Setelah kejadian itu, Ricky Kambuaya tampak tidak suka melihat atraksi berlebihan dari Awan Setho. Ricky Kambuaya berusaha untuk mendekat dan mempertanyakan aksi Awan Setho. Kemudian pemain Bhayangkara FC mengerubuti Ricky Kambuaya, terlihat dalam tayang ulang, tangan Wahyu Subo Seto seperti hendak mendorong atau memukul Ricky Kambuaya. Tak lama Ricky Kambuaya tersulut emosinya, beruntung ada Ruben Sanadi sesama pemain asal Papua, yang berhasil meredam emosi Ricky Kambuaya.
Dengan kejadian ini, ke depan Ricky Kambuaya akan sering diprovokasi oleh pemain lawan. Ricky Kambuaya merupakan roh permainan Persebaya, sehingga pemain lawan akan berusaha untuk mengganggunya, agar penampilannya tidak maksimal dan kalau bisa Ricky Kambuaya mendapatkan kartu kuning.
Selain ada tiga alasan utama tersebut, ada alasan tambahan lainnya yang mendukung Ricky Kambuaya bermain di luar negeri. Salah satu alasannya, agar ada regenerasi pengganti Ricky Kambuaya. Sosoknya yang tak tergantikan di Timnas Indonesia menjadi salah satu kelebihannya, namun hal ini juga menjadi bumerang bagi skuad asuhan Coach STY.Â
Dengan tidak adanya pengganti yang sepadan, akan jadi masalah ketika Ricky Kambuaya terpaksa absen, bermain buruk atau digantikan dibabak kedua. Permainan tim merah putih jadi tidak berkembang ketika Ricky Kambuaya tak bermain di lapangan.
Klub Liga 1 harus menemukan sosok seperti Ricky Kambuaya lainnya, agar ada pengganti atau pelapis yang sepadan untuk Timnas Indonesia. Mulai sekarang, Coach STY juga perlu mencari pelapis sepadan untuk Ricky Kambuaya, Coach STY bisa memantau dari klub Liga 1 atau dari pemain Timnas U-23 yang akan berlaga di Piala AFF U-23.
Semoga penampilan apik Ricky Kambuaya bisa konsisten hingga usia 30-an, dan ia segera bermain di luar negeri. Goodluck Ricky Kambuaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H