Dunia mencatat dan mengakui bahwa Indonesia adalah negara yang memiliki begitu banyak kekayaan budaya. Budaya-budaya yang ada ini pun juga telah banyak mendapatkan anugerah dan pengakuan kedaulatan sebagai salah satu dari sekian banyak warisan dunia. Salah satunya ialah tradisi dalam memperlakukan hewan.
Misalnya bagaimana masyarakat suku Tana Toraja, khususnya yang berada dibagian pedalaman Toraja Utara rela menyembelih puluhan bahkan ratusan ekor kerbau hanya demi sebuah pemakaman adat.Â
Hasilnya, semua dibayar dengan semangat gotong royong keluarga yang berduka untuk berusaha tidak hanya sebagai penghormatan kepada mendiang yang berpulang ke Puang Matua, namun juga sebagai sebuah semangat untuk merawat warisan nenek moyang yang jika bukan anak anak asli Toraja yang merawatnya, lalu siapa lagi?
Tana Toraja adalah salah satu contoh kecil dari satu daerah yang menghargai dan mengistemewakan hewan. Masih ada beberapa daerah lain seperti NTT, Manado, Bali, Sumba, Papua dan daerah lain.
Nah, artikel ini erat kaitannya dengan sebuah fenoemena sosial yang kini terjadi di Sumatera Utara. Kita semua tahu, Kota Medan sebagai pusat dan inti dari Provinsi Sumatera ini diisi oleh beragam suku dan agama.Â
Beberapa waktu yang lalu, tepatnya liburan natal tahun 2019, saya mengunjungi kota Medan dan menjelajahi sekitar kota Medan, Prapat, Danau Toba, dan daerah ketinggian di Berastagi.
Selama liburan disana, saya sempat terkejut terheran-heran bagaimana daging babi dapat dijual bebas disekitar wilayah kota medan yang  jumlah penduduk muslimnya sangat terbilang banyak.Â
Satu hal yang istimewa lagi adalah begitu banyak rumah makan yang menjual aneka jajanan olahan babi. Satu yang terkenal ialah daging babi panggang karo (BPK). Rasanyaa??? Mmm......
Saat ini masyarakat yang berada di provinsi sumatera utara tengah meradang dengan adanya wacana dari Gubernur Provinsi Sumatera Utara untuk memusnahkan babi.
Alhasil wacana itu disambut dengan aksi demonstrasi besar-besaran yang hari ini digelar. Ratusan orang turun kejalan untuk memprotes hal tesebut.
Lantas, apa yang membuat warga kota medan kemudian ramai ramai turun kejalan dalam menyikapi hal ini?Â