Penggalan fragmen
>> seorang idola telah lahir. dia berhasil meroket mengalahkan ribuan bahkan puluhan ribu para kontestan. dengan semangat dan penuh gempita siaran TV menayangkannya secara langsung dengan debaran jantung dari para penggemar dan pemujanya. menanti detik demi detik terasa lama untuk menyebutkan sang idola baru. berbagai rating/ polling via sms diumumkan sang presenter menambah suasana menjadi kian menegangkan. hingga pengumuman tiba, dan sang idola terpilih. idola ini secara kualitas vokal dan kemampuan entertainment dulunya adalah sosok yang sangat mungkin -- maaf : amburadul --- tapi di tangan para 'pengendali informasi', jadilah ia sosok idola yang memiliki bintang cemerlang.
||| Â Â rahasia terkuak : ternyata si idola sudah menanda tangani kontrak bahwa jika dirinya siap diorbitkan dengan sebuah skema pemunuculan idola yang menguras banyak biaya dan melelahkan. dan --info off the record di belakang layar-- menyebutkan ini semua sudah di'program' sesuai format dengan memainkan berbagai instrumen pendukung informasi yakni TV sebagai penyiar dan pelegitimasian serta jasa pengolahan data yang dikelola secara manipulatif yang sistematis. Ujung2nya sang idola adalah buah rekayasa kecanggihan teknologi informatika
>> seorang guru agama digelandang aparat. dengan kelengkapan persenjataan sejati guru agama itu bukanlah lawan mereka yang begitu banyak dan berlimpah. para petugas khusus ini mengepung rumah guru agama ini bak sedang mengepung benteng musuh yang memiliki peralatan super canggih. dan ujungnya adalah guru agama itu dengan mudah diringkus, dengan menghilangkan beberapa 'murid'nya yang disebut sebagai pengawal tangguh yang mesti dihilangkan nyawanya. guru agama ini menghadapi tuduhan tak main-main : TOKOH TERORISME INTERNASIONAL.
||| Â rahasia terkuak : ternyata fakta persidangan menyebut sang guru agama itu tidak bersalah bahkan tidak terbukti sedikitpun sebagai tokoh penebar teror. sementara publik sudah memberikan dia label bahwa si guru agama ini adalah teroris kelas dunia. dan --info off the record di belakang layar-- menyebutkan ini semua sudah di'program' sesuai format dengan memainkan berbagai instrumen pendukung informasi yakni TV sebagai penyiar dan pelegitimasian serta jasa pengolahan data yang dikelola secara manipulatif yang sistematis. Ujung2nya adalah satu 'pembunuhan karakter' dari sebuah komunitas agama tertentu dan ini merupakan buah rekayasa kecanggihan teknologi informatika.
>> sebuah bank yang sedang berada dalam kondisi kritis, tiba2 harus diselamatkan habis2an oleh pemerintah. lantaran di dalamnya terdapat berbagai nasabah yang jika dibiarkan akan menggerus legitimasi pemerintah. berbagai skema penyelematan kemudian dirancang dan melibatkan kebijakan politik tingkat tinggi. setelah melalui proses berliku dan menegangkan, maka bank itu pun selama namun harus rela mengganti namanya.
||| rahasia terkuak : ternyatabank tersebut tidak mengalami hal ayng begitu menakutkan. apalgi skala bank yang disebut memiliki peran sistematis dalam dampak negatifnya itu, ternyata tak lebih dari cuma 2% dari kekuatan sistem perbankan nasional. dan skema penyelamatan itu ternyata memunculkan spekulasi bahwa ini merupakan kepentingan pihak2 tertentu dalam memenuhi kebutuhan pundi2 mesin politiknya. --info off the record di belakang layar-- menyebutkan ini semua sudah di'program' sesuai format dengan memainkan berbagai instrumen pendukung informasi yakni TV sebagai penyiar dan pelegitimasian serta jasa pengolahan data yang dikelola secara manipulatif yang sistematis. Ujung2nya kebijakan ini adalah sebuah kebenaran semata dan hal itu buah rekayasa kecanggihan teknologi informatika.
pembaca, tentu saya tidak tidak sedang mencurigai sebuah kinerja informasi dan meragukan validitas sebuah hasil/ data yang bertumpu pada polling/ riset. Namun pernahkah, anda mengalami atau mengetahui suatu fakta terjadi namun tidak sefakta keadaannya. initinya merasakan aroma rekayasa dibalik berbagai kejadian yang merupakan fakta.
kasus perampokan bank cimb di medan, dengan begitu canggih dan tertata rapi adalah sebuah fakta. penyebutan siapa dibalik dalang perampokan, juga merupakan fakta. dan operasi pengganyangan  para pelaku kejahatan perampokan itupun juga merupakan fakta. dan itu terekspose dalam berita televisi dengan celoteh para narasumber yang terkadang menggelikan. dan terkesan bukan sebagai pengamat namun para legitimator dari berbagai informasi yang menjadi pertanyaan banyak pihak
INFORMASI vs OPINI
Dalam kenyataan keseharian, manusia sudah memiliki persepsi tentang berbagai hal termasuk yang belum diketahuinya sekalipun. dan ini adlah wajar, karena dalam masyarakat yang menyandarkan pendidikan sebagai pilar pembentuk kecerdasan publik, maka persepsi merupakan hasil dari berbagai informasi yang disampaikan berulang-ulang secara sistematis. persepsi kemudian menjelma menjadi opini. dalam kamus besar bahasa indonesia, opini diartikan sebagai pendapat, pikiran, atau pendirian. Dan, opini inilah yang selalu menyertai pikiran manusia dalam menerima dan mencerna informasi.
Ini pun terjadi dalam dunia jurnalistik, setiap kita, bahkan saya saat menulis naskah ini, diliputi berbagai opini tentang berbagai peristiwa yang diinformasikan seperti yang saya sebutkan dalam penggalan fragmen di atas. Itulah sebabnya, informasi kerap mengalami penelikungan informasi ketika bertabrakan dengan opini yang sedang mengais informasi itu sendiri.