Mohon tunggu...
Fergusoo
Fergusoo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Spe Salvi Facti Sumus

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Anies dan Apresiasi Tenaga Medis

17 Maret 2020   14:55 Diperbarui: 18 Maret 2020   03:16 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wabah covid-19 memang telah menyandera kita semua. Anak-anak sekolah diliburkan, para pekerja bekerja dari rumah (work from home), pariwisata untuk sementara waktu ditutup dan transportasi massal juga akhirnya berangsur-angsur dikurangi.

Tujuan ini semata-mata untuk mengurangi kerumunan massal yang diduga dapat memicu penyebaran corona lebih cepat. Tak ayal fenomena yang disebut social distancing ini pun menimbulkan banyak kerugian dan kesenjangan sosial yang perlu kita sikapi bersama.

Sampai saat ini, wabah corona telah menyentuh 117 kasus secara nasional. Kota yang paling terdampak corona adalah DKI Jakarta.

Sebagai ibu kota negara, Jakarta memang menjadi pintu masuk utama para turis asing yang datang ke Indonesia. Hal ini terbukti dengan data yang telah dikeluarkan Tim Penanganan Khusus Pandemi covid-19 bahwa kota penyumbang terbesar korban corona berada dan berasal dari Jakarta.

Masalah ini sontak membuat Anies  Baswedan, Gubernur DKI Jakarta untuk mengambil kebijakan yang dianggap oleh beberapa kalangan, ia telah memanfaatkan situasi ini untuk panggung nasional 2024.

Di tengah gunjang-ganjing kebijakan Anies, saya rasa itu adalah ranah politik yang seharusnya tidak boleh terlalu dikedepankan. Keutamaan dari wabah ini adalah bagaimana penanganan pasien yang telah dinyatakan positif dan akan seperti apa pencegahannya sehingga tidak menularkan ke yang lain.

Walaupun topik ini paling populer untuk diangkat ke meja redaksi pemberitaan, sebagian manusia yang berprofesi sebagai tenaga medis malah diabaikan untuk didukung. Mereka jauh dan luput untuk diberikan dukung moral dan moril.

Sebagai pilar utama yang paling banyak berperan untuk menangani pasien positif corona, sejatinya mereka jugalah orang yang paling rentan untuk tertular. Misalnya saja saat perawat atau dokter melakukan cek tekanan darah, suhu tubuh, dan mendengar denyut jantung menggunakan stetoskop.

Tindakan ini sebenarnya adalah proses awal mula yang dapat menjangkitinya. Penyataan ini juga senada dengan apa yang disampaikan oleh Anies, Gubernur Jakarta beberapa waktu silam.

Menurut Anies dalam laman Tirto.id, tenaga Medis adalah kelompok yang paling tentan terinfeksi virus corona. Hal tersebut karena mereka adalah garda terdepan dalam penanganan pasien dirumah sakit, faskes dan klinik.

Tenaga medis yang telah menjadi korban corona juga telah ada. Melansir CNN Indonesia, tenaga medis yang meninggal karena covid-19 di Jakarta berasal dari provinsi Jawa Barat adalah seorang perawat. Hal tersebut disebabkan karena melakukan kontak langsung dengan pasien positif corona.

Walaupun identitasnya tidak diungkap kepublik, namun saya percaya bahwa almarhum telah gugur dengan misi yang mulia. Tidak seperti mereka yang hanya mencari muka dan mengambil keuntungan dari pandemi ini.

Lalu dengan apa akan kita apresiasi kerja-kerja keras mereka?
Sejauh ini, beberapa pemimpin nasional termasuk Jokowi dan pemerintah provinsi lain belum menyinggung lebih dalam tentang pekerjaan mulia tenaga medis dalam memberantas corona.

Barulah Gubernur Jakarta, Anies Baswedan yang memprakarsai apresiasi dari semua tenaga medis di Jakarta untuk terus memberikan pelayanan yang semaksimal mungkin kepada seluruh warga yang membutuhkan pengobatan.

Mengutip Tempo.co, Anies mengatakan bahwa "Saya ingin menyampaikan kepada semuanya bahwa saat ini para petugas medis baik dokter maupun perawat, mereka mengalami beban pekerjaan yang tidak kecil, yang amat besar."

Pernyataannya ini ia buktikan dan jawab dengan memberikan insentif kepada tenaga medis yang telah berjibaku memberantas corona.
Dalam laman Tirto.id, Anies mengucurkan insentif sebesar 215 ribu/hari bagi tenaga medis dan tenaga penunjang. Jumlah Rp215 ribu, kata dia, merupakan angka tertinggi yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta kepada para tenaga medis.

Menurutnya "Kami memberikan dalam angka yang tertinggi sebagai wujud penghormatan kami kepada tim medis dan semua pribadi-pribadi yang terlibat di dalam penanganan COVID-19 di Jakarta".

Apa yang telah dilakukan oleh Anies patut untuk kita berikan pujian. Bukan berarti pujian ini adalah sebagai bentuk dukungan politik kepadanya. Namun kita sebagai masyarakat memang harus benar-benar mendukung pemimpin daerah  atas kebijakan dan penghormatannya kepada tenaga medis yang sudah berbuat banyak dalam persoalan ini.

Kebijakan ini juga sepatutnya ditiru oleh daerah lain dan alangkah baiknya juga oleh pemerintah pusat.

Dokter, perawat dan tenaga kesehatan lainnya juga adalah seorang manusia. Mereka juga bisa terjangkiti virus atas resiko pekerjaannya. Mereka sekarang sedang berada dilini depan peperangan melawan corona.

Keluarga mereka tinggal demi misi kemanusian ini. Jangan lagi kita ribut soal politik meluluh. Sekali lagi, turunkan lah hawa nafsu politik itu. Cobalah untuk melihat ke arah yang lebih sensitif dan yang paling kita perlu lakukan menggunakan hati nurani.

Yang saat ini terjadi adalah pelajaran bagi kita semua khususnya pemimpin. Karena pemimpin memiliki kebijakan dan arahan yang sangat ditunggu-tunggu oleh semua lapisan masyarkat.

Dan untuk tenaga medis dan tenaga penunjang kesehatan, semoga pengabdianmu bernilai ibadah walau kalian acapkali dilupa negara. Terima kasih kami ucapkan untuk kalian semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun