Mohon tunggu...
Fergusoo
Fergusoo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Spe Salvi Facti Sumus

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengkhawatirkan Virus Corona Masuk Desa

27 Maret 2020   13:02 Diperbarui: 27 Maret 2020   20:06 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi foto (pinterest.com)

Imbauan kepada peserta didik dan ibu-ibu rumah tangga untuk tetap menjaga perilaku hidup bersih dan sehat terus dilaksanakan. Penyemprotan disinfektan di tempat-tempat umum seperti masjid, gereja, pasar, sekolah, TK dan PAUD juga bisa membantu meningkatkan kebersihan lingkungan desa.

Kepala Desa dan Lintas Sektoral adalah palang pintu terakhir agar virus korona tidak masuk ke desa. Orang-orang desa yang begitu polos dan tak biasa hidup dengan pengkarantinaan dirumah bisa saja mau tak mau akan melakukannya jika pemimpinnya abai dan tidak perduli dengan masalah kesehatan ini.

Sudah cukuplah kita belajar bagaimana orang-orang yang menganggap remeh temeh kasus ini sekarang harus putar otak dan badan untuk mengobatinya dan tentu harus bertanggung jawab kepada keluarga yang menjadi korban.

Kita semua mencintai desa kita. Disana ada alam dan sejarah masa kecil yang tak akan terlupakan. Mari sama-sama kita jaga desa tidak tertular korona. Korona masuk ke desa bukan karena ada Dana Desa, tapi ia mencari tubuh yang bisa ia tempati untuk hidup.

Walaupun fasilitas di desa serba kekurangan. Tetapi masyarakat didesa bisa jika mau bersatu padu untuk memberantas virus korona. Kuncinya adalah pencegahan masuknya virus korona dengan tidak mudik ke kampung, pemeriksaan skrening untuk masyarkaat yang terduga ODP dan PDP serta membiasakan hidup bersih dan sehat untuk menjaga sistem imunitas tubuh.

Tak ada tubuh yang kebal dengan virus. Namun kita bisa mengendalikan dan membunuh virus itu dengan akal dan pikiran yang tertuang dalam satu tindakan yang nyata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun