Mohon tunggu...
Ari Sony
Ari Sony Mohon Tunggu... Administrasi - Bung Arson, Pengamat dan Pemerhati Olahraga Khususnya Sepakbola

Olahraga adalah nadi yang harus selalu digerakkan, dan ketika menulis topik lainnya harus sesuai dengan sudut pandang sendiri dan pemikiran yang matang

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

"Aksi Berkelas" Rafael Struick, "Save" Rami Hamadeh dan Masalah Kronis Timnas Indonesia

15 Juni 2023   06:20 Diperbarui: 15 Juni 2023   15:11 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rafael Struick saat tampil melawan Palestina. (Foto: PSSI)

Ada tiga pemandangan menarik jika kita menyaksikan laga FIFA Matchday antara Timnas Indonesia melawan Palestina di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Rabu (14/6/2023) Malam WIB. Aksi berkelas dari Rafael Struick, save gemilang dari kiper Palestina Rami Hamadeh dan masih terlihatnya masalah kronis Timnas Indonesia.

Setelah euforia keberhasilan Timnas U-22 meraih medali emas Sea Games 2023 usai, kali ini giliran Timnas senior asuhan coach Shin Tae-yong unjuk gigi.

Sebelumnya Coach STY, meminta kepada Ketua Umum PSSI, untuk mencarikan lawan ujicoba bagi Timnas Indonesia dengan negara berperingkat 100 ke bawah ranking FIFA. Tak tanggung-tanggung, Erick Thohir langsung memberikan dua lawan yang diminta Coach STY. Yang Pertama Palestina dan yang kedua melawan juara dunia 2022 sekaligus peringkat 1 FIFA, yaitu Argentina.

Demi mendapatkan hasil bagus dalam menghadapi dua laga tersebut, coach STY memanggil para pemain terbaiknya, diantaranya ia membawa beberapa pemain keturunan, yaitu Jordi Amat, Elkan Baggott, Rafael Struick, Ivan Jenner, Shayne Pattynama, dan Sandy Walsh.

Namun hanya, Elkan Baggott, Rafael Struick dan Ivan Jenner yang dimainkan oleh Coach STY saat melawan Palestina. Sementara Sandy Walsh harus menepi karena cedera, sedangkan Shayne Pattynama dan Jordi Amat sengaja disimpan untuk melawan Argentina.

Elkan Baggott tampil apik dalam menggalang lini pertahanan bersama Rizky Ridho, hasilnya Timnas Indonesia meraih hasil clean sheet tidak kebobolan gawangnya yang dijaga Syahrul Trisna.

Yang paling menarik perhatian tentu saja Rafael Struick, pemain yang baru saja dinaturalisasi bersama Ivan Jenner, tampil memukau selama 45 menit babak pertama, sebelum digantikan Dendy Sulistyawan di awal babak kedua.

Pemain asal ADO De Haag mampu beradaptasi dengan cepat bersama rekan-rekannya, pergerakannya sangat simpel, tak banyak memegang bola dan tipikal striker modern. Masa depan lini depan Indonesia sepertinya akan cerah, karena usia Rafael Struick masih 20 tahun, sehingga ia akan masih berkembang.

Tampil selama 45 menit, Rafael Struick mempunyai statistik apik, ia memberikan 7 umpan sukses, melakukan 1 shots on goal sayangnya tembakan kerasnya masih mampu ditangkap kiper Palestina, Rami Hamadeh.

Rafael Struick juga memberikan umpan berkelas dengan cara "backheel" kepada Marselino Ferdinan. Saat mendapat umpan matang dari Yakob Sayuri di dekat kotak penalti lawan, Rafael Struick tidak egois, melihat pergerakan Marselino Ferdinan tanpa pengawalan, kemudian ia mengirimkan umpan "backheel" kepada Marselino Ferdinan. Sayangnya eksekusi bola dari Marselino Ferdinan masih bisa digagalkan Rami Hamadeh.

Sementara Ivan Jenner yang tampil dibabak kedua setelah menggantikan Ricky Kambuaya, juga tampil bagus saat berduet dengan Marc Klok di lini tengah Indonesia. Sehingga penampilan debut dari Ivan Jenner dan Rafael Struick menuai pujian dari Coach STY dan netizen Indonesia.

Salah satu penyebab Timnas Indonesia gagal mencetak gol ke gawang Palestina karena kokohnya lini belakang Palestina dan save gemilang yang ditunjukkan kiper asal Palestina, Rami Hamadeh.

Tercatat ada 8 shots on goal dari Timnas Indonesia yang digagalkan kiper Palestina tersebut. Diantaranya dua peluang emas dari Dimas Drajad, sepakan Marselino Ferdinan, tendangan bebas Marc Klok dan tembakan kaki kiri dari Rafael Struick.

Andai Rami Hamadeh tidak tampil bagus di bawah mistar gawang Palestina, mungkin Timnas Indonesia setidaknya bisa mencetak minimal dua gol dan tim asuhan Coach STY bisa memenangi laga ini.

Selain faktor Rami Hamadeh, ada masalah kronis Timnas Indonesia sejak ditukangi coach STY. Lini depan atau penyelesaian akhir buruk jadi masalah Timnas Indonesia sejak dipegang Coach STY.

Yang paling kentara adalah saat Sea Games 2021 dan Piala AFF 2022, banyak peluang yang dihasilkan para pemain Indonesia sayangnya semua terbuang sia-sia karena terbuang tidak berbuah gol. Saat melawan Palestina hal itu masih terjadi, 8 shots on goal yang diciptakan Timnas Indonesia tidak ada satu pun yang berbuah gol.

Dimas Drajad, Marselino Ferdinan, Rafael Struick, dan Yakob Sayuri gagal menyelesaikan peluang emas yang mereka dapatkan. Para pemain terlalu terburu-buru sehingga tidak bisa mengeksekusinya dengan baik.

Hal inilah yang harus diperbaiki coach STY, jelang laga selanjutnya melawan Argentina, serta untuk laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 dan Piala Asia 2023. 

Coach STY harus memberikan porsi latihan lebih kepada pemain lini depan dan lini tengah untuk melakukan eksekusi akhir ke gawang lawan, baik eksekusi dari dalam kotak penalti maupun eksekusi dari luar kotak penalti. Sehingga masalah kronis Timnas Indonesia tersebut dapat teratasi dan tidak banyak peluang yang terbuang sia-sia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun