Mohon tunggu...
Fergusoo
Fergusoo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Spe Salvi Facti Sumus

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

4 Pesan Strategis Kesehatan dari Jokowi, Nusantara Sehat Harus Siap!

26 Februari 2020   17:38 Diperbarui: 26 Februari 2020   17:40 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi foto (dokumen pribadi)

Isu kesehatan adalah momok yang paling mengkhawatirkan bukan hanya untuk individu, keluarga dan masyarakat. Namun juga bagi pemerintah. Sebagai negara dan bangsa, pemerintah memiliki tanggung jawab penuh dalam menjamin kesehatan warga negaranya. Sebab kesehatan adalah nodal dasar dari sebuah pembangunan dalam era kemajuan seperti saat ini.

Presiden Jokowi sebagai kepala negara dan kepala pemrintahan, telah memiliki rencana kerja khususnya pada bidang kesehatan. Seperti yang telah kita ketahui sebelumnya, trend pembangunan kesehatan Indonesia saat ini lebih menyasar pada kegiatan preventif dan promotif.

Meskipun hal ini telah dilakukan, namun langkah tersebut dirasa belum cukup untuk terus mengawal pembangunan kesehatan. Sebagai otoritas tertinggi dalam pembangunan kesehatan, Kementerian Kesehatan sebagai pelaksana tugas dalam visi ini sedang mengemban beban yang berat.

Menteri Kesehatan, dr. Terawan Agus Putranto yang merupakan suksesor dari pendahulunya dr. Nila F. Moeloek diyakini mampu menjadi penerus kerja-kerja tersebut.  Dalam bidang pembangunan kesehatan, Kementerian Kesehatan telah banyak bersinergi dengan lembaga terkait baik pusat maupun didaerah untuk sama-sama menjadi bagian tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Program unggulan ini diantaranya ialah Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan didaerah Terpencil, Perbatasan, dan Kepulauan (DTPK) atau yang dikenal dengan Nusantara Sehat. Hal ini diusung sebagai modal dasar penyelenggaran kesehatan yang berkeadilan. Keadilan yang dimaksud ialah agar daerah-daerah yang terluar, tertinggal dan terisolasi juga bisa turut serta merasakan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Oleh karena itu, sistem jemput bola adalah hal yang tak bisa ditawar-rawar lagi.

Mengirimkan tenaga kesehatan didaerah-daerah yang masih kekurangan tenaga kesehatan (Nakes) ini merupakan sebuah terobosan dan alternatif baru pemecahan masalah kesehatan yang terjadi seperti persalianan yang tidak ditolong nakes, imunisasi tidak lengkap, penanganan pasien jiwa, stunting, TBC dan masih banyak lagi.

Berjalannya Program Nusantara Sehat sebagai tangan panjang dan agent of change kementerian kesehatan didaerah dirasa telah banyak membantu masyarakat. Hal tersebut dibuktikan dimana adanya angka penurunan Angka kematian Ibu dan Bayi, penurunan Angka Stunting dan Tingkat pelayanan kesehatan yang semakin berkualitas yang dimana sejumlah Puskesmas telah diisi oleh semua jenis tenaga kesehatan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Hal ini juga ditunjukan dengan meningkatnya tingkat kunjungan masyarakat ke Puskesmas.

Namun dari sekian prestasi itu, pemerintah nyatanya masih terus mengawal pembangunan kesehatan yang berkelanjutan. Dalam sela-sela pertemuan Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) 2020 di Jakarta, Menkes menyampaikan empat pesan strategis kesehatan yang diterimanya dari Presiden Joko Widodo. Adapun 4 point tersebut yaitu   penurunan angka Stunting, Angka Kematian Ibu dan Bayi, perbaikan pengelolaan Sistem JKN dan penguatan pelayanan kesehatan, serta obat dan alat kesehatan.

Strategi pengentasan permasalahan ini umumnya telah disiapkan dan dikerjakan telah lama. Namun tentu saja akselerasi dalam menyelesaikan 4 permasalahan ini bisa segera diatasi dan dikendalikan . Dalam pidatonya itu, saya menangkap satu kata kunci yang menjadi kunci kesuksesan tersebut. Menurut dr. Terawan, kolaborasi adalah point utama dalam menyeelesaikan permsalahan kesehatan yang dimaksud.

Nusantara sehat sebagai tenaga kesehatan yang dikirim kedaerah pelosok merupakan pilar dari ketercapaian pelaksanaan 4 masalah kesehatan tersebut. Sedangkan tugas Menteri dan jajarannya berada dalam level atas yaitu  kolaborasi antar lembaga terkait.

Misalnya saja bagaimana Nusantara Sehat mampu menurunkan angka kematian ibu dan bayi dengan melakukan kegiatan-kegiatan preventif dan promotif seperti pelaksanaan kelas ibu hamil, sweeping ibu hamil dan menjangkau desa desa yang belum dan kekurangan tenaga bidan.

Kemudian bagaimana tenaga gizi mampu berinovasi dengan memanfaatkan pengolahan makanan lokal sebagai sebuah alternatif dalam memanfaatkan kearifan lokal untuk mencegah stunting, gizi buruk dan gizi kurang pada balita. Aksi reaksi tenaga gizi nusantara sehat ini tentunya juga ingin memantik terciptanya pemberdayaan masyarakat yang mampu mengasuh bayi dan balita secara benar. Misalnya bagaimana pendampingan pemberian ASI selama 6 bulan, mengaktifkan ibu dan ayah untuk mengikuti posyandu bayi balita, mengajarkan pola asuh anak secara benar dan membangun keluarga sehat dengan melakukan germas.

Edukasi yang penting juga dilakukan ialah bagaimana masyarakat mampu memahami obat dengan Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat. Selama ini masyarakat mengaku mahal membeli obat akibat kurangnya informasi yang mereka dapatkan. Oleh karena itu edukasi dan promosi tentang penggunaan obat yang baik, aman dan murah bisa diterima di apotek puskesmas secara cuma-cuma.

Disamping memberikan pelayanan dan pemberdayaan kesehatan yang mandiri, Nusantara Sehat juga mampu menjadi lidah untuk menyampaikan program-program pemerintah seperti pemberian jaminan akses pelayanan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu melalui pemberian bantuan iuran program JKN oleh pemerintah. Sehingga tingkat kepesertaan pengguna JKN semakin meningkat dan masyarakat bisa mengakses pelayanan kesehatan yang berkualitas. Kualitas ini dibuktikan dengan adanya akreditasi puskesmas secara berkala demi menjamin mutu dan pelayanan kepada masyarakat.

Semua ini semata mata adalah kerja nyata untuk memberikan dampak yang luar biasa. Mengingat kejadian kasus stunting serta kematian ibu dan bayi sering terjadi didaerah rawan yang kurang tenaga kesehatan dan daerah pelosok yang masih minim akan pendidikan kesehatan.

Selain bekerja dilapangan, nusantara sehat juga mampu bersinergi dengan kepala kepala desa setempat. Memang perlu kita sadari bahwa, ketercapaian penanganan kesehatan dimasyarakat perlu interaksi dan kerja sama antar semua lini. Kepala Desa sebagai Kuasa Pengguna Anggaran Desa setidaknya harus mengalokasikan 10 persen dana desanya untuk pembangunan kesehatan. Misalnya saja pemberian Makananan Tambahan bagi keluarga miskin dan ekonomi lemah atau pembagian jamban gratis untuk penanganan sanitasi yang masih buruk.

Jika kita melalukan cross vertikal, maka kelihatan bahwa Kementrian Kesehatan mengadvokasi Kementerian Desa agar mau menuangkan  regulasi penganggaran dana desa khusunya bidang kesehatan. Sehingga dana desa tidak hanya untuk pembangunan fisik atau ekonomi namun juga turut serta dalam pembangunan kesehatan. Dari bawah, nusantara sehat menjadi suksesor hasil-hasil advokasi itu sehingga Dana Desa terkawal dan teralokasi sesuai yang kita harapakan.

Kolaborasi dan sinergitivitas ini merupakan cikal bakal yang harus terus kita lakukan. Mengingat pekerjaan ini adAlah PR besar bagi kita semua, khususnya  tenaga kesehatan yang telah disumpah dan saat ini tergabung dalam Program Nusantara Sehat. Mengutip laman kompas.com, "Kolaborasi ini dirasakan sangat berperan penting mengingat intervensi spesifik yang menjadi tanggungjawab Kementerian Kesehatan hanya berkontribusi sebesar 30% dalam penanganan stunting, sedangkan 70 persen merupakan kontribusi dari multisektoral dalam bentuk intervensi sensitif," kata dr. Terawan.

Dari data ini terlihat bahwa peran multisektoral dan penggerak yang berada dibawah bagaikan mur yang menguatkan pila-pilar besi. Sehingga peran dan kesiapan Nusantara Sehat harus terus berpacu demi menjawab empat pesan strategis tersebut.

Setiap langkah kecil yang dikolaborasikan secara sinergi akan menghasilkan hasil yang besar. Nusantara sehat siap sedia menjawab tantangan tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun