Mohon tunggu...
Fergusoo
Fergusoo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Spe Salvi Facti Sumus

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Skenario Tenaga Kesehatan Menghadapi ODP dan PDP Tanpa APD

3 April 2020   21:35 Diperbarui: 3 April 2020   21:56 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk memetakan dan menemukan orang dengan kategori ODP dan PDP petugas kesehatan yang dilapangan harus melakukan tracking secara aktif dan terorganisir.

Sampai disini, masalah tersebut tentu bak simalakama bagi tenaga kesehatan di puskesmas. Tenaga kesehatan yang dipuskesmas saat ini juga sedang dalam kegelisahan.  Karena sekian banyak dari mereka, masih ragu-ragu dan bingung bagaimana menangani para  ODP serta PDP ini.

Tentu ada rasa takut dan was-was jika para tenaga kesehatan ini diberi tugas dan wewenang untuk memeriksa para ODP dan PDP tersebut. Langkah kaki mereka berat karena tidak dibekali oleh dua hal.

Yang pertama adalah skill dan pengalaman untuk kontak langsung dengan pasien ODP maupun PDP. Yang kedua adalah mereka menggunakan atau bahkan tidak menggunakan seragam APD yang sesuai standar yang ditetapkan.

Skenario ini tentu sangat fatal jika dijalankan. Karena fakta menunjukan tenaga medis adalah orang yang sering terkena dampak negatif penanganan pasien infeksi corona.

Namun, mau tak mau, suka tidak suka ini adalah tanggung jawab tenaga kesehatan. Jujur saja sebenarnya tenaga kesehatan dipuskesmas banyak yang takut jika diberi mandat untuk memeriksa pasien ODP dan PDP tanpa APD.  

Alhasil karena didesak oleh tanggung jawab, bermodalkan bahan seadanya, tanggung jawab tetap ditunaikan. Jas hujan, sepatu boot dan kacamata renang, disulap menjadi APD siap pakai anti corona.

Alih-alih menunggu bantuan APD datang dari pemerintah, para perantau yang datang dari rantauan, Jakarta misalnya sudah lebih dulu masuk kekampung. Maju kena, mundur kena.

Oleh karena itu, jika tenaga kesehatan dan para influencer aktif bersuara agar masyarakat mau bersama berperang melawan corona itu bukan karena mereka ingin menakut-nakuti masyarakat. Namun hanya ingin memastikan keselamatan bersama. Kuncinya adalah tetap disiplin menjaga kesehatan dan melakukan imbauan dari pemerintah.

Prinsip pencegahan infeksi dipuskesmas sebenarnya juga menerapkan prinsip yang sama dengan yang diterapkan oleh rumah sakit yakni 3A. Apa itu?

Aman Diri, Aman Lingkungan dan Aman Pasien. Inilah simalakama yang dihadapi oleh tenaga kesehatan saat ini. Jika maju melayani, maka berpotensi tertular. Jika tidak melayani, maka dianggap lalai dan tidak patuh pada tanggung jawab serta sumpah setia sebagai abdi negara dan profesi. Point sumpah yang paling menohok itu adalah:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun