Mohon tunggu...
Ari Sony
Ari Sony Mohon Tunggu... Administrasi - Bung Arson, Pengamat dan Pemerhati Olahraga Khususnya Sepakbola

Olahraga adalah nadi yang harus selalu digerakkan, dan ketika menulis topik lainnya harus sesuai dengan sudut pandang sendiri dan pemikiran yang matang

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Apa Salah Ricky Kambuaya, Coach STY?

30 Desember 2021   06:02 Diperbarui: 30 Desember 2021   19:09 78142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ricky Kambuaya. (Dok. PSSI via KOMPAS.COM)

Apa Kabar Kompasiana?

Semoga tetap semangat dan selalu sehat, setelah semalam melihat tim kebanggaan kita, Timnas Indonesia hancur lebur kalah telak dari Thailand dengan skor 0-4.

Gak percaya, gak nyangka dan gak bisa berkata-kata, mungkin itu yang tergambarkan dari laga Skuad Garuda di Final Piala AFF 2020.

Memang sebelum laga, "Bung Arson" sudah menduga jika absennya Pratama Arhan menjadi sebuah  kerugian Timnas Indonesia. Gol pertama Thailand, lewat Chanathip Songkrasin yang terjadi pada menit ke-2, prosesnya dimulai dari kesalahan Edo Febriansyah dalam memberikan umpan, yang kemudian sektor kiri langsung diobok-obok oleh pemain Thailand, hingga terjadi gol.

Babak pertama, Thailand dengan sangat leluasa menjelajahi semua sektor lini pertahanan Skuad Garuda. Seolah-olah jumlah pemain Thailand yang bermain lebih dari 11 orang, karena dimana ada bola disitu ada pemain yang berseragam biru.

Atmosfer final ternyata menggerus kemampuan skuad asuhan Coach Shin Tae-yong (STY). Ketenangan, kemampuan olah bola, dan semangat pantang menyerah sayap-sayap garuda dipatahkan oleh keperkasaan tim Gajah Perang.

Thailand mencukur Timnas Indonesia empat gol tanpa balas, melalui Chanathip Songkrasin yang mencetak brace (menit ke-2 dan ke-52), Supachok Sarachat (menit ke-67) dan gol terakhir Bordin Phala menit ke-83. Dengan kalah agregat empat gol, hanya keajaiban dari semesta yang bisa mengantarkan Timnas Indonesia Juara Piala AFF 2020.

Faktor pengalaman dan kesalahan taktik Coach STY menjadi hal mendasar yang mengakibatkan Timnas Indonesia babak belur. Jika melihat laga di babak pertama, seharusnya Edo Febriansyah posisinya bisa diisi oleh Alfeandra Dewangga. Kemudian posisi Alfeandra Dewangga bisa diisi pemain pengalaman seperti Victo Igbonefo yang punya pengalaman pernah tampil di Liga Thailand.

Dedik Setiawan yang tidak terlalu bersinar selama kejuaraan Piala AFF 2020, tetap dipaksakan tampil di laga krusial melawan Thailand. Seharusnya posisinya diisi oleh Hanis Saghara, Ezra Walian atau berani memainkan false nine Egy Maulana Vikri.

Meski Timnas Indonesia kalah telak dari Thailand, ada satu pemain yang tetap tampil bersinar, yaitu Ricky Kambuaya. Pemain asal Persebaya Surabaya ini, merupakan pemain vital di lini tengah tim asuhan Coach STY. Ricky Kambuaya merupakan sosok pemain tak tergantikan di skuad Coach STY, ia selalu tampil sebagai pemain inti dan menjadi motor penggerak serangan Timnas Indonesia.

Kilau Sinar Mutiara dari seorang Ricky Kambuaya, tetap terlihat selama 63 menit melawan Thailand. Setiap ia menguasai bola, ia sangat tenang dan saat menyerang bola-bolanya sangat berbahaya. Hampir setiap serangan yang berawal darinya, selalu menghadirkan peluang berbahaya bagi Timnas Indonesia. Contoh nyata umpan cantiknya ke Irfan Jaya, yang gagal dikonversi gol oleh Irfan Jaya.

Mempunyai fisik yang prima, kokoh dalam penguasaan bola, pergerakannya sangat mobile dan dinamis, serta kuat dalam bertahan. Inilah tipe permainan gelandang modern era saat ini, yang dimiliki oleh Ricky Kambuaya. Jika terus tampil konsisten selama 3-4 tahun lagi, posisinya akan aman tampil reguler sebagai jangkar lini tengah Timnas Indonesia.

Dua kali Coach STY, melakukan kesalahan dengan menarik keluar Ricky Kambuaya. Pertama saat melawan Singapura di semifinal leg kedua. Pada menit ke-66 Ricky Kambuaya digantikan oleh Egy Maulana Vikri, keluarnya Ricky Kambuaya membuat lini tengah Skuad Garuda tampil tidak stabil. Sehingga Singapura beberapa kali mampu membuat peluang emas dan ketika menyerang para pemain Skuad Garuda kurang tenang.

Kesalahan yang kedua, saat laga final Piala AFF semalam. Lagi-lagi Ricky Kambuaya digantikan oleh Egy Maulana Vikri pada menit ke-63. Masuknya Egy, tak memberi kontribusi banyak bagi kekuatan Timnas Indonesia. Malahan, Egy menjadi penyebab terciptanya gol keempat bagi Thailand.

Apa yang menjadi alasan Coach STY mengganti Ricky Kambuaya?

Sebenarnya agak aneh dengan pola strategi yang diinginkan oleh Coach STY. Pemain Timnas Indonesia, yang tampil apik saat lawan Thailand, jelas Ricky Kambuaya, tetapi kenapa ia harus diganti.

Okelah, jika Coach STY mau menambah daya serang bisa memasukkan Egy. Hanya saja, Egy bisa menggantikan Irfan Jaya atau Dedik Setiawan yang tampil tidak maksimal. Keluarnya Ricky Kambuaya membuat lini tengah Indonesia mudah diobok-obok dan serangan Indonesia tidak terlalu membahayakan gawang Thailand.

Sangat disayangkan sekali, kali ini taktik Coach STY tak berjalan sesuai rencana. Coach STY harus segera mencari solusi agar di Leg kedua, Timans Indonesia bisa menang lawan Thailand. Meski akhirnya nanti Skuad Garuda gagal juara, semoga di final leg kedua skuad Garuda mampu tampil apik dan memberi kebanggan di lambang garuda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun