Mohon tunggu...
Sony Gozian
Sony Gozian Mohon Tunggu... -

saya menyukai aktivitas sosial yang mencerdaskan dan bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Humor

Bangsa Turunan ke-8

4 Agustus 2012   05:29 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:15 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adalah seorang preisiden yang lebaynya minta ampun. Setiap kali ceramah atau pidato, dirinya selalu menyabut bahwa negaranya adalah negara kaya dengan berlimpahnya sumber daya alam yang tidak akan habis dimakan tujuh turunan.
Di persidangan Internasional, dirinya selalu koar-koar bahwa tingkat masyarakat bangsanya sudah luar biasa, bahkan saat sebuah institusi keuangan dunia mulai keok lantaran duitnya habis, dengan menepuk dada di preisiden langsung memberi garansi untuk pinjaman modal yang sangat fantastis.
Ketika ditanya mengapa berani memberikan pinjaman, si preisiden langsung berbicara panjang lebar dan selalu ditutup dengan kata : Kekayaan Bangsa dan Negeri kami tidak akan habis dimakan tujuh turunan.

Karena di setiap event dan forum, si Preisiden selalu menutup retorika dan pidatonya dg kata : Kekayaan yang tak habis untuk tujuh turunan, awak media pun mulai merasa ada yang perlu dipertegas dari semua statementnya.
Maka dalam sebuah konferensi pers usai pidato di Markas Besar BBB, seorang wartawan pok ame-ame bertanya,
"Eh, I'm sorry Mr. presedin. Andha menyebhut bhahwa negharha Andha kayha rrayya dhan shelhalhu menhuthyupnya dhengan khatta thak habhish thujhuh thurunan. Tapi mengapha rhakyath neghara andha mashih bhanyak yhang misykhin?

Mendapat pertanyaan ini, si preisiden sempat tercenung dan diam beberapa saat, sebelum akhirnya dengan mantab dan percaya diri seraya senyum simpul dia menjawab,

"eh, mr, rooth. negara kami memang kaya raya dimana kekayaan itu tidak akan habis dimakan tujuh turunan. Tapi mengapa rakyat negeri kami banyak yang miskin dan sengsara, sebetulnya itu masalah nasib saja. Ya, karena kami semua adalah keturunan yang ke-8!"

Wartawan : "WHAT!....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun