Keluaran 12:14 (TB)Â "Hari ini akan menjadi hari peringatan bagimu. Kamu harus merayakannya sebagai hari raya bagi TUHAN turun-temurun. Kamu harus merayakannya sebagai ketetapan untuk selamanya"
Apa yang terlintas dibenakmu ketika mendengar kata paskah?
Telur? Kelinci? Atau sekedar tanggal merah yang jatuh setiap hari Jumat pada bulan Maret atau April?
Tidak salah jika kamu mengingat hal tersebut. Tetapi ada makna paskah yang jauh lebih penting makna dan pesan suci yang tersirat didalamnya.
Jika menengok sejarah perayaannya, Paskah merupakan hari peringatan pembebasan Orang Israel dari perbudakan ditanah Mesir. Kisah dan sejarah paskah tercatat manis pada Kitab Keluaran.
Kala itu, Nabi Musa sebagai manusia pilihan Tuhan ditunjuk secara prerogatif oleh Allah untuk menuntun umat Israel agar  keluar dari tanah perbudakan dan menuju ke tanah perjanjian.
Raja Firaun yang ketika itu memimpin bangsa Mesir dikenal sangat kejam dan beringas. Ia sering menindas umat Israel dan akhirnya terdengarlah suara tangisan penindasan itu. Lalu Allah mengingat sumpah perjanjiannya dengan Abraham, Ishak dan Yusuf bahwa akan membawa mereka ke tanah perjanjian.
Berangkatlah Musa dan bertemu kepada Firaun untuk meminta pembebasan atau kemerdekaan bangsa Israel. Tetapi hal itu urung untuk dilakukan oleh Firaun.
Karena tak mengindahkan permintaan Musa yang merupakan wakil Allah bagi orang Israel itu, turunlah tulah bagi segenap orang Mesir. Ada sepuluh tulah yang menimpa orang Mesir dan tulah kesepuluh ialah Kematian Anak Sulung.
Pada titik ini, alarm kemerdekaan orang Israel untuk bebas dari perbudakan pun berbunyi. Dipimpin oleh Musa, bangsa ini keluar dari tanah perbudakan dan menuju ke Tanah Kemerdekaan yang telah dijanjikan oleh Allah.
Sedangkan dalam makna Perjanjian Baru, Paskah berbicara tentang kasih, anugerah dan pengampunan. Yesus sebagai korban paskah telah rela memberikan kasihnya bagi manusia di kayu salib.
Sebelum peristiwa penyaliban. Yesus sempat makan Paskah bersama dengan murid-muridnya. Kata terakhir yang ia ucapkan ketika membagi roti dan anggur ialah "Perbuatlah ini sebagai peringatan akan aku".
Hari perayaan paskah sampai hari  ini pun dipelihara kuat hingga sekarang. Tetapi perayaan paskah hari ini terasa berbeda dengan perayaan paskah sebelumnya.
Tidak seperti biasanya, paskah selalu diisi dengan kegiatan-kegiatan sosial seperti mengunjungi para lansia, anak yatim piatu, para tahanan dan mendoakan mereka yang sedang terkena musibah dari rumah ke rumah.
Lazimnya paskah dirayakan digereja bersama jemaat, pendeta dan keluarga. Tetapi tampaknya semua orang harus merayakan paskah dengan tetap berada dirumah dan mengikuti perayaan paskah melalui daring.
Dengan tetap dirumah saja sebenarnya sama sekali tidak menghilangkan atau mengubah makna sejati dari Paskah.
Paskah bukanlah seremonial semata. Paskah adalah salah satu momentum peribadatan sebagai lambang pembebasan dari penindasan menuju tanah perjanjian dan kemenangan.
Melalui Doa dirumah makna Paskah lebih berasa. Saya dan keluarga kemudian merenungkan masa-masa sulit ini sebagai momentum untuk merefleksikan diri.
Bahwa bangsa kita memang sedang tertimpa bencana besar adalah fakta. Tetapi pilihan untuk tidak menyerah adalah hal yang harus kita kerjakan.
Mari belajar dari makna paskah. Usaha untuk meraih kemenangan dari permasalahan itu tidak mudah. Kuncinya adalah dengan tidak bersungut-sungut, percaya Tuhan pasti akan menolong.
Selain itu makna paskah tahun ini juga ialah mengajarkan kita untuk berbagi dan jangan serakah. Melihat dampak musibah corona ini, kita tentunya tidak hanya saling tolong menolong dalam doa. Tetapi juga saling bahu membahu memberi materi yang kita punya untuk sesama.
Dengan belajar berbagi dan berdoa dari rumah. Rasa-rasanya paskah lebih memberi arti yang mendalaman. Walau tak bisa melihat senyum mereka yang telah kita bantu, setidaknya keiklasan adalah modal kita untuk tetap bersyukur dalam berbagi.
Secara pribadi saya bersyukur bisa dipertemukan lagi dengan paskah pada tahun ini. Walau ditengah wabah, hikmah paskah semakin terasa saja maknanya. Menyentuh relung hati yang paling dalam.
Walau kadang tersulut sedih dalam hati tak bisa merayakan paskah di gereja bersama para jemaat dan pendeta. Namun inilah hidup. Kadang Tuhan punya maksud lain dari setiap pergolakan kita.
Untuk saudara-saudaraku selamat merayakan Paskah tahun 2020. Teruslah semangat menuju kemenangan dari wabah ini. Dan teruslah berbagi walau ditengah pandemi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H