Mohon tunggu...
Fergusoo
Fergusoo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Spe Salvi Facti Sumus

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menyoal Penumpang KM Lambelu yang Nekat Lompat ke Laut

8 April 2020   19:25 Diperbarui: 8 April 2020   19:39 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi foto (Sindonews.com)

Berita tak mengenakan datang dari Nusa Tenggara Timur (NTT). KM Lambelu yang berangkat dari Tarakan, Kalimantan Timur, menuju Kabupaten Sikka, NTT dilarang bersandar di Pelabuhan  Lorens Say, Maumere.

Kejadian ini mengingatkan kita pada Kapal World Dream dan Diamond Princes yang di tolak bersandar di Indonesia.  Kala itu, kejadian tersebut dilatar belakangi karena kasus penyebaran infeksi virus covid-19 diduga kuat terjadi dikapal tersebut.

Pelarangan bersandarnya KM Lambelu  ini disebabkan karena  tiga orang ABK Kapal "diduga positif terjangkit virus covid-19". Akibatnya beberapa penumpang kapal malah nekad melompat untuk menyusuri daratan yang jaraknya sekitar 100 meter dari pelabuhan.

Kejadian ini sempat viral di media massa seperti facebook. Banyak yang prihatin sekaligus simpati akan keadaan ini.

Melansir kompas.com, Kepala Basarnas Maumere, I Putu Sudayana, berkata bahwa "ada sekitar lima penumpang yang tampak berenang menggunakan life jacket menuju ke daratan."

Mengapa para penumpang ini nekad dan membahayakan dirinya untuk lompat ke laut dan berenang ketepian tentu dengan alasan karena tidak sabar ingin segera ke daratan bertemu sanak saudara dan keluarga.

Serta mereka juga tidak  tahu bagaimana nasib mereka kalau-kalau saja kapal itu ditolak dan harus kembali lagi ketempat pemberangkatan semula.

Terkatung-katung dikapal dan kapan pemerintah daerah setempat akan mengizinkan kapal untuk bersandar adalah penyebab mengapa ada penumpang yang nekad meloncat ke laut.

Persoalan ini tentu menjadi catatan merah bagi pemerintah daerah setempat. Seyogyanya  proses evakuasi bagi kapal yang berangkat dari luar daerah dan masuk ke suatu daerah tertentu ditengah pandemi  seperti ini harus dijalankan secara ketat.

Saya menduga, kejadian ini karena lambannya penangan pemeriksaan ABK kapal oleh tenaga medis akibat sarana dan prasarana pemeriksaan yang masih kurang.

Dalam kapal yang bermuatan ratusan orang itu diduga ada yang terjangkit virus corona. Oleh karenanya, mau tidak mau, suka tidak suka semua orang yang ada diatas kapal harus menjalani pemeriksaan atau skreening awal sesuai dengan prosedur penangannya.

Bagi mereka yang menunjukan gejala dan tanda-tanda terserang wabah covid-19 maka harus ditangani  sesuai dengan prosedur yang berlaku. Sedangkan bagi mereka yang dinyatakan negatif tentu harus juga melakukan hal-hal yang disyaratkan.

Mereka yang negatif akan dinyatakan ODP dan bisa juga menjadi PDP tergantung hasil diagnosa medisnya. Isolasi diri selama 14 hari dirumah adalah hal wajib yang mereka harus lakukan.

Melihat permasalahan diatas, inilah pentingnya membentuk Tim Gugus Tugas Penangan Covid-19 disetiap daerah. Jangan tunggu kasusnya ada , baru kemudian membentuk tim penanganan.

Tim Gugus Tugas ini wajib memiliki Rencana Aksi dan Observasi sebelum melakukan isolasi penumpang dari kapal ke daratan. Sehingga mata rantai penularan virus bisa terputus dan masyaraat yang ada dalam daerah tersebut bisa aman dan terhindar dari wabah ini.

Selain itu mengapa persoalan menjadi lamban ditangani karena lemahnya komunikasi dan koordinasi antar daerah, provinsi dan Kemenkes selaku perwakilan pemerintah Pusat.

Seharusnya ketika kapal ingin bersandar, prosedur pencegahan penyebaran virus ini sudah siap dilakukan. Seperti penyemprotan disinfektan pada kapal, pemberian masker bagi seluruh abk, kemudian skrening awal yang diikuti dengan rapid test atau swab tes.

Dengan begitu, aksi penumpang yang nekad terjun ke laut dan teriak-teriak minta tolong dari atas kapal tidak terjadi lagi.

Biar bagaimana pun, mereka adalah rakyat yang butuh pertolongan. Dan sekedar mengingatkan juga, sebagai rakyat kita juga harus patuh akan prosedur keselamatan yang sudah ditetapkan pemerintah.

Perihal diatas semoga menjadi pelajaran bagi pemda yang lain. Mengingat sebentar lagi akan ada arus mudik, semoga protokol pencegahan virus corona diatas kapal bisa lebih dimaksimalkan. Dan masalah ini jangan berlarut larut dan tidak terjadi lagi didaerah lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun