Mohon tunggu...
Ari Sony
Ari Sony Mohon Tunggu... Administrasi - Bung Arson, Pengamat dan Pemerhati Olahraga Khususnya Sepakbola

Olahraga adalah nadi yang harus selalu digerakkan, dan ketika menulis topik lainnya harus sesuai dengan sudut pandang sendiri dan pemikiran yang matang

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Egy Maulana Vikri Kepingan Puzzle Lini Depan Indonesia

24 Desember 2021   06:10 Diperbarui: 24 Desember 2021   19:10 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Egy Maulana Vikri diharapkan mampu menjadi solusi lini serang Timnas Indonesia. (Foto: Instagram/@egymaulanavikri)

Coach Shin Tae-yong (STY) dibuat pusing memikirkan performa para penyerang Timnas Indonesia. Egy Maulana Vikri akan menjadi sebuah solusi atas mandulnya lini depan Timnas Indonesia selama kejuaraan Piala AFF 2020. Akankah Egy menjadi kepingan puzzle yang dirindukan oleh STY untuk mendobrak lini serang Indonesia.

Sebenarnya Timnas Indonesia tampil produktif dengan mengemas 14 gol hingga laga semifinal leg 1. Namun persoalannya dari capaian 14 gol tersebut, hanya ada satu gol yang diciptakan oleh penyerang skuad garuda, yaitu dari kaki Ezra Walian saat membantai Laos dengan skor 5-1.

Timnas Indonesia memang sejak lama tidak mempunyai penyerang handal. Di Piala AFF 1998 (dulu bernama Piala Tiger 1998) kita punya Miro Baldo Bento, di Piala AFF 2000 ada Gendut Dony dan Kurniawan Dwi Yulianto, kemudian di Piala AFF 2002 kita punya Bambang Pamungkas, ketika Piala AFF 2004 ada trio penyerang Ilham Jayakesuma, Kurniawan Dwi Yulianto dan Boaz Solossa.

Tidak salah makanya, ketika PSSI melakukan naturalisasi kepada Cristian Gonzales, Greg Nwokolo, Beto Goncalves, Ilija Spasojevic dan Ezra Walian. Hal ini dilakukan karena untuk menutup lubang lini depan Timnas Indonesia yang kekurangan stok mumpuni penyerang lokal.

Di Piala AFF 2020 kali ini, Coach STY membawa 4 penyerang ada Ezra Walian, Kushedya Hari Yudo, Hanis Saghara Putra, dan Dedik Setiawan. Dari keempat penyerang ini, 3 diantaranya pernah menjadi starter hanya Hanis Saghara yang belum pernah mencicipi tampil sebagai starter sejak menit pertama.

Kekesalan dan ketidakpuasan Coach STY atas performa penyerang Timnas Indonesia terlihat saat laga melawan Malaysia dan Singapura. Saat melawan Malaysia, Ezra Walian tampil sebagai starter dan digantikan oleh Kushedya Hari Yudo pada menit ke-64. Namun jelang laga berakhir, Kushedya Hari Yudo ditarik keluar untuk digantikan Hanis Saghara.

Ketika berhadapan dengan Singapura, Dedik Setiawan menjadi starter, ia tampil sangat mengecewakan. Dedik seperti kebingungan untuk bekerja sama atau mencari posisi yang tepat untuk menunggu umpan dari rekannya. Posisinya yang selalu nanggung membuat ia jarang mendapatkan suplai bola.

Coach STY kemudian memasukkan Ezra Walian untuk menggantikan Dedik Setiawan, namun sayangnya hasilnya tetap sama saja. Ezra Walian sering kalah duel ketika beradu kecepatan dengan pemain belakang Singapura. Melihat strateginya tak berjalan sesuai rencana, Coach STY kemudian memasukkan Hanis Saghara pada menit ke-79 untuk menggantikan Ezra Walian.

Hanis Saghara tampil impresif saat masuk sebagai pemain pengganti, ia mampu melepaskan satu shots on target yang mampu digagalkan kiper Singapura, Hassan Sunny. Jika selama latihan jelang semifinal leg 2, Hanis Saghara menunjukkan etos kerja tinggi, bukan tidak mungkin pos lini serang skuad garuda akan dipercayakan kepadanya untuk tampil sebagai starter untuk pertama kalinya.

Coach STY tentu masih menunggu kondisi fisik Egy Maulana Vikri apakah sudah fit, untuk diturunkan melawan Singapura baik sebagai starter maupun sebagai pemain pengganti. Egy baru saja bergabung dengan Timnas Indonesia di Piala AFF 2020, karena tenaganya masih dibutuhkan oleh klubnya FK Senica di Liga Slovakia.

Adanya tambahan amunisi dari Egy tentu sangat menguntungkan bagi performa lini serang Timnas Indonesia. Serangan skuad garuda bisa lebih tajam dan tusukan-tusukan yang selama ini menjadi ciri khas dari Egy bisa membelah lini pertahanan Singapura yang kemarin tampil solid saat semifinal Leg 1.

Jika Coach STY menurunkan Egy sejak menit pertama, Egy dan Witan Sulaeman dapat berperan bergantian untuk mengisi posisi false nine maupun sisi sayap lini serang Timnas Indonesia. Sehingga bisa memecah konsentrasi penjagaan lini pertahanan dari Singapura.

Melihat performa kurang memuaskan dari penyerang-penyerang Timnas Indonesia, Coach STY dapat memainkan taktik false nine, yang bisa diperankan dengan baik oleh Egy maupun Witan. Skema taktik bunglon yang selama ini Coach STY terapkan, memungkinkan Timnas Indonesia memberikan kejutan kepada lini pertahanan Singapura dengan memainkan taktik false nine.

Kehadiran Egy Maulana Vikri akan menjadi sebuah solusi yang tepat atas mandulnya lini depan Timnas Indonesia. Indonesia butuh kemenangan, skuad garuda butuh banyak gol, peran lini serang diharapkan mampu berkontribusi lebih untuk meloloskan Timnas Indonesia ke Final Piala AFF 2020.

Mudah-mudahan Egy sudah fit 100 persen sehingga ia langsung tampil impresif dengan mencetak gol ke gawang Singapura.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun