Mohon tunggu...
Fergusoo
Fergusoo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Spe Salvi Facti Sumus

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ngeri, Ini yang Akan Terjadi jika Herd Immunity Diterapkan

4 April 2020   22:14 Diperbarui: 4 April 2020   22:27 1224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Walaupun istilah herd immunity terdengar keren, namun dari balik makna kata tersebut, terdapat dampak yang berbahaya jika dicobakan untuk menanangani pandemi corona. Mengapa?"

Herd immunity adalah sistem pertahanan tubuh (imunitas) pada kelompok populasi yang kebal terhadap suatu penyakit. Herd immunity memungkinkan manusia untuk bisa selamat dari suatu penyakit dengan imunitas yang baik.

Sistem imunitas atau kekebalan tubuh manusia dibentuk melalui dua proses yaitu sistem imun yang dibentuk secara alamiah. Artinya diproduksi langsung oleh tubuh kita. Kedua, sistem imun yang dirangsang pembentukannya oleh vaksin.

Vaksin ialah zat yang dapat membantu sistem imun tubuh untuk kebal terhadap suatu penyakit. Kandungan vaksin itu sendiri ialah mikroba atau virus yang sudah dilemahkan atau sudah dimatikan.

Vaksin biasanya diberikan pada bayi untuk merangsang sistem imunitasnya. Hal ini bertujuan agar tubuh bayi bisa sehat tidak mudah terserang penyakit menular.

Seperti yang sudah diberitakan, penyakit menular virus corona saat ini belum ditemukan vaksin dan penawarnya. Alhasil saat pasien positif corona dirawat dirumah sakit, kemungkinan hasilnya ada dua, yaitu hidup atau mati.

Update kasus perkembangan virus corona didunia juga semakin hari semakin naik. Melansir laman kompas.com kasus virus corona sudah mencapai 1.013.709 kasus. Dari jumlah tersebut, sebanyak 212.015 orang dinyatakan sembuh, dan 52.975 orang meninggal dunia (4/4).

Sembari menunggu para ilmuwan menemukan panawar virus corona, herd immunity mulai diisukan dan disebut sebut sebagai alternatif lain dalam penanganan pandemi virus corona.

Konsep herd immunity sejatinya hanya mengandalkan kekebalan alamiah tubuh untuk melawan virus. Tubuh yang memproduksi antibodi harus berperang dengan virus corona ketika terinfeksi.

Ibaratnya, antibodi kita dan corona virus saling adu kekuatan didalam tubuh. Siapa yang menang dan bertahan, dialah pemenangnya. Jika menang maka tubuh kita akan hidup. Jika kalah maka tubuh kita akan mati.

Virus akan membelah diri secara aktif dari tubuh inangnya dan begitu pula antibodi. Antibodi yang dibentuk sel-sel tubuh akan merekam semua rute medan peperangan tersebut. 

Jika terekam dengan baik, maka sistem imun yang disintesis oleh sel-sel akan mengkode rantai demi rantai susunan DNA virus tersebut dan secara bertahap akan bisa melemahkan si virus. Dan pelan-pelan mereka akan mati.

Namun yang menjadi masalahnya adalah peluang percobaan ini sangat tinggi tingkat kegagalannya. Mengapa?

Menurut pars ahli kesehatan yang saya baca dari berbagai sumber, menyebutkan  bahwa kira-kira dibutuhkan 70% dari total jumlah populasi dulu yang harus menjadi kelinci percobaan untuk menguji apakah kekebalan alamiah manusia mampu melawan si virus corona.

Anggaplah jika herd immunity hari ini diterapkan. Maka mutlak akan banyak orang-orang yang tertular dan bisa-bisa rumah sakit akan penuh karena tenaga medis kewalahan menangani para pasien yang diindikasikan gagal dalam melawan virus corona. Sialnya, bisa jadi 30% yang tidak tertular juga akan tertular dan semakin banyak yang terinfeksi.

Kita juga tidak akan tahu kapan herd immunity bisa berhasil. Mengingat proses pembentukannya tidak bisa diprediksi dan diketahui oleh siapapun kecuali manusia memang benar-benar bisa selamat dari percobaan tersebut.

Jika kita proyeksikan dalam hitung-hitungan matematika maka kita akan menemukan hasil sebagai berikut: misalnya jumlah penduduk indonesia sebesar 271 jiwa (2020) maka dibutuhkan kurang lebih 189 juta orang (70%) yang harus terinfeksi virus corona.

Sedangkan jika kita melihat data persentase kematian virus corona di Indonesia yang mencapai 8,9% dari jumlah positif. Maka jika dihitung akan ada lebih dari 14 juta kematian yang akan kita hadapi.

Tentu sebanyak-banyaknya para relawan, influencer dan para buzzer jika kita kumpulkan, maka jumlahnya tidak akan mencapai angka tersebut. Dan sudah barang pasti mereka tidak akan mau dijadikan sebagai kelinci percobaan. Karena ini sudah termasuk dalam kategori genosida dan perampasan HAK UNTUK HIDUP.

Itu baru perhitungan kasar. Bagaimana dengan perhitungan bersihnya? Mungkin bisa lebih banyak manusia yang dikorbankan untuk pembentukan herd immunity ini.

Untuk saat sekarang, walaupun vaksin virus corona belum ditemukan dan obat-obat yang digunakan untuk terapi penyembuhan para pasien positid corona masih sebatas obat yang lama, pendekatan penanganan herd immunity sangat rawan jika ingin diterapkan.

Oleh karenanya, sebelum virus ini menginfeksi lebih banyak manusia, mari melakukan anjuran dan imbauan dari pemerintah agar tetap patuh dan disiplin dengan mengkarantina diri sendiri secara mandiri. Sembari kamu dirumah dan tidak berkumpul membentuk keramaian, kita dukung dan tunggu para ilmuwan agar segera bisa mendapatkan vaksin virus corona.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun