Praktis selama 30 menit, Ronaldinho seperti anak kecil yang hanya berlari-lari dan jalan di tengah lapangan, karena ia jarang dapat umpan dan tak dilibatkan dalam skema permainan RANS. Kasihan banget jika lihat aksi Ronaldinho ditengah lapangan, pemain terbaik dunia harus terkena "prank" oleh pemain Liga 1.Â
Akibat tensi tinggi yang dimainkan oleh RANS dan Persik, Ronaldinho terlihat kelelahan meskipun ia jarang terlibat dalam permainan. Sehingga di laga kedua, ketika RANS bertemu dengan Arema FC, Ronaldinho tak ikut ambil bagian.
Apa salah Ronaldinho, Maszeh? sehingga ia kehilangan panggung di laga fun games yang seharusnya jadi malam spesial untuk Ronaldinho dan pecinta sepakbola tanah air. Penyebabnya karena para pemain RANS dan Persik "caper" dihadapan Ronaldinho, sehingga mega bintang Brazil tersebut malah dicuekin di tengah lapangan.Â
Yang kedua, karena tidak ada briefing dari Raffi Ahmad atau Rudy Salim (Chairman RANS), bahwa laga ini hanya bertajuk fun games yang lebih mengedepankan hiburan dan tidak mengutamakan mengejar kemenangan.
Setelah laga Trofeo Ronaldinho berakhir, para pemain RANS dan Persik jadi bahan olok-olok di media sosial, karena mereka lupa bahwa panggung ini milik Ronaldinho dan hanya laga fun games yang tidak perlu bermain serius seperti kompetisi resmi.
Hal berbeda terjadi, saat Ronaldinho berlaga dalam acara amal di Miami, Amerika Serikat, beberapa waktu yang lalu. Ronaldinho dan Roberto Carlos menggelar laga amal, yang digelar dalam sebuah laga eksebisi bertajuk "The Beautiful Game by R10 and RC3", di DRV PNK Stadium, Minggu (19/6).
Bintang-bintang dunia (baik yang sudah pensiun maupun masih aktif) turut ikut serta dalam laga eksebisi ini, tim Ronaldinho menghadirkan, Rene Higuita, Rafael Marquez, Diego Lugano, Aldair, Dybala, Pogba, Vinicus Jr., Kluivert dan Ronaldinho sendiri.
Sementara dari Tim Roberto Carlos, menghadirkan, Cafu, Vidal, Rivaldo, Nani, Falcao, Diego Militao, David Trezeguet, Valderrama dan Roberto Carlos sendiri.
Karena sifatnya Entertainment, lebih mengedepankan menghibur penonton, kedua tim menjalankan tugasnya dengan baik. Selain pamer skills, ada juga sisi hiburan yang dipertontonkan oleh kedua tim. Penonton yang hadir di Stadion merasa puas dengan permainan dan sajian hiburan yang disuguhkan. Laga akhirnya dimenangi oleh tim Roberto Carlos dengan skor 12-10.
Ini jadi sebuah pembelajaran bagi promotor, pemain dan semua yang terlibat di dalamnya. Jangan sampai, suatu saat nanti jika ada pemain kelas dunia yang datang ke Indonesia dibuat terkaget-kaget dengan aksi "caper" yang dipertontonkan pemain Indonesia disebuah laga eksebisi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H