Pantauan awak media ini, Pembelajaran Jarak Jauh atau Pembelajaran Kelas Jauh di Dusun Kayumas, Desa Kayumas, Kecamatan Arjasa yang ditempatkan di Mushola milik Suparjan kurang lebih 50 siswa yang mengikuti kegiatan Pembelajaran Kelas Jauh hanya beralaskan karpet.
"Hati saya menjadi tergugah ketika bertemu dengan seorang anak yang sudah putus sekolah. Ketika saya tanyakan kepada ibu kandungnya, dia putus sekolah karena dia bekerja sebagai buruh kebun demi membantu dan menopang perekonomian orang tuanya," ucapnya.
Bukan hanya itu saja yang dikatakan Suparjan, pemilik Mushola itu pun juga menjelaskan bahwa, dengan ruang yang sangat terbatas tersebut, dirinya berharap ada donatur atau pihak terkait yang bisa membantu fasilitas gedung untuk proses belajar mengajar serta akses jalan jika musim hujan sangat licin.
"Kami akan menyiapkan tanah jika ada donatur atau pihak terkait membantu gedung untuk proses belajar mengajar Pendidikan Kelas Jauh ini, dan kami juga berharap, PKH untuk siswa-siswi di sini dapat diaktifkan kembali," pungkasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H