Ada saja hal unik dan menarik, yang masih bisa dibahas dibalik hasil kemenangan Indonesia atas Thailand dengan skor telak 5-2 di Sea Games 2023. Kalau kata orang "Menang mah Bebas", kalau jadi pemenang mau ngapain aja tidak ada yang melarang. Mungkin kurang lebihnya sepertinya.
Lalu apa yang akan dibahas kali ini oleh Bung Arson, apa soal aksi heroik pemain Indonesia saat mengalahkan Thailand atau soal aksi kericuhan atau soal lainnya. Nah, kali ini Bung Arson akan membahas mengenai gol kedua Thailand yang dicetak Yotsakon Burapha.
Gol dimenit ke-90+10 yang akhirnya membuat laga berlanjut ke babak perpanjangan waktu ini, seharusnya tidak sah, andai wasit asal Oman, Qasim Matar Ali Al Hatmi lebih jeli dalam mengambil keputusan.
Saat skor 2-1 untuk keunggulan Indonesia, tepat dimenit ke-90+7, Bagas Kaffa dilanggar Anan Yodsangwal dengan melakukan sikutan. Setelah Bagas menerima perawatan dari tim medis, laga kembali dilanjutkan.
Menit ke-90+9, Rizky Ridho mengambil bola tendangan bebas dan memberikan umpan kepada Ernando Ari dengan niat untuk mengulur waktu. Ernando Ari kemudian menendang bola ke depan, bola mengarah ke Irfan Jauhari. Mendapat kawalan dari Jonathan Khemdee bola sundulan Irfan Jauhari mengarah ke kiper Thailand, Soponwit Rakyart.
Soponwit Rakyart kemudian mengarahkan bola kepada Phongsakon Trisat. Dari lini pertahanan Thailand, pemilik nomor punggung 13 Thailand ini mencoba maju ke depan, sebelum memasuki garis tengah lapangan Mohammad Haykal menghadag pergerakan Phongsakon.
Wasit meniup peluit tanda pelanggaran, namun tanda peluit dari wasit ini disalah artikan oleh ofisial tim Indonesia. Kubu Indonesia lebih dulu merayakan selebrasi juara, sehingga hal ini menggoyahkan konsentrasi pemain Indonesia dan ikut mempengaruhi keputusan wasit jadi tidak netral lagi.
Setelah laga dilanjutkan lagi dimenit ke-90+10, bola tendangan bebas milik Thailand, diambil oleh Phongsakon. Karena ofisial dan pemain Indonesia larut dalam selebrasi, mereka lupa bahwa pelanggaran tadi terjadi di wilayah permainan Thailand atau belum sampai garis tengah lapangan.
Oleh Phongsakon Trisat, bola ditaruh melewati garis tengah lapangan dan berada di wilayah permainan Indonesia. Itu artinya Phongsakon memajukan bolanya 5-10 meter, dari tempat pelanggaran.
Mohammad Haykal yang mengetahui bahwa lokasi pelanggaran tidak dititik bola yang ditaruh Phongsakon untuk mengambil tendangan bebas, mencoba melakukan protes dan sambil menunjukkan tangan lokasi pelanggran ada disana.
Wasit asal Oman tidak menggubris protes Haykal, wasit tetap sesuai dengan pendiriannya dan memerintahkan pemain Thailand untuk segera mengeksekusi tendangan bebas tersebut.
Andai ada VAR, mungkin gol kedua Thailand tidak akan terjadi. Karena Indonesia bisa melakukan protes lewat Mohammad Haykal, soal lokasi bola tendangan bebas Thailand tidak sesuai dengan lokasi pelanggaran semula dan sudah dimajukan 5-10 meter oleh Phongsakon.
Dan andai wasit lebih tegas dan tidak curang, skor akhir tetap 2-1 untuk kemenangan Indonesia. Jika hasil ini bertahan, maka tidak akan ada kericuhan atau keributan yang melibatkan kedua tim.
Tapi apapun itu, wasit asal Oman sudah mengambil keputusan, dan skor imbang 2-2 tidak bisa dielakkan. Beruntung pada akhirnya Indonesia tetap menang dengan skor 5-2, meski harus berjuang dengan susah payah.
Jika pada akhirnya Indonesia kalah, maka bisa-bisa netizen Indonesia akan bersilaturahmi ke akun medsos wasit asal Oman tersebut.
Sudah saatnya setiap event sepakbola di regional ASEAN memakai kamera VAR sebagai alat bantu wasit, sehingga setiap keputusan yang diambil bisa lebih fair dan tidak merugikan tim lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H