Oleh Phongsakon Trisat, bola ditaruh melewati garis tengah lapangan dan berada di wilayah permainan Indonesia. Itu artinya Phongsakon memajukan bolanya 5-10 meter, dari tempat pelanggaran.
Mohammad Haykal yang mengetahui bahwa lokasi pelanggaran tidak dititik bola yang ditaruh Phongsakon untuk mengambil tendangan bebas, mencoba melakukan protes dan sambil menunjukkan tangan lokasi pelanggran ada disana.
Wasit asal Oman tidak menggubris protes Haykal, wasit tetap sesuai dengan pendiriannya dan memerintahkan pemain Thailand untuk segera mengeksekusi tendangan bebas tersebut.
Andai ada VAR, mungkin gol kedua Thailand tidak akan terjadi. Karena Indonesia bisa melakukan protes lewat Mohammad Haykal, soal lokasi bola tendangan bebas Thailand tidak sesuai dengan lokasi pelanggaran semula dan sudah dimajukan 5-10 meter oleh Phongsakon.
Dan andai wasit lebih tegas dan tidak curang, skor akhir tetap 2-1 untuk kemenangan Indonesia. Jika hasil ini bertahan, maka tidak akan ada kericuhan atau keributan yang melibatkan kedua tim.
Tapi apapun itu, wasit asal Oman sudah mengambil keputusan, dan skor imbang 2-2 tidak bisa dielakkan. Beruntung pada akhirnya Indonesia tetap menang dengan skor 5-2, meski harus berjuang dengan susah payah.
Jika pada akhirnya Indonesia kalah, maka bisa-bisa netizen Indonesia akan bersilaturahmi ke akun medsos wasit asal Oman tersebut.
Sudah saatnya setiap event sepakbola di regional ASEAN memakai kamera VAR sebagai alat bantu wasit, sehingga setiap keputusan yang diambil bisa lebih fair dan tidak merugikan tim lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H