Mohon tunggu...
Fergusoo
Fergusoo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Spe Salvi Facti Sumus

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bukan Hanya Sekadar Obat

19 November 2019   10:20 Diperbarui: 19 November 2019   10:31 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beberapa contoh obat yang sering dikonsumsi oleh masyarakata (Sumber Foto: Dok. Pribadi)

Disuatu sore, yang indah. Ibu menyuruhku membeli obat di warung dekat rumah."
Me : mama mau dibeliin obat apa??
Mama : yg bungkusaannya kayak gini yah nak.
Me: Oke ma. Duitnyaa.. Ehehe
Langkah kaki tetap berayun menuju warung. Sampai dan kuberi salam kepada bapak tua itu

Me: pak,, salamualikumm..
Pak : salaam. Mo carii apaa lu beduuu??
Me : cari obat yg kayak gini pak. Tanganku menyerahkan bungkusan obat yang lecek seraya bertanya, Adaa nggak pak?
Pak : adaa.. Sbar yah. Ini duu obatnyaa. Buat siapaa du??
Me : buat mama pak. Makasih yah pak.
Pak : oke duu. Sama sama

Apa yang pembaca dapat dari sepenggal kisah ini? Apakah pembaca, mungkin bukan sekarang, dimasa lampau pernah melakukannya??
Tahan jawaban anda. Mari kita uraai.
Seuntai cerita hidup diatas, bukanlah hal yang baru. Dulu, saya dan mungkin juga beberapa pembaca, kita pernah melakukan hal yang sama. Yaah apa ituu??

Kita kurang mawas diri mengenai obat.
Memang obat itu apa sih?? Kan obat kalau dijual brrti udah aman dong dikonsumsi?? Hiyaaakannn???
Yah. Anggapan diatas tak bisa kita sebut salah. Karena sejatinya. Masyarakat pada umumnya memang kurang mawas diri dan minim informasi mengenai obat.

Pertanyaan yang kemudiaan timbul adalah sudah seberapa paham kah kita mengenai obat?

Obat adalah bahan atau paduan bahan (kimia sintetik atau bahan alam) yang berfungsi untuk memulihkan keadaan seseorang, menyembuhkan, mengurangi rasa sakit, mencegah penyakit dan memelihara kesehatan tubuh. Jadi, secara garis besar obat bukan komoditi atau barang yang main main. Obat digunkan dan dikonsumsi oleh tubuh. Mengalami serangkaian proses yang panjang kadang juga beberapa obat membutuhkan waktu yang cepat diserap oleh tubuh sehingga menimbulkan sebuah efek atau pengaruh.

Dewasa ini, masyarakat kita dalam kategori yang KURANG CERMAT dalam memahami arti penting obat. Obat bak permen atau cemilan yang bisa kita peroleh dimana saja, konsumsi kapan saja dan kita buang sesuka hati kita. Ini adalah salah satu bentuk penyimpangan dari sebuah pehaman yang salah dan kurang. Alhasil penggunaan obat dimasyarakat bebas dan tidak mengikuti kaidah kelimuaan yang sepatutnya harus dilakukan. Jadi sebagai masyarakat awam dan golongan masyarakat abangan yang belum memahami obat perlu dan disarankan untuk dapat menggunakan obat secara rasional. Kita harus paham dan awas sebelum menengguk obat.

Penggunaan obat secara rasional dalam kaidah praktik kefarmasian klinis mengikuti aspek 7 T. Yang dimaksud dari 7 T yaitu Tepat diagnosis, Tepat Indikasi, Tepat Penggunaan, Tepat cara pemberian, Tepat dosis , Tepat Interval waktu pemberian, Tepat Lama Pemberian. Ketujuh aspek ini diharapkan mampu mengilhami masyarakat sewaktu mendapatkan obat. Dari sisi ini masyarakat harus mampu dan tahu dalam mendapatkan hak nya ketika mendapatkan obat. Dari ke 7 unsur ini, mana yang belum dan sudah kita lakukan sahabat pembaca??? Adakah kita sama sekali acuh dan abai mengenai aspek ini?? Atau terlalu teoritis hingga kita malah tersesat dalam sebuah kesesatan makna??

Kembali lagi kepercakapan diatas, Beddu yang disuruh ibunya membeli obat diwarung dengan contoh bungkusan yang berwarna demikiaan. Beddu dengan polosnya mengiyakan dan melakukannya. Apakah beddu salah?? Lalu bagaimana dengan sang penjual. Menurut anda apakah warung dan sang penjual memiliki kompetensi dan layak dalam menjual dan memberikan penjelasan tentang obat??
Bagaimana jika obat yang diberikan oleh sang penjual ternyata obat palsu? Apakah itu tidak berbahaya bagi ibu beddu?? Tentu itu mengancam kesehatan ibu beddu. Bukannya malah sehat, ternyata malah menambah masalah baru.

Hal hal kecil diatas tentunya kita tidak harapkan untuk terjadi. Tentunya kita ingin menempatkan kesehatan sebagai hal paling prioritas kehidupan kita. Tak ingin hal itu terjadi, solusinya adalah dengan DAGUSIBU. Apa itu DAGUSIBU?

DAGUSIBU oleh IAI (Sumber foto: IAI)
DAGUSIBU oleh IAI (Sumber foto: IAI)
DAGUSIBU adalah sebuah akronim yang dipopulerkan oleh IKATAN APOTEKER INDONESIA (IAI) sebagai solusi jitu dalam menghadapi permasalahan krisis pemahaman tentang obat. Maksud dari DAGUSIBU adalah DApatkan, GUnakan,SImpan, dan BUang obat dengan benar. Ayoo mari kita simaak!!!

1. Dimana mendapatkan obat yang benar???
Obat yang asli dan sesuai resep dokter dapat bapak ibu dapatkan di Apotek berizin, Puskesmas, Klinik dan Rumah Sakit. Mengapa bukan diwarung? Sesuai dengan anjuran BPOM dan KEMENKES, obat yang asli dan aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat dapat ditemukan difasilitas kesehatan yang penulis sebutkan diatas.

Hal ini disebabkan karena warung atau kios toserba tidak memenuhi standar dalam etika praktik kesehatan. Mengingat dampak dan bahayanya maka perlu pengawasan mengenai pendistribusian obat. Obat-obatan tertentu tidak boleh diperjualbelikan secara bebas diwarung. Jika melihat kejauh lagi, sang penjual tidak memiliki kompeten yang memadai untuk melakukan pelayanan yang seharusnya dilaksanakan. Perihal ini tentunya menyalahi etika pelayanan kesehatan. Dan tentunya bapak ibu menginginkan pelayanan kesehatan yang berkualitas bukan??? Walaupun itu hanya sekedar mendapatkan obat.

Difasilitas kesehatan resmi yang dikelola oleh swasta atau pemerintah, masyarakat dilayani oleh tenaga kesehatan yang profesioanal dibidangnya yaitu Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian yang berkompeten untuk menyiapkan dan melayani kebutuhan bapak ibu sekalian. Sehingga kualitas dan jaminan dari obat yang bapak ibu dapatkan bermutu tinggi sesuai dengan standar.

2. Bagaimana menggunakan obat dengan baik???
Cara menggunakan obat yang benar yaitu harus sesuai dengan etiket atau wadah yang tertulis pada kemasan luar obat. Penggunaan antibiotik harus dihabiskan. Dan untuk penggunaan obat obat khusus seperti tetes mata, tetes telinga, tetes hidung, suppositoria (melalui anus) bapak ibu harus menanyakan kepada apoteker atau tenaga kesehatan tempat bapak ibu dilayani.

Hal ini untuk meminimalisir penyalahgunaan obat yang tidak dinginkan. Misalnya obat yang dikonsumsi sebelum makan, malah dikonsumsi sesudah makan. Obat salep kulit malah diminum bersama tablet. Antibiotik yang harusnya dihabiskan, malah bersisa sehingga memicu terjadinya resistensi mikroba pada tubuh anda.

Penggunaan obat yang benar dapat mengurangi efek samping obat yang mungkin saja terjadi. Contohnya penggunaan obat tradisonal yang dikonsumsi bersamaan dengan obat-obatan kimia sintetik. Hal ini sangat tidak dianjurkan mengingat keduanya adalah obat yang jenisnya berbeda. Berikan rentang waktu yang cukup 2 - 3 jam ketika ingin mengkonsumsi obat secara bersamaan.

3. Bagaimana menyimpan obat yang benar?
Menyimpan obat tidak sama ketika kita menyimpan kenangan bersama mantan atau menyimpan barang sejenisnya. Eheheh..
Obat pada umumnya disimpan pada ruang tertutup, sejuk, kering dan terlindung dari cahaya matahari langsung. Penyimpanan obat juga harus jauh dari jangkauan anak anak. Sehingga obat tetap aman dan kualitasnya tetap terjaga ketika telah berada ditangan anda.

4. Bagaimana membuang obat yang benar???
Perhatikan setiap obat yang telah bapak ibu konsumsi dan disimpan dalam waktu yang cukup lama. Jika waktu kadaluwarsa obat (expired date) telah tiba, maka silahkan bapak ibu buang. Membuang obat juga ada etikanya, tapi tidak sepahit membuang kenangan bersama mantan. Hehehe. Hal ini untuk mencegah hal hal yang berbahaya.

Misalnya obat telah kadaluwarsa namun tetap dikonsumsi, obat yang sudah dibuang kemudian dipungut lagi dan dikonsumsi oleh orang lain atau bahkan keluarga kita sendiri. Serta untuk mencegah pencemaran lingkungan, mengingat obat mengandung bahan kimia.

Nah bagaimana sahabat pembaca kompasiana??? Sudah paham kan dengan DAGUSIBU. Jadi mendapatkan, menggunakan, menyimpan dan membuang obat harus dengan benar. Apalagi kita menyongsong pergantian musim. Didaerah saya, angin kencang dan awan mendung menandai akhirnya perjalanan panjang musim kemarau.

Tentunya tubuh kita harus siap menerima perubahan musim ini. Untuk menghadapinya mari siapkan jaga kesehatan kita agar tidak mudah sakit dengan olahraga teratur dan menjaga pola hidup sehat. Jika perlu, konsumsi lah multivitamin sebagai pelengkap kebutuhan nutrisi harian anda.

Memang melakukannya tidak mudah, namun mari membiasakan yang benar, bukan membenarkan yang biasa. Sampai bertemu diartikel artikel saya selanjutnya..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun