Mohon tunggu...
Fergusoo
Fergusoo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Spe Salvi Facti Sumus

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ini 3 Profesi yang Cocok untuk Najwa Sihab

5 Mei 2020   11:36 Diperbarui: 5 Mei 2020   12:17 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa yang tak mengenal presenter cantik dan cerdas, Najwa Sihab. Popularitasnya  dalam dunia pertelevisian melejit tajam ketika membawahi salah satu acara yang menarik, Mata Najwa. Jika menyebut Mata Najwa, sudahlah  pasti, orang akan mengkait-kaitkan Najwa dengan acaranya itu.

Kakek saya sangat hobi menonton Mata Najwa. Alasannya, selain karena Najwa Sihabnya yang cerdas, kadang kala ia terlihat sangat garang dengan seribu tanya yang membungkam para narasumbernya. Mungin, itulah salah satu penyebab mengapa ia banyak disegani dan juga ditakuti oleh para politisi. Saya pun mengakui itu.

Karir Najwa Sihab atau yang disapa dengan Mba Nana, ia raih dengan usaha dan kerja keras. Tempat ia menimba ilmu dunia jurnalistik pertama kali pada tahun 2001, tepatnya diacara stasiun RCTI. 

Antusiasmenya semakin berkobar sehingga membuat ia harus pindah ke statisun Metro tv , yang mana kala itu ia merasa bahwa Stasiun tv ini lebih menjawab minat besar dan kemauan belajar Mba Nana terhadap dunia jurnalistik.

Selain mampu melobi para orang penting untuk hadir di acaranya, ia juga memiliki gaya jurnalistik yang berbeda dengan jurnalis kebanyakan. Gaya jurnalis Najwa ini merupakan gaya jurnalis pembaruan dan nampak sangat mendekati gaya jurnalis senior Ira Koesno. 

Sekilas keduanya selalu mampu mencecar para narasumbernya dengan pertanyaan yang beranak-pinak demi mengorek fakta dan data bagi para penontonya.

Saking berbedanya gaya kejurnaListikan najwa, ada kalanya ia malah terjebak dalam suasans kebatinan yang orang-orang jadi bingung apakah Najwa ini seorang politisi, aktivis atau jurnalis? Ia juga kerap kali terperangkap dengan kata-katanya yang semakin sulit untuk dibedakan, mana "Pertanyaan" dan yang mana "Pernyataan."

Diacara NarasiTv yang juga ia promosikan di Youtube hingga unggahan-unggahan video Najwa yang lain, disitu malah ia  seakan-akan seperti jurnalis rasa aktivis atau jurnalis rasa oposan yang kadang membuat orang jadi bingung menempatkan Mba Nana ini disegmen yang mana.

Tak heran bila, bila banyak pihak seperti Menteri Yasonna Laoly dan para anggota DPR RI sering berang terhadap apa yang Mba Najwa ucapkan. Mereka menilai bahwa yang disampaikan oleh Nana sangat provokatif dan tendensius sehingga berpotensi menyebarkan kegaduhan dimasyarakat.


Oleh karena itu, saya tertarik untuk merumuskan 3 profesi yang cocok untuk Mba Najwa Sihab agar ia mampu keluar dari suasana kebatinan tersebut dan juga mampu menentukan sikap maupun pilihan akan seperti apa ia ketika negara membutuhkan. Mba nana sebenarnya mampu bermain dua kaki dengan berbagai pilihan profesi yang sesuai, berikut


1. Menteri


Mba Nana itu orangnya cerdas. Buktinya ia memiliki wawasan yang sangat luas ketika mewancarai siapa saja. Jabatan menteri tentu sangat cocok untuk Mba Najwa. Sewaktu Joko Widodo terpilih untuk yang kedua kalinya sebagai presiden, ia malah sempat diisukan untuk duduk sebagai menteri.


Jika beliau menjadi menteri setidaknya ia sudah tak menjadi kritis dan bertanya-tanya lagi apa yang sudah pemerintah lakukan, bagaimana negara mengambil keputusan dan cara memainkan politik istana agar pemerintahan itu tetap solid bergerak dikabinet.


Saya yakin jika Mba Najwa menjadi menteri, ia pasti menjadi menteri semua orang. Ia akan mengayomi semua orang dan sudah barang pasti Mba Najwa akan sangat dekat dengan para jurnalis. Dan boleh jadi ia akan tukar guling sebagai orang akan diwawancarai bukan pewawancara. 

Ketika itu terjadi, kita akan sama-sama melihat apakah Najwa akan tetap sama dengan nilai-nilai yang diyakininya benar ataukah ia harus bermain kata menutupi fakta seperti yang biasanya selama ini ia cecar.

Lantas  menteri apakah yang cocok diberikan kepadanya? Yah saya berharap Mba Nana menjadi Mensos, Menkominfo atau bisa juga menjadi Menkumham menggantikan Yassona Laoly membenahi lapas dan sengkarut asimilasi bagi narapidana.

2. Anggota DPR

Tak ada salahnya jika Mba Nana menjadi bagian dari Tuan dan Puan Dewan Yang Terhormat di senayan. Berbekal nalar kritis dan optimis, Mba Nana pasti mampu mewakili suara-suara minor dan segudang keresahan rakyat ditanah air. 

Misalnya soal kasus pelemahan KPK, UU Ombinus Law serta UU Perempuan. Saya yakin mba najwa menguasi semua bidang itu dan tentu akan keras menolak semua pasal-pasal yang bertolak dari idealisme mba selama menjadi jurnalis.

Untuk menjadi seorang anggota DPR pun rasa-rasanya tak susah-susah amat. Popularitas yang gemilang serta memiliki banyak kawan dan sahabat pasti membuat mba bisa diterima dipartai mana saja. Lalu tinggal memilih daerah pemilihan dan basis mana. Dan boom, mba dengan sekejap sudah bisa duduk disinggah sana para perwakilan rakyat yang terhormat.

Didalam sana, khasana dan wawasan berpikir mba pasti akan semakin terbuka lebar. Alur dan dinamika perpolitikan di DPR akan semakin seksi bila sesosok perempuan mampu mengeluarkan opini yang tajam, kritik yang bernas serta idealisme yang konkrit untuk meruntuhkan semua pandangan gelap tentang DPR RI. Niscaya mba akan menjadi Foundingmother bagi puan-puan yang lain untuk berkiprah di DPR RI.

3. Aktivis Anti Korupsi

Salah satu topik yang sering concern dibahas oleh Mba Najwa dalam acara Mata Najwa adalah korupsi. Para narasumber yang ia wawancarai terkadang harus mampu bersilat lidah agar tidak kepleset didepan harimau yang siap dengan terkaman pertanyaan yang mengerikan. Tak jarang, para narasumber ini harus bantah-bantahan untuk menunjukan siapa salah dan siapa benar didepan meja pengadilan Mata Najwa.

Saking seringnya mewawancarai tokoh antikorupsi mba Najwa pasti sudah terbiasa dan menguasi topik-topik seputa korupsi. Mulai dari UU Tipikor, UU KKN, UU KPK hingga para napi koruptor  yang sudah mendekam di penjara pun mampu mba hafal dan ingat satu persatu. Hadirnya para aktivis korupsi ini tentu bisa menjadi kendaraan mba untuk semakin aktif mendalami dunia korupsi di Indonesia.

Korupsi di Indonesia itu sudah mendarah daging. Menjamur hingga kepolosok desa. Jika Mba Najwa turun tangan sebagai aktivis  korupsi maka koruptor diluar sana akan pusing tujuh keliling dan pasti akan takut untuk korupsi.

Tulisan ini semoga bisa sampai dimata Mba Najwa. Sekaligus bisa menjadi referensi dan refleksi rencana-rencana mba dimasa yang akan datang.  Saya tidak berharap Mba Najwa mengikuti saran saya ini. Namun, tetaplah menjadi diri mba sendiri. Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun