Setelah FIFA membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023, salah satu punggawa Timnas U-20, Hokky Caraka terlihat paling kecewa. Pemilik nomor punggung 9 di skuad Timnas U-20 ini, menumpahkan rasa kecewanya di akun pribadi Instagramnya.
Melihat reaksi yang diluapkan oleh Hokky Caraka sepertinya sangat wajar, ketika mimpinya tampil di Piala Dunia junior bersama rekan-rekannya di skuad Timnas U-20 hancur berantakan. Padahal momen besar tersebut, tinggal menyisakan dua bulan lagi.
Ibarat lagu jawa "versi ambyar", LAGI SAYANG-SAYANGE MALAH DITINGGALKE.
Salah satu curhatan Hokky Caraka di Instastory miliknya sungguh menyayat hati, "fighting for the independence of other people's countries, but you all destroy the dreams of the nation's children. Sweet dreams friends-see you soon".
Bahkan Hokky Caraka kembali membuat story yang bikin terharu, secara garis besar ia menuliskan, skuad Timnas U-20 sangat kecewa setelah Indonesia gagal jadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Jangan kalian bilang, bahwa tampil di Piala Dunia U-20 merupakan hasil give away. Apapun yang kalian sebut, skuad Timnas U-20 tetap latihan mati-matian, latihan sehari 3-4 kali, gimana rasa capeknya, kalian semua belum pernah merasakan.
Tak berhenti disitu, Hokky Caraka pun mengirim komentar di akun Instagram Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Ganjar Pranowo yang ikut menolak kedatangan Timnas U-20 Israel tampil di Indonesia, jadi sasaran netizen untuk menumpahkan uneg-unegnya.
Apa yang dirasakan Hokky Caraka dan skuad Timnas U-20 lainnya, membuat saya teringat ketika dulu di bangku sekolah SD dan SMP sempat ikut berlatih di SSB (Sekolah Sepakbola).
Waktu itu, sebagai anak kecil yang masih polos, yang saya tahu hanya latihan-latihan dan latihan. Gak kenal kata panas atau hujan, yang ada dalam pikiran hanya berlatih semaksimal mungkin demi menembus skuad inti di SSB tersebut.
Bahkan ketika ada yang bertanya, apa mimpimu kelak? Dengan santainya saya jawab, bisa masuk skuad Timnas Indonesia, seperti Bambang Pamungkas maupun Kurniawan Dwi Yulianto. Duo nama ini, sewaktu saya masih kecil merupakan idola anak-anak yang masih menimba ilmu di SSB.
Oke Kembali lagi ke tulisan awal saya, saya jadi sedikit berfikir negatif. Mungkin gak sih, dengan kejadian ini, membuat anak-anak yang saat ini berlatih di SSB jadi trauma atau takut dengan masa depannya karena memilih sepakbola sebagai pilihan karier mereka.
Bisa jadi orangtua yang telah membiayai anak-anaknya di SSB jadi skeptis, dan melarang anak-anaknya berlatih di SSB, karena masa depannya gak jelas.
Wajar sih, mimpi tampil di Piala Dunia U-20 yang tinggal hitungan hari saja, ternyata menguap begitu saja, padahal persiapannya sudah matang dan berjalan bertahun-tahun.
Teruntuk anak-anak kecil dan generasi muda yang saat ini masih menimba ilmu di SSB, jangan kalian trauma melihat kakak-kakak kalian (Hokky Caraka dkk) gagal mewujudkan mimpinya tampil di Piala Dunia U-20, tetaplah berlatih penuh semangat dan gapailah mimpi kalian.
Siapa tahu, dari anak-anak Indonesia yang saat ini masih berlatih di SSB, suatu saat nanti bisa menggantikan mimpi Hokky Caraka untuk tampil di Piala Dunia.
Banyak rumor yang berkembang di luar sana terkait batalnya Indonesia jadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Apapun itu alasannya, yang pasti "mimpi anak bangsa telah dihancurkan". Impian tampil di Piala Dunia kini hanya jadi angan-angan.
Saatnya semua pihak untuk melakukan instropeksi diri, rajut semua mimpi dan asa dengan melakukan konsolidasi untuk perbaikan sepakbola nasional. Nasi telah jadi bubur, saat yang tepat bagi Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, untuk mengambil panggung dan menjadi pemimpin orchestra sepakbola Nasional.
Demi mewujudkan mimpi anak bangsa untuk tampil di panggung tertinggi, yaitu Piala Dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H