkan kepadanya selama ini. Beliau juga ingin agar masyarakat memahami apa yang sedang ia lakukan untuk kemajuan bangsa dan negara. Sehingga senua tuduhan itu seharusnya tidak keluar sebagai bahan yang menginterupsi tanpa data allias hoaks atau fitnah.

Sebagai seorang yang berlatarbelakang militer, saya melihat Luhut memiliki gaya kepimpinan yang sangat militeristik. Kata beliau, kebijakan negara itu seperti kebijakan militer. Harus matang mulai dari tahap persiapan hingga pelaksanaan. Yah buktinya banyaklah.

Jika pihak LBP merestui dan menerima tantangan debat publik ini, maka saya yakin mata kita semua akan terbuka tentang hal apa yang sebenarnya  sedang terjadi. Masalah ekonomi khususnya memang menjadi perhatian yang sangat serius karena menyangkut tentang hajat hidup orang banyak.

Apalagi Indonesia ini adalah negara yang kaya. Tetapi mengapa negaranya kok masih mengutang dan warganya masih banyak yang hidup dibawah angka garis kemiskinan.

Semua wajah kusam perekonomian kita harusnya menjadi perhatian serius dari semua pihak. Khususnya anak muda, anak muda Indonesia juga berhal tahu tentang masalah-masalah begini.

Saran saya pak RR dan LBP tidak usahlah menggunakan frasa atau diksi yang sulit dipahami oleh petani dan nelayan. Cukup gunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh semua unsur.

Membangun negara ini tentu tidak hanya dari satu jalan yang sama. Bahkan ada seratus hingga seribu jalan. Hanya yang menjadi perbedaanya adalah kebijakan yang benar-benar berpihak kepada rakyat dan menguntungkan negara yang mana, itulah yang sulit ditemukan.

LBP dan RR adalah kedua sosok yang progresif revolusioner. Kedua-duanya punya gagasan dan cara sendiri-sendiri dalam membangun perekonomian negara, termasuk soal investasi dan utang.

Keduanya harus kita beri ruang dan panggung yang sama. LBP dan RR bisa saja merajut perbedaan itu dalam satu panggung yang sama ketika berdebat. Sehingga melahirkan gagasan-gagasan baru yang bisa diambil.

Tetapi dari gelagatnya, sepertinya debat publik ini urung untuk terjadi. Selain karena RR tak datang sewaktu ditantang, LBP kemungkinan besar juga akan tak menghadiri undangan tersebut.

Perihal konsep debat yang ditawarkan oleh RR juga sangat bertolak dengan konsep LBP. Dari konsep debat saja mereka sudah berbedah, apalagi konsep  kebijakan ekonomi. Mungkin tiga gelas kopi hingga 5 bungkus kacang akan terasa kurang bila menyaksikan mereka  berdebat.

Mari kita tunggu saja.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun