Mohon tunggu...
Ari Sony
Ari Sony Mohon Tunggu... Administrasi - Bung Arson, Pengamat dan Pemerhati Olahraga Khususnya Sepakbola

Olahraga adalah nadi yang harus selalu digerakkan, dan ketika menulis topik lainnya harus sesuai dengan sudut pandang sendiri dan pemikiran yang matang

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

3 Alasan Kenapa Debitur Merasa "Gelisah" Setiap Akhir Bulan

23 Juni 2022   04:48 Diperbarui: 2 Juli 2022   19:15 1198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Halo Kompasiana, bagaimana kabarnya hari ini? Semoga selalu diberikan sehat dan dimurahkan rejekinya, serta dijauhkan dari yang namanya berutang. Aamiin.

Kali ini, Bung Arson akan berbagi tulisan yang berkaitan dengan finansial, dengan judul: Kenapa Debitur (Penerima utang) Semakin Gelisah Mendekati Akhir Bulan?

Kita berbicara terlebih dahulu masalah definisi utang, versi Bung Arson. Utang adalah meminjam uang atau barang baik lewat Lembaga atau perorangan, misalkan Perbankan, Koperasi, Leasing, Teman, dll. 

Utang merupakan sesuatu yang tidak bisa dihindari apabila kita sudah "kepepet" kebutuhan, beda cerita jika orang tersebut punya kebiasaan atau hobi berutang. Maka, apapun kondisinya ia akan selalu berutang, sebagai solusi jalan pintas.

Saya pernah punya pengalaman hampir 3 tahun bekerja di salah satu Bank Swasta yang objek nasabahnya pengusaha mikro atau UMKM. 

Pengalaman sebagai marketing pencari nasabah kredit dan juga sebagai "tukang survei" yang tugasnya menyetujui sebuah kredit, membuatnya saya bisa berbagi tulisan ini.

Jika Debitur sudah merasa "kepepet" atau kebentur masalah finansial, maka logikanya sudah tak bisa diajak berpikir jernih. Dalam kamusnya, si nasabah hanya berpikir yang penting kredit segera cair, urusan angsuran dipikir belakangan.

Namun, jika nasabah itu punya perhitungan matang, maka sebelum meminjam, ia akan punya perhitungan dan kalkulasi agar kreditnya tidak bermasalah dikemudian hari.

Perlu diketahui oleh calon nasabah kredit sebelum mengajukan sebuah pinjaman, apapun itu yang namanya pinjaman, baik berupa uang atau barang (motor, mobil, elektronik, dll), enaknya adalah di depan ketika pinjaman itu cair.

Pada saat sudah mulai bayar angsurannya, Si Dilan (pacarnya Milea) pasti kan berkata: "ternyata bukan rindu yang berat, tetapi yang berat itu ketika mau bayar angsuran yang telah jatuh tempo"

Coba anda rasakan yang saat ini punya pinjaman, setelah utang itu cair, kemudian 3 bulan atau 6 bulan dan mentok setelah setahun, anda pasti sudah mulai merasa "ngos-ngosan" dalam membayar angsuran tersebut.

Kenapa hal itu bisa terjadi? logikanya sangat mudah.

Ketika penghasilan anda, katakanlah 5 juta, kemudian anda punya pinjaman baru dengan angsuran 500 ribu rupiah per bulan dan jangka waktunya 2 tahun. 

Maka, mau tidak mau, suka tidak suka, anda harus mencari tambahan penghasilan senilai 500 ribu rupiah selama 2 tahun atau anda harus berhemat senilai 500 ribu rupiah selama 2 tahun, agar angsuran tetap lancar, tidak minus dan tidak gali lubang-tutup lubang.

Perlu anda ketahui, sebuah portofolio kredit yang aman bagi nasabah adalah, jika total semua angsurannya maksimal 20-30 % dari total penghasilan. 

Jadi misalkan, penghasilan kita 10 juta per bulan, maka angsuran maksimalnya dikisaran angka 2-3 juta per bulan, sedangkan sisanya buat kebutuhan keluarga sehari-hari.

Berarti jika, total semua angsuran nasabah mencapai angka 40 persen bahkan ada yang samapi 80 persen dari total penghasilan, maka kredit ini sudah tidak sehat. 

Dan siap-siap saja, akhir bulan anda tidak akan menyenangkan karena angsuran tidak berjalan lancar, sehingga akan ada penagihan dari pihak Bank.

Namun, bukan berarti juga saya menyarankan kepada anda untuk meminjam uang atau barang, jika kondisi finansial anda aman untuk angsuran diangka 20-30 persen dari total penghasilan. 

Karena kalau bisa, sebaiknya jangan berutang tetapi menabung sebagai langkah antisipasi jika ada kebutuhan mendadak dan mendesak.

Lalu dimana masalahnya yang membuat Debitur merasa gelisah mendekati akhir bulan?

Jika perencanaan anda tidak matang ketika mau berutang atau jika utang sebagai sebuah hobi dan kebiasaan atau karena terjadi risiko kredit (resiko kredit, misalkan dulu usaha lancar dan bisa bayar angsuran, tetapi tiba-tiba usaha bangkrut maka nasabah tidak bisa bayar angsuran kredit), maka hal ini bisa menyebabkan angsuran tidak lancar dalam melakukan pembayaran.

Ketidaklancaran inilah yang menyebabkan kita merasa gelisah mendekati akhir bulan. Mana ada, sebuah Bank, Koperasi, Leasing atau Lembaga keuangan lainnya membiarkan nasabahnya tidak bayar utang pada bulan tersebut.

Hal inilah yang membuat nasabah merasa gelisah, 3 penyebabnya adalah:

1. Nasabah Belum Punya Uang Buat Bayar Angsuran

Akibat salah perhitungan, uang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari terlebih dahulu, karena usaha bangkrut, kena PHK atau masalah lain yang kita tidak tahu. Itulah beberapa alasan yang terkadang nembuat si nasabah tidak bisa bayar angsuran sesuai tanggal jatuh tempo.

Akibat dari hal ini apa? nasabah gelisah karena belum bayar angsuran. Mendekati akhir bulan si nasabah mulai cari solusi, ada yang pinjam tetangga atau saudara, ada yang gali lubang-tutup lubang dan ada yang sengaja menghindar cari alasan lain agar terhindar bayar angsuran di bulan itu, misal nih: ada yang lagi sakit keluarganya, buat kirim kebutuhan orang tua, dll.

Akhirnya yang ada, si nasabah cari alasan lain atau bisa juga nyari kebohongan agar lolos atau terhindar melakukan pembayaran angsuran di bulan itu. 

Meski pada akhirnya si nasabah lolos bayar di bulan itu, tapi ia lupa bahwa bulan depan berarti ia harus bayar dua angsuran agar kreditnya lancar termasuk bayar dendanya. Meski lolos sementara namun sebenarnya dalam hatinya ada rasa gelisah dan khawatir memikirkan utangnya, yang tak kunjung selesai atau lunas.

2. Di Telepon atau Ditagih Oleh Lembaga Keuangan

Lembaga keuangan baik itu Bank, Koperasi, Leasing, dll., akan selalu mengingatkan kepada nasabahnya untuk membayar angsuran setiap bulan. Mendekati jatuh tempo biasanya akan diingatkan via WA atau ditelepon dari kantor.

Saat hari H jatuh tempo, akan diingatkan lagi entah itu lewat WA atau telepon dari kantor. Telat bayar angsuran, entah itu 3 hari atau seminggu akan diingatkan kembali bahwa setorannya telah lewat jatuh tempo agar segera melakukan pembayaran.

Mendekati akhir bulan, telepon soal mengingatkan pembayaran angsuran yang telah telat tersebut akan lebih sering. Hal ini dilakukan untuk mengingatkan nasabah kredit agar segera melakukan pembayaran.

Target dari perbankan atau koperasi agar setoran lancar dan tidak menimbulkan kredit macet atau kredit bermasalah (tidak sampai terjadi NPL : Non Performing Loan), membuat Lembaga keuangan mencari solusi atau cara agar nasabah tersebut pembayarannya tidak lewat bulan.

Entah lewat WA, telepon dan didatangi langsung ke rumah nasabah atau didatangi ditempat kerja nasabah, menjadi salah satu trik yang dilakukan ketika melakukan penagihan.

Bahkan akhir-akhir ini yang sedang viral, soal penagihan pinjaman online dengan cara mempermalukan nasabah, yaitu dengan menyebarkan tagihan utang ke nomor WA teman-teman dari nasabah kredit tersebut.

Dengan cara dibuat malu, membuat nasabah semakin resah dan gelisah mendekati akhir bulan. Hal ini dikarenakan mendekati akhir bulan, Lembaga keuangan akan semakin intens dalam melakukan penagihan. Apalagi jika kredit itu telah macet, selama 3 bulan atau 6 bulan bahkan setahun gak bisa bayar angsuran. Jika hal ini terjadi, setiap harinya si nasabah merasa gak nyaman karena kreditnya macet.

Segala macam solusi biasanya telah dilakukan oleh si nasabah, baik itu negosiasi dengan pihak Bank, nyari pinjaman sana-sini, hanya demi apa? demi menutupi malu agar pinjamannya segera selesai.

3. Takut Barang Jaminannya Akan Dilelang atau Disita

Dan yang terakhir jika kredit itu menggunakan jaminan, entah jaminan sertifikat maupun BPKB. Telah banyak nasabah yang mengalami penyitaan rumah atau mobil atau sepeda motornya, karena kreditnya macet dan nasabah tidak bisa bayar angsuran beserta dendanya.

Biasanya untuk pinjaman-pinjaman yang menggunakan jaminan, si peminjam akan lebih mati-matian dalam mempertahankan asetnya. Jika kreditnya sampai macet, ia sebenarnya telah mencari banyak solusi agar jaminanya tidak disita oleh pihak Bank.

Solusi sih, sebenarnya hampir sama, yaitu cari pinjaman sana-sini, tutup lubang-gali lubang, negosiasi dengan pihak Bank untuk melakukan penundaan bayar, hingga melakukan restrukturisasi.

Ingat pengajuan restrukturisasi sebenarnya tidak menyelesaikan masalah, hanya diberikan solusi penundaan bayar saja, tetapi akad kreditnya seolah-olah dibuat baru lagi. Sehingga utang dari nasabah malah sebenarnya tidak selesai-selesai. 

Sebisa mungkin nasabah jangan mengajukan restrukturisasi, karena itu sama saja seperti memperbaharui pinjaman baru yang merugikan nasabah.

Resah dan gelisah akan terus dirasakan oleh nasabah, apabila pihak Bank sudah memberikan surat peringatan ketiga atau kemudian surat peringatan soal akan dilakukan penyitaan atau jaminan akan dilelang. 

Hal ini bisa membuat suasana hati nasabah semakin "ambyar", setiap harinya hanya memikirkan mau tinggal dimana kalau nanti aset rumah ini disita atau bagaimana cara cari uang agar bisa nebus utang rumah ini.

Itulah beberapa hal yang menyebabkan Debitur merasa gelisah mendekati akhir bulan, karena awal mulanya belum bisa bayar angsuran yang pada akhirnya, permasalahan ini akan melebar kemana-mana.

Untuk itu pesan saya, jangan sampai coba-coba untuk berutang atau jangan menjadikan utang itu sebagai solusi jangka pendek karena hal itu akan jadi kebiasaan. Cobalah mulai dari sekarang untuk bersabar dan mengatur keuangan dengan menyesuaikan kebutuhan, sehingga ada uang untuk ditabung.

Memang sih, sekarang ini banyak yang mengatakan, "Ya lebih baik utang daripada kita tidak bisa membeli rumah atau kendaraan. Jika nabung, sampai kapan mau punya barang tersebut, nunggu 10-15 tahun lagi harga rumah juga sama saja akan naik". 

Mungkin paradigma atau pola pikir yang seperti ini harus diganti, karena kenyataannya jika kita sudah terlanjur berutang, perjalanan hidup kita akan lebih berat jika salah perhitungan.

Semoga yang saat ini sudah terlanjur berutang dan sedang ada masalah finansial, mudah-mudahan diberikan jalan keluar terbaik agar utang tersebut segera selesai dan lunas. 

Lakukan negoisasi yang baik dengan pihak Bank, agar tidak menimbulkan kredit bermasalah. Tetapi jangan sampai melakukan restrukturisasi kredit, karena hal itu akan semakin berat dikemudian hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun