Sejak melakukan dosa besar dalam ajang Internasional sekelas Piala Tiger pada tahun 1998, prestasi Timnas Indonesia mandek dan jalan di tempat. Timnas Indonesia sejak tahun 1998 hingga saat ini, selalu apes, ketika berlaga di partai puncak.
6 kali masuk final Piala AFF (dulunya bernama Piala Tiger) semuanya berakhir dengan kekalahan, yaitu di final Piala AFF 2000, 2002, 2004, 2010, 2016 dan 2020 kemarin. Sehingga Skuad Garuda, mendapatkan predikat spesialis Runner up.
Tidak hanya di ajang Piala AFF, ketika memasuki laga puncak Sea Games, Timnas Indonesia juga mentok hanya kebagian medali perak, yaitu pada Sea Games 2011, 2013 dan 2019.
Dosa besar inilah yang menyebabkan Tuhan sang pemilik alam semesta, tidak merestui Timnas Indonesia berprestasi. Mandeknya prestasi Timnas Indonesia karena ada dosa besar terkait tragedi sepakbola gajah di Piala Tiger 1998, yang hingga saat ini belum terselesaikan secara tuntas.
Oke, kalau misalkan pembaca Kompasiana tidak setuju dengan tragedi sepakbola gajah sebagai penyebabnya dan menganggap paceklik gelar ini hanya sebuah kebetulan saja, karena menilai memang sepakbola Indonesia yang sering bermasalah dengan pengelolaan kompetisi Liga Indonesia; dualisme Liga dan Organisasi; serta carut marut lainnya.
Disini Bung Arson akan coba menganalisa bahwa Skuad Garuda di Piala Tiger 2002, 2004 dan Piala AFF 2010 sangat layak untuk menjadi juara, karena saat itu pemain Timnas Indonesia sangat mumpuni kualitasnya dibandingkan lawannya di laga final. sehingga, tidak seharusnya pada gelaran final Piala Tiger 2002, 2004 dan Piala AFF 2010 Timnas Indonesia kalah.
Piala Tiger 2002
Pada gelaran Piala Tiger 2002, skuad Indonesia yang saat itu dilatih Ivan Kolev dihuni bintang-bintang sepakbola Indonesia, seperti : Hendro Kartiko, Firmansyah, Nur Alim, Sugiantoro, Isnan Ali, Agung Setyabudi, I Putu Gede, Yaris Riyadi, Budi Sudarsono, Bambang Pamungkas dan Gendut Doni Christiawan. Sayangnya Timnas Indonesia kalah dalam adu penalti saat melawan Thailand, dengan skor 2-4. Setelah dalam 120 menit sebelumnya kedua tim bermain imbang 2-2.
Thailand yang bermain dengan 10 pemain sejak menit ke-57, karena salah satu pemainnya, Noosarung, dikartu merah wasit. Sayangnya unggul jumlah pemain, tidak dimanfaatkan dengan baik oleh pemain Timnas Indonesia, sehingga Timnas Indonesia akhirnya harus puas dengan memperoleh gelar Runner up.
Piala Tiger 2004
Pada gelaran Piala Tiger 2004, skuad asuhan Peter Withe juga membawa sejumlah pemain bintang yang lagi on fire, seperti : Hendro Kartiko, Charis Yulianto, Firmansyah, Mauly Lessy, Ortizan Solossa, Ponaryo Astaman, Syamsul Bachri, Ellie Aiboy, Boaz Solossa, Ilham Jayakesuma dan Kurniawan Dwi Yulianto.