Jika pembaca menyaksikan laga semifinal leg 1 Piala AFF 2020 antara Vietnam vs Thailand, kita seperti disuguhkan tontonan menarik Liga Inggris. Memori penulis teringat ke masa persaingan sengit antara Manchester United Vs Arsenal. Ketika masih dilatih oleh Sir Alex Ferguson dan Arsene Wenger.
Di Medio tahun 2001-2006 Laga antara MU dan Arsenal selalu berjalan sengit dan keras, terkadang wasit harus mengeluarkan banyak kartu (baik kuning atau merah) untuk pelanggaran keras kedua tim. Bahkan karena saking panasnya tensi laga tersebut, hingga menimbulkan keributan antar pemain hingga pelatih kedua tim. (salah satu laga MU Vs Arsenal).
Laga semifinal leg 1 yang bertajuk final ideal Piala AFF 2020, berlangsung sangat cepat dan menarik. Bola tidak pernah berhenti dan terus mengalir. Perpaduan skill dan kecepatan yang diperlihatkan oleh kedua tim, memanjakan mata penikmat layar kaca seperti sedang menonton bigmatch liga Inggris.
Sebelum laga dimulai, Vietnam diunggulkan untuk dapat mengalahkan Thailand. Meskipun berstatus sebagai runner up grup B, namun secara permainan dan skill individu Vietnam sedikit unggul atas Thailand.
Namun ternyata hasil akhir laga berkata lain, Thailand yang mengambil inisaitif serangan terlebih dulu mampu unggul 2-0, lewat brace yang diciptakan oleh Chanathip Songkrasin pada menit ke-14 dan ke-23. Bahkan gol kedua Thailand tercipta bagaikan permainan ala game "playstation", lewat skema kerja sama apik para pemain Thailand.
Setelah tertinggal 0-2, Vietnam terus menggempur lini pertahanan Thailand. Berbagai peluang diciptakan oleh skuad tim asuhan Park Hang-seo. Ada dua peluang emas milik Vietnam yang masih menyambar mistar gawang Thailand.
Sayangnya tensi laga sengit kedua tim, tidak diimbangi dengan keputusan adil dari wasit. Saoud Al Athbah, wasit asal Qatar membuat banyak sekali keputusan kontroversial yang mengubah hasil akhir pertandingan.
Yang paling kelihatan pada menit ke-43 ketika Kiper Thailand, Chatchai Budprom melanggar pemain Vietnam, Nguyen Van Toan. Van Toan yang mempunyai peluang emas untuk mencetak gol, dilanggar oleh kiper Thailand di luar kotak penalti. Pelanggaran yang dilakukan oleh Kiper Thailand hanya berbuah kartu kuning, padahal pelanggaran tersebut pantas diganjar kartu merah.
Selain keputusan tersebut ada dua keputusan kontroversial yang dihasilkan oleh wasit asal Qatar ini, yang pertama penalti untuk Thailand di menit ke-82, jika melihat tayangan ulang insiden yang terjadi di kotak penalti Vietnam tidak pantas diganjar penalti oleh wasit. Keputusan kedua terjadi pada injury time babak kedua, saat pemain Thailand handball di kotak penalti, namun wasit tidak menganggap itu sebagai handball.