Dalam laga final Australia Open 2022, Gregoria akan menemuai jalan terjal. An Se Young yang merupakan unggulan pertama di turnamen ini, menjadi batu sandungan terakhir yang harus dilewatinya.
Tak mudah melewati hadangan tunggal putri asal Korea Selatan ini, An Se Young memiliki permainan penuh energik dan fisik yang prima. Hal inilah yang selama ini menjadi kelemahan dari Gregoria.Â
Stamina dan Fisik menjadi titik kelemahannya. Sering kali jika kita melihat penampilan Gregoria di lapangan, ia sering kali kelelahan, padahal secara bakat dan teknik permainan Gregoria tidak kalah dari para pemain bulutangkis tunggal putri top dunia lainnya.
Untuk mengalahkan An Se Young, Gregoria harus siap capek dan mengejar setiap arah bola pukulan milik An Se Young. Mudah-mudahan fisik Gregoria tidak terkuras, karena sebelum mencapai babak final Australia Open 2022. Gregoria harus bermain rubber game pada babak perempatfinal dan semifinal.
Di perempatfinal Gregoria harus memerah keringat selama 55 menit, sebelum mengalahkan tunggal putri asal Jepang, Saena Kawakami. Sedangkan di laga semifinal saat melawan Han Yue, Gregoria harus bertarung ketat selama 56 menit.
Untuk meraih gelar juara di Australia Open dan mengalahkan An Se Young, Gregoria harus "ngeyel" dan pantang menyerah, serta jangan banyak mati sendiri. Gregoria harus melupakan dua rekor pertemuan sebelumnya dengan An Se Young. Dua kali Gregoria kalah dari An Se Young, yaitu di All England 2022 (16-21 dan 4-21) dan Malaysia Masters 2022 (18-21, 21-13 dan 8-21).
Kans untuk mengalahkan An Se Young itu tetap ada, meskipun lumayan berat. Namun, jika Gregoria yakin dan optimis, maka ini akan jadi gelar juara pertama bagi Gregoria diajang BWF World Tour.
Juara di Australia Open, akan menjadi pencapaian tertinggi dalam karier Gregoria di ajang BWF World Tour dan hal ini bisa jadi titik balik karier Gregoria.
Jika berhasil menjadi juara di Australia Open 2022 dengan mengalahkan An Se Young yang saat ini menempati posisi peringkat kedua dunia BWF. Kepercayaan diri Gregoria akan semakin meningkat dan ini bekal yang sangat bagus untuk menatap turnamen badminton tahun 2023.
Bukan tidak mungkin, jika ia dan tim pelatih terus mengasah kemampuannya, kemudian meningkatkan fisik dan stamina selama latihan di pelatnas Cipayung. Maka kita tidak akan kaget, jika Gregoria bisa menjadi juara di turnamen BWF level super 500 maupun 750 di tahun 2023 nantinya.
Mudah-mudahan Gregoria mampu mengalahkan An Se Young di partai final hari ini, sehingga hal ini bisa jadi momentum kebangkitan kariernya. Selamat berjuang Gregoria.