Mohon tunggu...
Ari Sony
Ari Sony Mohon Tunggu... Administrasi - Bung Arson, Pengamat dan Pemerhati Olahraga Khususnya Sepakbola

Olahraga adalah nadi yang harus selalu digerakkan, dan ketika menulis topik lainnya harus sesuai dengan sudut pandang sendiri dan pemikiran yang matang

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

3 Alasan Shin Tae-yong Wajib Mainkan Tiga Gelandang Ini Lawan Timor Leste

30 Januari 2022   06:58 Diperbarui: 30 Januari 2022   09:52 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Timnas Indonesia akan kembali menghadapi Timor Leste pada FIFA Matchday kedua di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Minggu (30/1/2022). Skuad Garuda mengusung misi wajib menang dalam upayanya untuk menggeser posisi Singapura di Pot 3 Undian Kualifikasi Piala Asia 2023.

Di FIFA Matchday pertama, tim asuhan Coach Shin Tae-yong (STY) berhasil memenangi laga dengan skor telak 4-1. Namun kemenangan telak ini seperti semu, karena tidak menggambarkan dominasi Timnas Indonesia terhadap Timor Leste disepanjang laga. Selama 65 menit awal, Timnas Indonesia kesulitan menghadapi perlawanan Sengit dari Paulo Gali dkk.

Di babak pertama lini tengah Timnas Indonesia tidak mampu berbuat banyak. Segala macam cara yang dilakukan oleh Rachmat Irianto, Ricky Kambuaya dan Evan Dimas seperti menemui tembok besar. Ditambah lagi, Ramai Rumakiek dan Edo Febriasnyah yang dimainkan di sektor sebelah kiri tak banyak berkutik.

Sehingga Paulo Gali dan Mouzinho lebih memilih mengacak-acak lini pertahanan Timnas Indonesia di sektor sebelah kiri. Coach STY harus menyiapkan strategi dan formasi yang tepat untuk menghadapi Timor Leste di laga FIFA Matchday kedua, agar Coach STY tidak dibuat kesal dan kecewa seperti halnya di laga pertama.

Coach STY perlu mencoba formasi ini, dimana untuk posisi kiper sebenarnya tidak terlalu masalah, baik Syahrul Trisna, Nadeo Argawinata atau Ernando Ari, mereka sama-sama punya kualitas yang sepadan, sehingga siapaun yang dimainkan tidak jadi masalah.

Kemudian untuk lini belakang, formasi 4 pemain ini layak dipertahankan, yang kemarin bermain dibabak kedua. Sani Rizky, Fachrudin Aryanto, Alfeandra Dewangga dan Pratama Arhan. Kemarin masuknya Pratama Arhan, membuat Paulo Gali dan Mouzinho mati kutu.

Sedangkan di lini tengah, Coach STY harus berani memainkan Marselino Ferdinan sejak awal. Marselino bisa menggantikan posisi Evan Dimas, pemain berusia 17 tahun ini harus banyak mendapatkan jam terbang agar kualitasnya semakin terasah. Marselino Ferdinan, Rachmat Irianto dan Ricky Kambuaya dapat dimainkan di lini tengah Skuad Garuda.

Di lini depan, Hanis Saghara bisa diplot sebagai penyerang utama. Masalah utama Coach STY di level Timnas senior, ia tidak punya striker andalan yang haus gol. Meski Hanis Saghara belum cetak gol di level senior, namun kengototannya merepotkan lini belakang Timor Leste. Hanis Saghara, Irfan Jaya dan Ronaldo Kwateh sebagai trio penyerang Timnas Indonesia.

Kembali ke trio lini tengah Timnas Indonesia yang mempunyai kualitas mirip dengan trio lini tengah Jerman di Piala Dunia 2014. Jerman bisa menjadi juara Piala Dunia 2014 karena salah satu faktornya mempunyai lini tengah yang solid, ada Mesut Ozil, Sami Khedira dan Toni Kroos.

Tiga gelandang ini mempunyai peran berbeda yang membuat lini tengah Jerman semakin kuat di Piala Dunia 2014. Ada 3 alasan kuat, jika trio gelandang Timnas Indonesia menyamai trio gelandang Jerman di Piala Dunia 2014.

1. Marselino Ferdinan Seperti Mesut Ozil

Mungkin terlalu jauh, jika kita menyamakan kualitas Marselino Ferdinan dengan Mesut Ozil. Mesut Ozil merupakan salah satu gelandang top dunia yang tidak perlu kita ragukan lagi kualitasnya, bahkan kabarnya pemilik klub Rans Cilegon FC, yaitu Raffi Ahmad tertarik untuk memboyong Mesut Ozil di Liga 1 musim depan.

Marselino mempunyai peran hampir sama dengan Ozil, yaitu sebagai pengatur serangan. Marselino bisa bergerak bebas saat menyerang dan ketika membantu lini pertahanan. Marselino punya segala atribut untuk jadi pengatur serangan top Asia. Ia punya kecepatan, punya gocekan, visi bermain oke dan tendangan kaki kanannya sangat keras. Jika terus mendapatkan kepercayaan di klub maupun Timnas senior, level permainan Marselino akan terus berkembang.

2. Ricky Kambuaya Seperti Toni Kroos

Mungkin hampir sama ketika membandingkan kualitas Marselino dan Ozil, membandingkan kualitas Ricky Kambuaya dengan Toni Kroos juga terlalu kejauhan. Tetapi jika kita membandingkan peran keduanya, adalah sama. Ricky Kambuaya dan Toni Kroos sama-sama sebagai gelandang serang yang aktif membantu serangan dan sering terlibat dalam terciptanya gol.

Salah satu keunggulan dari seorang Ricky Kambuaya adalah ia mempunyai fisik prima, visi permainannya bagus, umpan terobosannya mematikan, punya daya jelajah tinggi, dan mempunyai tembakan yang akurat.

Ricky Kambuaya punya peran besar atas kemenangan Timnas Indonesia lawan Taiwan di Playoff Kualifikasi Piala Asia 2023, ia juga berperan mengantarkan Skuad Garuda melaju jauh hingga partai final di Piala AFF 2020 dan gol berkelasnya ke gawang Timor Leste kemarin membangkitkan semangat Timnas Indonesia untuk melakukan "comeback" mengalahkan Timor Leste dengan skor 4-1.

3. Rachmat Irianto Seperti Sami Khedira

Rachmat Irianto dan Sami Khedira punya peran yang sama di klub maupun di Timnas masing-masing, sama-sama sebagai gelandang bertahan. Hanya saja perbedaan keduanya di postur tubuh, Sami Khedira punya peran penting mengantar Jerman Juara Piala Dunia 2014, meskipun ia absen di laga final melawan Argentina.

Sebagai pemain jangkar, Rachmat Irianto punya peran sebagai orang pertama yang memutus serangan lawan dan ikut membantu lini pertahanan. Rachmat Irianto juga bisa membantu dalam penyerangan. Peran seperti ini biasanya dinamakan sebagai gelandang pengangkut air. Gennaro Gattuso dan N'Golo Kante merupakan salah satu pemeran terbaik untuk posisi ini.

Rachmat Irianto tidak tergantikan perannya di lini tengah Timnas Indonesia sejak diasuh oleh Coach STY. Dimulai dari laga Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia, Playoff Kualifikasi Piala Asia 2023, Piala AFF 2020 dan FIFA Matchday, nama Rachmat Irianto selalu bermain sebagai pemain inti.

Hanya saja masih ada satu kekurangan dari Rachmat Irianto, karena sering berduel dengan pemain lawan, Rachmat Irianto sering terkena cedera di tengah pertandingan, meskipun cedera itu ringan tetapi memaksa Coach STY harus menggantikannya.

Coach STY wajib memainkan trio lini tengah milik klub Persebaya Surabaya ini, yaitu Marselino Ferdinan, Rachmat Irianto dan Ricky Kambuaya. Selain ketiganya sudah teruji dan solid bermain bersama di klub Persebaya, memainkan ketiganya serasa menikmati permainan lini tengah Jerman di Piala Dunia 2014, yang diisi oleh Mesut Ozil, Sami Khedira dan Toni Kroos.

Semoga di FIFA Matchday kedua lawan Timor Leste, Coach STY memberikan kesempatan kepada trio gelandang ini, untuk unjuk gigi dan menjadi motor penggerak lini tengah Indonesia untuk kalahkan Timor Leste.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun