Dari video dan foto yang direkam oleh A, nampak jelas bahwa wanita yang berbaju biru dongker itu sedang dalam keadaan setengah bugil. Ia tak mengenakan celana. Hanya tersisa baju yang terbuka dan membelah diarea dada serta jilbab yang menutup kepala.
Dan yang lebih parah lagi sang pria. Karena tak kuat menahan amukan massa, ia terpaksa buru-buru mengenakan celana dan bajunya. Namun sayang, lelehannya yang sudah terlanjur ia produksi itu, menetes dimana-mana, termasuk disekitar wajah dan paha sang wanita. Sedangkan sang wanita, meninggalkan celana dalam dan bra yang ia gunakan itu didalam mobil karena sudah takut jika saja diamuk massa.
Karena kerumunan massa yang mulai sesak dan takut terjadi penghakiman sepihak, saya dengan segera menghubungi pihak keamanan bandara.
Kemudian, sekelompok pria berbadan tegap berpakaian lengkap datang menghampiri kami. Dengan satu instruksi, ia membubarkan kerumunan massa itu.
Sesampainya disana, petugas keamanan bandara yang terdiri dari 3 orang anggota Polri dan 2 orang anggota POM TNI AU langsung meminta kepada dua orang yang belum ditahu nama dan identitasnya itu untuk keluar. Mereka diamankan dan dibawa ke ruangan keamanan bandara.
Dari keterangan anggota keamanan bandara kepada masyarakat yang masih menunggu disitu, "Mereka bukan sepasang suami istri. Si pria adalah kekasih dari wanita tersebut. Si wanita ingin berangkat keluar kota dengan menumpang pesawat sedangkan si pria tujuannya hanya mengantarkan kekasihnya ini. Sebelum berangkat, mereka melakukan hubungan seks lebih dulu".
Mereka pun diamankan. Barang bukti yang disita berupa handphone, mobil, bra dan celana dalam wanita itu serta lelehan pria yang dimasukkan kedalam plastik klip. Serta video yang merekam aksi mantap-mantap mereka ini juga diamankan guna mencegah hoaks dan menutup tersebarnya video itu ke khalayak ramai.
Akhirnya misteri mobil bergoyang disiang bolong terpecahkan. Terima kasih kepada bapak Anton dan teman-temannya yang sudah membuktikan hal ihwal tersebut. Tanda tanya dan keresahan kami pun terjawab. Masyarakat kemudian membubarkan diri. Dan si pria maupun wanita itu digiring ke Polres terdekat untuk dimintai keterangan lebih lanjut dan menghindari bahaya yang mungkin saja timbul dari aktivitas mereka itu.
