Mohon tunggu...
Sony Hartono
Sony Hartono Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang Pria Yang Hobi Menulis

Kutulis apa yang membuncah di pikiranku

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

[Perhatian] Hari Senin Jangan Berwisata ke Jakarta!

7 Januari 2015   17:00 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:38 7050
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_389053" align="aligncenter" width="420" caption="Papan Pengumuman Hari dan Jam Buka Monas (dok. pribadi)"][/caption]

Sudah dua tahun ini ketika libur akhir tahun, kami sekeluarga biasanya ke Jakarta. Bukan sekedar liburan melainkan juga menengok rumah yang sudah hampir tiga tahun ini kutinggalkan karena aku harus bertugas di Balikpapan sedangkan istri dan anakku di Tulungagung Jawa TImur. Ketika libur akhir tahun itu tiba, rasa bungah hati ini tidak bisa ditutupi.

Sabtu, 20 Desember 2014 sore hari kami pun naik KA Gajayana dari Stasiun Tulungagung ke Jakarta. Sebenarnya rumahku nggak di Jakarta, melainkan di Tangerang Selatan. Kami sudah menyusun rencana  selama di Jakarta kurang lebih 5 hari, salah satunya kami mau mengajak si kecil Manggala untuk jalan-jalan ke Monas dan Kota Tua.

Senin pagi tanggal 22 Desember 2014 cukup cerah, cocok lah rencana hari pertama jalan-jalan di Jakarta kami mulai. Sekiranya jam berangkat kantor para pegawai sudah lewat, kira-kira pukul 9 pagi, kami pun ke Stasiun Sudimara, Tangsel untuk naik KRL menuju Tanah Abang. Rencananya dari Tanah Abang kami mau naik Taksi ke Monas, tapi melihat begitu padatnya kemacetan di luar Stasiun Tanah Abang, kuurungkan niat untuk naik Taksi. Kuputuskan seketika itu juga, kulanjutkan perjalanan kami naik KRL Jurusan Manggarai, kami pun turun ke Stasiun Sudirman. Dari Sudirman tadinya kami mau naik transjakarta eh ternyata aku baru sadar kalau Halte terdekat ada di dekat Grand Indonesia, lumayan jauh coy jalan kakinya, kalau aku sendirian sih nggak masalah, tapi aku kasihan juga sama si kecil, terik pula saat itu cuaca di Jakarta. Kami akhirnya naik taksi menuju Monas…..

Sesampainya di gerbang Monas, sudah riuh dengan para pengunjung yang ingin masuk, tapi aku agak curiga, kok gerbangnya masih ditutup ya, kutanyakan kepada Pak Sopir Taksi “ Benar gerbang ini ya Pak yang dibuka, bukan yang gerbang lainnya? Kok masih tutup ya?”

“Benar kok mas, nanti coba aja mendekat kesitu mas!”, jawabnya singkat.

Kami langkahkan kaki menuju pintu gerbang monas, dalam pikiranku sudah nggak enak “jangan-jangan hari ini tutup”. Ternyata dugaanku benar, di gerbang itu ada tulisan bahwa setiap hari senin, Monas ditutup untuk kunjungan wisata. Oh No…. udah jauh-jauh ke situ, cuma bisa liat Monas dari luar gerbang. Kudekati seorang petugas keamanan Monas di dekat Pintu Gerbang, mencoba mengiba agar  kami diperbolehkan masuk di dekat gerbang saja sekedar untuk bisa berfoto dengan latar belakang Monas karena Kami sudah datang dari jauh. Ternyata aku tidak jago mengiba, alhasil si Petugas tetap bersikukuh untuk tidak mengizinkan kami masuk semenit pun. Aku maklum juga sih dengan si Petugas, kalau kami diizinkan pasti pengunjung lain ingin masuk juga….. Akhirnya Manggala pun kupotret dengan latar belakang Monas plus pintu gerbangnya, kayak di penjara saja, oh kasihannya…..

[caption id="attachment_389054" align="aligncenter" width="300" caption="Manggala Berpose di depan Gerbang Monas (dok. pribadi)"]

142059892770984069
142059892770984069
[/caption]

Nggak mau berlama-lama meratapi ‘nasib’, kami pun langsung manggil Bajaj ke halte Busway Harmoni untuk menuju Kota Tua  dengan Transjakarta. Untungnya untuk jurusan Transjakarta jurusan Blok M – Kota tidak banyak antreannya, tidak sampai lima menit menunggu busnya sudah datang. Sepanjang perjalanan, aku sudah sesumbar dengan istriku, bahwa nanti di Kota Tua banyak Museum yang bagus-bagus koleksinya maupun arsitekturnya. Tidak sampai 10 menit dari Halte Harmoni, kami pun sampai di Halte Kota Tua. Nah untuk ke Kota Tua kami harus melalui Terowongan yang sepertinya kurang diperhatikan perawatannya.

Terowongan itu ada yang tembus ke depan Museum Bank Mandiri, adapula yang tembus ke Stasiun Jakarta Kota. Kami pun memilih ke Museum Mandiri untuk destinasi pertama kami di Kota Tua. Dari kejauhan dari dalam terowongan sudah terlihat megahnya Museum Bank Mandiri, tak sabar kami ingin mengunjunginya. Terakhir kukunjungi Museum ini bersama temanku sekitar empat tahun yang lalu.

[caption id="attachment_389055" align="aligncenter" width="300" caption="Museum Bank Mandiri dilihat dari Terowongan Halte Transjakarta (dok. pribadi)"]

1420599001818620143
1420599001818620143
[/caption]

Betapa terkejutnya kami sesampainya di depan Museum Bank Mandiri, HARI SENIN  ternyata Museumnya TUTUP. Wah sayang sekali, padahal aku ingin ngasih tahu istri dan anakku betapa megahnya Gedung Kuno peninggalan Belanda itu lengkap dengan ruang penyimpanan emas dan pintu bajanya yang sangat tebal. Kami pun melanjutkan perjalanan ke Museum Bank Indonesia, ternyata TUTUP juga, akhirnya kami tahu bahwa untuk hari Senin sebagian besar Museum-Museum di Jakarta TUTUP. Alamak….berarti kami pun tidak bisa menikmati Museum Fatahilah, Museum Wayang, Museum Bahari, Museum Keramik, di Kawasan Kota Tua, Arghhhhh sial……! Sempat kami trenyuh saat Manggala melihat dengan antusias gambar Wayang di depan Museum Wayang.  Dia suka sekali dengan wayang….

[caption id="attachment_389057" align="aligncenter" width="300" caption="Museum Bank Indonesia (dok. pribadi)"]

1420599073153559424
1420599073153559424
[/caption]

[caption id="attachment_389058" align="aligncenter" width="300" caption="Museum Wayang (dok. pribadi)"]

14205991712097498220
14205991712097498220
[/caption]

Untungnya kawasan kota Tua masih dibuka dan ramai riuh dengan pengunjung yang kebanyakan wisatawan lokal dari luar kota. Manggala pun sudah cukup senang bisa berlarian di pelataran Museum Fatahillah (nama resminya adalah Museum Sejarah Jakarta) dimana disitu banyak orang-orang yang mengenakan kostum figur kartun seperti Doraemon, SpongeBob, Masha, sampai dengan Ondel-ondel. Sepeda onthel kuno warna warni yang disewakan, ‘patung-patung’ manusia berkostum tentara Indonesia zaman perang kemerdekaan, dan masih banyak lagi atraksi dan tontonan gratis. Kami akhiri perjalanan kami di Kota Tua dengan mengunjungi Pasar Asemka di belakang Museum Bank Mandiri, sekalian mencarikan mainan buat Manggala dan kembali lagi naik KRL dari Stasiun Jakarta Kota.

[caption id="attachment_389060" align="aligncenter" width="300" caption="Manggala bermain di Pelataran Museum Sejarah Jakarta (dok. pribadi)"]

14205992201532625882
14205992201532625882
[/caption]

[caption id="attachment_389061" align="aligncenter" width="300" caption="Tempat Sampah Berbentuk Buah Semangka (dok. pribadi)"]

14205992791803948805
14205992791803948805
[/caption]

Pelajaran hari itu :

1.Jangan berwisata ke Jakarta pada Hari Senin, banyak objek wisata yang tutup. Sebelumnya aku tahu kalau Kebun Binatang ragunan juga tutup pada hari senin untuk kegiatan perawatan.

2.Perlu Tanya Mbah Google dulu untuk mengunjungi objek wisata di Jakarta. Sayangnya aku nggak sempat googling dulu, hari dan jam buka tempat-tempat wisata di Jakarta yang akan kukunjungi.

3.Perlu banyak referensi mengenai alternatif tempat wisata di Jakarta. Begitu salah satu tempat wisata tutup, kita masih punya alternatif objek wisata lainnya.

4.Berwisata menggunakan transportasi umum seperti KRL dan Transjakarta ternyata sangat murah dan cepat.

5.Jangan lupa bawa paying untuk yang membawa balita. Kami saat itu lupa membawa payung, padahal cuacanya sangat terik saat itu.

Saran Untuk Pemda DKI:

1.Mohon lebih disosialisasikan kepada masyarakat bahwa banyak objek wisata yang tutup pada hari Senin. Dan mohon saat musim liburan anak sekolah seperti akhir Desember kemarin, objek-objek wisata di Jakarta dibuka tujuh hari seminggu, soalnya kasihan juga yang sudah datang jauh-jauh dari luar kota akhirnya kecele.

2.Tolong sering di-update dan dilengkapi informasi di situs www.jakarta-tourism.go.id. Karena setelah kucek informasi mengenai destinasi wisata di Jakarta hanya termuat deskripsi singkat mengenai objek wisata, alamat dan nomor telepon, tidak ada informasi mengenai jam hari buka tutupnya, padahal itu yang sangat penting bagi pengunjung agar tidak kecele. Perlu juga sering di-update mengenai event-event yang sedang berlangsung di objek wisata tersebut.

3.Di salah satu lorong di samping Museum Sejarah Jakarta tempat berjualannya pedagang makanan kaki lima terlihat agak kumuh, mohon untuk lebih ditata dan dijadikan kawasan yang bersih dan nyaman meskipun ada pedagang makanan. Begitupula Terowongan Halte Busway Kota Tua yang kesannya kurang terawat.

[caption id="attachment_389062" align="aligncenter" width="300" caption="Berfoto di Mobil Kuno (dok. pribadi)"]

1420599345870839908
1420599345870839908
[/caption]

Ternyata setelah kupikir-pikir hari itu, aktivitas dominan kami adalah di angkutan umum. Ternyata hari itu kami ‘berwisata’ Transportasi. Mulai dari naik turun KRL di Stasiun, naik Taksi, naik Bajaj warna Biru berbahan bakar gas, sampai dengan naik Bus Transjakarta. Lengkap sudah, yang belum kesampaian naik Bus City Tour. Mungkin akhir tahun ini kali ya….

[caption id="attachment_389064" align="aligncenter" width="300" caption="Peron Stasiun Jakarta Kota (dok. pribadi)"]

14205994621305900070
14205994621305900070
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun