Pada masa ketika Indonesia sudah memproklamirkan diri sebagai negara yang merdeka, lanjut Bung Karna, santri juga tidak absen. Salah satunya, KH. Wahid Hasyim, ayah KH Abdurrahman Wahid, beliau adalah salah satu santri yang terlibat secara aktif dalam pemerintahan di awal-awal kemerdekaan. KH. Wahid Hasyim, bersama santri-santri dan tokoh-tokoh agama lainnya turut memperjuangkan kemaslahatan umat agama-agama di Indonesia.
"Pasca kemerdekaan Indonesia, santri lebih semangat lagi memenuhi panggilan Ibu Pertiwi. Mereka tidak asyik dengan dirinya sendiri, tetapi terlibat secara aktif di dunia perpolitikan, pendidikan, sosial, ekonomi dan ilmu pengetahuan serta agama. Catatan-catatan di atas menunjukkan bahwa santri dengan segala kemampuannya bisa menjadi apa saja," beber Bupati membacakan amanat Menteri Agama RI.
Peringatan Hari Santri bukan hanya milik santri saja, lanjut Bung Karna. Tetapi, hari santri milik semua komponen bangsa yang mencintai tanah air, milik mereka yang memiliki keteguhan dalam menjunjung nilai-nilai kebangsaan. Oleh karena itu, seluruh masyarakat Indonesia, apapun latar belakangnya untuk turut serta ikut merayakan Hari Santri. Merayakan dengan cara napak tilas perjuangan santri menjaga martabat kemanusiaan untuk Indonesia.
"Melalui momentum upacara Peringatan Hari Santri Tahun 2022 ini, mari kita bersama-sama mendoakan para pahlawan terutama dari kalangan ulama, kiai, santri yang telah syahid di medan perang demi kemaslahatan bangsa dan agama. Semoga arwah para pahlawan bangsa ditempatkan yang terbaik di sisi Allah SWT Amin," pungkas nya. (Tim)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H