Mohon tunggu...
Ari Sony
Ari Sony Mohon Tunggu... Administrasi - Bung Arson, Pengamat dan Pemerhati Olahraga Khususnya Sepakbola

Olahraga adalah nadi yang harus selalu digerakkan, dan ketika menulis topik lainnya harus sesuai dengan sudut pandang sendiri dan pemikiran yang matang

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Terlalu Fokus ke Doan Van Hau, Pemain Timnas Indonesia Lupa Cara Mengalahkan Vietnam

12 Januari 2023   08:44 Diperbarui: 12 Januari 2023   09:03 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Provokasi yang dilakukan Doan Van Hau pada semifinal leg pertama, sukses mengantarkan Vietnam lolos ke partai final Piala AFF 2022. Aksi tengil yang ia lakukan selama 90 menit di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, membuat para pemain Timnas Indonesia terlalu fokus memperhatikan gerak-gerik Doan Van Hau di semifinal leg kedua, sehingga Timnas Indonsia lupa cara mengalahkan Vietnam.

Pada semifinal leg pertama, Doan Van Hau menjadi aktor utama Vietnam yang berperan untuk memprovokasi emosi pemain Timnas Garuda. Beberapa aksi tengilnya, membuat kita geleng-geleng kepala. Dan puncaknya ada dua kejadian yang dilakukan Van Hau dan merugikan Timnas Indonesia, karena Wasit asal Oman, Omar Al-Yaqoubi, tidak melihat kejadian tersebut secara jelas.

Aksi tengil pertama, saat Van Hau menerjang Dendy Sulistyawan dengan menggunakan dua kakinya. Terjangan brutal Van Hau berpotensi mengakhiri karier Dendy, sayangnya wasit tidak tegas, sehingga Van Hau tidak mendapatkan kartu merah maupun kartu kuning.

Van Hau, malah asyik meringis kesakitan. Seolah-olah kakinya-lah yang diterjang oleh Dendy Sulistyawan.

Aksi tengilnya yang kedua, terjadi di kotak penalti Vietnam, saat terjadi perebutan bola antara Ricky Kambuaya dan Van Hau. Ricky Kambuaya lebih dulu menjangkau bola dan memberikan umpan ke Yakob Sayuri. Sapuan keras Van Hau terlambat mengenai bola, sehingga sapuan kakinya mengenai Ricky Kambuaya.

Kejadian ini membuat Ricky Kambuaya terjatuh, komentator Piala AFF 2022 dalam bahasa inggris menyebutkan bahwa kejadian tersebut harusnya diganjar hukuman penalti bagi Indonesia. Sayangnya wasit tidak jeli dalam melihat kejadian ini, sehingga pelanggaran Van Hau terhadap Ricky Kambuaya dibiarkan begitu saja.

Anehnya, lagi-lagi Van Hau melakukan "playing victim" seolah-olah ia korbannya, sehingga ia asyik berpura-pura meringis kesakitan.

Dari dua aksi tengil Van Hau tersebut, para pemain Indonesia langsung melakukan protes keras kepada wasit, sayangnya wasit tidak menggubris protes para pemain Timnas Garuda. Hal ini, membuat para pemain Timnas Indonesia merasa geram dan gregetan terhadap Van Hau.

Hasil akhirnya di semifinal leg pertama, Timnas Indonesia ditahan imbang Vietnam dengan skor imbang 0-0. Hasil ini membuat Vietnam berada di atas angin untuk menatap semifinal leg kedua.

Usai laga, nama Van Hau jadi trending topic dikalangan netizen Indonesia. Dua aksi tengilnya menuai kecaman dan hujatan dari warganet. Tak ketinggalan Coach Shin Tae-yong juga menggambarkan kelakuan buruk Van Hau, di akun medsos Instagram STY.

Bahkan postingan STY tentang Van Hau, mendapatkan like : 303 K, dan beragam komentar sebanyak 75,1 K. Nama Van Hau pun mendadak jadi pusat perhatian di akun medsos STY.

Mungkin hal ini secara tidak langsung berpengaruh kepada psikologis pemain Indonesia, bahwa nama Van Hau, jadi musuh nomer satu dilaga semifinal leg kedua. Sehingga fokus pemain Indonesia terpusat pada Van Hau.

Bisa jadi karena hilang fokus, pemain Timnas Indonesia kecolongan dua gol dimenit-menit awal, pada babak pertama dan babak kedua. Nguyen Tien Linh, berhasil melakukan brace ke gawang Nadeo Argawinata, dimenit ke-3 dan menit ke-47.

Sepanjang 90 menit, dimana ada Van Hau, sebisa mungkin pemain Indonesia harus bisa menghentikannya.

Asnawi Mangkualam dan Marc Klok, paling sering bersinggungan dengan Van Hau pada semifinal leg kedua.

Bahkan Asnawi dan Van Hau, bergantian mendapatkan kartu kuning, karena saling melanggar dalam waktu bergantian. Pelanggaran keras Asnawi kepada Van Hau, tak lama kemudian dibalas dengan sikutan Van Hau kepada Asnawi.

Marc Klok yang sudah merasa geram dengan aksi kasar Van Hau di semifinal leg pertama, jadi pemain pertama Timnas Indonesia yang pasang badan di semifinal leg kedua. Marc Klok selalu protes terhadap pelanggaran yang dilakukan pemain Vietnam, terutama pelanggaran-pelanggaran yang melibatkan Van Hau.

Van Hau dan Marc Klok, beberapa kali terlibat duel di atas lapangan dan juga terlibat dalam adu mulut. Puncaknya, ketika di babak kedua, Marc Klok mengacuhkan uluran jabat tangan dari Van Hau.

Penampilan Marc Klok di semifinal leg kedua jauh menurun dibandingkan penampilan apik Marc Klok di semifinal leg pertama.

Pada leg pertama, Marc Klok dan Rachmat Irianto berhasil membangun tembok kokoh di lini tengah Indonesia untuk meredam serangan Vietnam. Selain meredam serangan, Marc Klok juga berhasil memimpin serangan Indonesia yang beberapa kali membahayakan gawang Vietnam.

Kinerja apik Marc Klok dilaga pertama, ambyar seketika karena fokusnya terpusat ke Van Hau. Fokus Marc Klok yang tertuju ke Van Hau, membuat Marc Klok lupa untuk memimpin serangan ke gawang Vietnam.

Beberapa kali Marc Klok salah dalam memberikan umpan dan kalah duel dilini tengah Indonesia.

Hal inilah yang jadi salah satu penyebab, Timnas Indonesia kalah dari Vietnam dengan skor 0-2, karena fokus pemain Indonesia tidak tertuju kepada gawang Vietnam, tetapi lebih tertuju untuk mengeluarkan Van Hau dari lapangan, agar Van Hau mendapatkan kartu merah. Sehingga semua taktik dan strategi dari Coach STY tak bisa dijalankan dengan baik oleh para pemain Indonesia di atas lapangan.

Mudah-mudahan dengan hasil buruk ini, ke depannya pemain Indonesia lebih tenang lagi dalam mengelola emosinya, agar konsentrasi di tengah lapangan tidak terpecah.

Ayo Bangkit Garuda!!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun