Mohon tunggu...
Fergusoo
Fergusoo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Spe Salvi Facti Sumus

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengkhawatirkan Virus Corona Masuk Desa

27 Maret 2020   13:02 Diperbarui: 27 Maret 2020   20:06 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sampai di sini, peran serta pemda DKI dalam hal ini adalah Gubernur, dan Pemerintah Pusat dalam hal presiden, seyogyanya harus mengeluarkan kebijakan ekstra ketat untuk warga DKI Jakarta agak tak meninggalkan kota Jakarta dan mudik ke kampung halaman.

Tentu imbauan dari Gubermur Anies saja tidak  cukup kuat dan mampu agar menahan masyarakatnya untuk tidak keluar daerah apalagi mudik. Tetapi perlu peraturan hukum yang tegas dan mengikat kepada semua warga negara agar taat selama proses pengkarantinaan dirumah. Bukan hanya di Jakarta, tapi dikota-kota besar lainnya juga.

Karena dalam UU kita tidak mengenal istilah lockdown, maka kita bisa menerapkan karantina ketat atau modifikasi lockdown oleh pemerintah yang dibackup oleh unsur TNI, Polri serta otoritas terkait lainnya seperti PMI maupun BNPB. Hal ini semata mata agar masyarakat mau dan tunduk kepada instruksi tersebut.

Jika pemerintah ingin memberikan kelonggaran, maka warga yang ingin bepergian keluar daerah kemudian meninggalkan Jakarta atau daerah di mana ia dikarantina, ada baiknya mereka diperiksa terlebih dulu dengan rapid test korona.  

Sehingga pada saat mereka meninggalkan daerah tersebut, tubuh mereka benar-benar dalam keadaan yang sehat dan terbebas dari virus korona.

Dengan langkah pencegahan ini, tentu sumber pembawa virus korona masuk ke desa bisa kita reduksi secara berangsur-angsur dan selektif.

Namun bagaimana jika sudah ada warga desa yang baru saja tiba dari luar negeri atau luar daerah masuk ke desa?

Pemerintah daerah dengan dibantu oleh tim gugus percepatan pencegahan virus korona yang ada di puskesmas bisa melakukan skrening awal sesuai pedoman dari Kementerian Kesehatan.  Orang tersebut sebenarnya telah dinyatakan ODP. Karena mungkin saja ia adalah vektor yang membawa virus korona.

Setelah langkah utama diatas dilaksanakan maka yang selanjutnya kita lakukan adalah melakukan aksi promotif. Aksi promotif kesehatan bisa dilakuan dengan berbagai cara dan pendekatan sesuai dengan budaya masing-masing didesa.

Misalnya seperti di Papua. Kita bisa menggandeng kepala-kepala suku, pendeta/pastor, Imam masjod, guru dan tokoh setempat intuk sama-sama mencegah korona masuk desa. Dimulai dari menjelaskan tentang korona dan kontribusi apa yang dapat dilakukan oleh warga desa agar bisa terhindar dari pandemi ini.

Sebenarnya masyarakat desa sekarang tidak bodoh-bodoh amat lah tetapi yang buta huruf dan malas pusing itu yang sangat banyak dan sulit untuk diajak kerja sama dalam memutus mata rantai penularan covid-19. Tingkat kemampuan mereka dalam menganalisa informasi juga sangat jauh berbeda dengan masyarakat yang ada diperkotaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun