Kabar menyedihkan menghampiri skuad tim Thomas Indonesia, jelang laga final Piala Thomas 2020. Apapun hasil pertandingan pada partai final Piala Thomas menghadapi tim China di Ceres Arena, Aarhus, Denmark, Minggu (17/10/21) malam WIB, Bendera merah putih dilarang berkibar di podium Piala Thomas.
Tim Thomas Indonesia sedang di ambang juara untuk mengakhiri puasa gelar selama 19 tahun, setelah terakhir kali meraih Piala Thomas pada tahun 2002 di Guangzhou, China, saat itu tim Indonesia sukses mengalahkan Malaysia di partai final dengan skor 3-2.
Setelah terakhir meraih gelar juara Piala Thomas pada tahun 2002, Indonesia selalu kesulitan dalam perburuan meraih gelar juara piala Thomas, Indonesia hanya mampu dua kali mencapai babak final pada gelaran Piala Thomas tahun 2010 dan 2016.
Pada final Piala Thomas tahun 2010, Indonesia dikalahkan China dengan skor 3-0. Sementara pada final Piala Thomas tahun 2016, Indonesia takluk secara menyakitkan dari Denmark dengan skor tipis 3-2.
Sejak terakhir Juara di tahun 2002, skuad Piala Thomas 2020 saat ini yang telah berhasil memijakkan kakinya di partai final, mempunyai komposisi pemain paling merata dan bisa dibilang inilah skuad tim Thomas terbaik sejak terakhir juara di tahun 2002.
Di sektor tunggal putra ada Anthony Sinisuka Ginting (Ranking 5 Dunia), Jonatan Christie (Ranking 7 dunia) dan Shesar Hiren Rhustavito (Ranking 19 dunia), merekalah pemain andalan di sektor tunggal putra yang siap merobohkan tembok China.
Sementara dari sektor ganda putra, Indonesia memiliki komposisi ganda putra terkuat dibandingkan skuad negara lain, ada Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo (Ranking 1 dunia), Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (Ranking 2 dunia) dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto (Ranking 7 dunia).
Siapapun pasangan yang akan ditampilkan melawan China, Indonesia diprediksi akan mengaman dua poin dari sektor ganda putra.
Berbeda dengan Indonesia yang mempunyai skuad terbaik, tim China tidak dapat diperkuat tunggal putra terbaik mereka Chen Long dan ganda putra terbaik mereka Li Jun Hui/Liu Yu Chen. Bahkan pada partai final nanti, pemain andalan China lainnya, yaitu Shi Yu Qi juga harus absen karena cedera.
Berikut daftar susunan pemain yang akan bertanding, di partai final:
Anthony Ginting akan berhadapan dengan pemain tunggal putra China, Lu Guang Zu untuk menggantikan posisi Shi Yu Qi.
Kejutan ditampilkan oleh tim pelatih untuk sektor ganda putra, dimana Fajar/Rian akan tampil sebagai ganda putra kedua melawan, He Ji Ting/Zhou Zao Dong.
Partai ketiga tetap menampilkan Jonatan Christie berhadapan dengan Li Shi Feng
Partai keempat mempertemukan ganda dadakan Indonesia, Daniel Marthin/Kevin Sanjaya melawan Liu Cheng/Wang Yi Lyu
Dan Partai pamungkas mempertemukan Shesar Hiren Rhustavito melawan Weng Hong Yang
Agak aneh memang melihat komposisi sektor ganda putra dimana the minions tidak tampil, maupun the daddies juga tidak tampil.
Mungkin tim pelatih mempunyai strategi yang lebih matang, untuk langsung mengamankan skor menjadi 3-0.
Indonesia diambang Juara dan akan mengakhiri puasa gelar selama 19 tahun, namun perayaan kemenangan skuad Indonesia di podium Piala Thomas 2020 tanpa diikuti dengan pengibaran bendera merah putih.
Apa penyebab bendera merah putih tidak boleh berkibar di podium Piala Thomas di Ceres Arena, Aarhus, Denmark?
Ternyata hal ini disebabkan karena Indonesia sedang mendapatkan sanksi dari Badan Anti Doping Dunia (WADA). Pemandangan aneh akan terlihat ketika empat bendera negara semifinalis akan berkibar di podium Piala Thomas.
Pemandangan aneh tersebut karena yang terlihat hanya 3 bendera negara semifinalis, yaitu bendera China, Denmark dan Jepang. Sedangkan bendera merah putih akan digantikan bendera logo PBSI.
Hal ini imbas dari surat dari WADA per tanggal 15 September 2021, yang telah berkirim surat ke Lembaga Anti-Doping Indonesia (LADI), terkait ketidakpatuhan dalam uji doping karena tidak menerapkan program pengujian yang efektif, sehingga Indonesia dinilai tidak mampu memenuhi rencana jumlah tes doping tahunan
Dari Surat yang dikirimkan oleh WADA tersebut, Indonesia mempunyai kesempatan untuk melakukan klarifikasi selama 21 hari. Namun, LADI terlambat memberikan klarifikasi sehingga pada tanggal 7 Oktober 2021, WADA memberikan surat ancaman Sanksi kepada Indonesia.
Akibatnya, Indonesia tidak boleh menjadi tuan rumah kejuaraan regional hingga tingkat dunia selama masa penangguhan, selain itu Indonesia juga tidak dapat duduk sebagai anggota dewan di komite, karena dianggap tidak memenuhi syarat.
Sementara, untuk kejuaraan-kejuaraan yang sebelumnya Indonesia telah ditunjuk sebagai tuan rumah, WADA tidak mencabut hak tuan rumah Indonesia, sehingga event-event tersebut tidak perlu dibatalkan.
Kabar baik lainnya, Indonesia tetap diperbolehkan untuk ikut serta dalam pertandingan-pertandingan di kejuaraan regional, kontinental, dan dunia. Hanya saja kontingen Indonesia tidak diizinkan membawa nama dan mengibarkan bendera negara selain di ajang Olimpiade. Hukuman dari WADA ini berlaku selama setahun, dan juga bisa diperpanjang
Imbas dari sanksi ini, yang menyebabkan bendera merah putih tidak dapat berkibar di podium Piala Thomas dan akan digantikan dengan bendera logo PBSI.
Hal ini juga diperkuat dari pernyataan
Ketua bidang Hubungan Luar Negeri PBSI, Bambang Roedyanto, menyusul adanya pernyataan dari Badminton World Federation (BWF) yang disampaikan kepadanya. Bahwa tim Thomas Indonesia akan mengibarkan bendera logo PBSI, dalam acara seremoni penyerahan trofi di podium.
Sangat disayangkan sekali, perayaan puasa gelar juara Piala Thomas Indonesia yang telah dinantikan selama 19 tahun, harus dirayakan tanpa pengibaran bendera merah putih.
Walaupun bukan bendera merah putih yang berkibar di podium, kami tetap bangga dengan perjuangan keras dari para atlet bulutangkis Indonesia.
Salam Juara.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI