Menurut info agen Saddil Ramdani, yaitu Alex Talpes, ia mendapatkan info dari Jose, yang merupakan agen dari Jordi Amat. Alasan Jordi Amat, menolak Panathinaikos karena gaji yang ditawarkan kepadanya terlalu kecil.
Melansir dari Salary Sport, besaran gaji musim lalu Jordi Amat senilai 6,7 Miliar rupiah per tahun. Nominal ini tentu sangat mudah bagi klub kaya seperti JDT untuk memenuhinya.Â
Bahkan, klub Liga 1 tidak kesulitan untuk merekrut Jordi Amat, karena gajinya masih terlalu kecil jika dibandingkan dengan gaji Mark Klok. Melansir dari transfermarkt, gaji Klok sekitar 7,8 Miliar per tahun.
Indikasi JDT ingin merekrut Jordi Amat, juga diperkuat dengan sinyal JDT melepas bek andalannya, yaitu Maurico Dos Santos.
Hal ini diunggah di akun media sosial Instagram milik klub JDT, @officialjohor. Komentar dari fans JDT berseliweran di kolom komentar, yang menyebutkan nama Jordi Amat sebagai calon pengganti Mauricio Dos Santos.
Selain itu, Jordi Amat juga menjawab melalui Instagram story miliknya, berkaitan dengan banyaknya DM masuk ke akun Instagramnya, fans di Indonesia menginginkan Jordi Amat tetap stay di Eropa.Â
Jordi Amat menjelaskan bahwa ia telah menghabiskan sepanjang kariernya di Eropa, ada beberapa liga terbaik di dunia ada di eropa. Namun, orang asia juga harus bangga karena di asia ada tim hebat, liga hebat dan sepakbolanya telah berkembang cepat.
Apakah dengan kode keras dan sinyal ini, pelabuhan selanjutnya seorang Jordi Amat adalah JDT, salah satu klub besar di Malaysia. Jika memang benar kenyataannya seperti itu, ada 3 alasan kuat yang membuat Bung Arson tidak menyetujui transfer Jordi Amat ke JDT.
1. Alasan STY Menaturalisasi Jordi Amat Karena Bermain di Eropa
STY bukanlah pelatih kaleng-kaleng, ia merekomendasikan ke PSSI untuk menaturalisasi Jordi Amat karena STY menilai, Jordi Amat merupakan pemain yang punya kualitas dan pengalaman, serta yang paling penting ia bermain di Eropa.
Jika pada akhirnya, Jordi Amat bermain di Liga Malaysia, kualitas permainannya akan menurun. Kualitas Liga Belgia jauh lebih baik dari Liga Malaysia. Selain itu, lawan yang dihadapi Jordi Amat di Liga Belgia kualitasnya lebih mentereng.