Mohon tunggu...
Ari Sony
Ari Sony Mohon Tunggu... Administrasi - Bung Arson, Pengamat dan Pemerhati Olahraga Khususnya Sepakbola

Olahraga adalah nadi yang harus selalu digerakkan, dan ketika menulis topik lainnya harus sesuai dengan sudut pandang sendiri dan pemikiran yang matang

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Final Idaman: Jepang vs China, Laga Seru Juara Bertahan Melawan Sang Penguasa Piala Uber

16 Oktober 2021   09:37 Diperbarui: 16 Oktober 2021   09:46 620
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yuki Fukushima/Mayu Matsumoto, saat bertanding pada babak semifinal Piala Uber 2020. (Yves Lacroix/Badminton Photo/via KOMPAS.COM)

Juara bertahan Jepang akan bertemu dengan China, dalam laga final idaman Piala Uber 2020, di Ceres Arena, Aarhus, Denmark.

Final idaman ini merupakan, ulangan final Piala Uber 2014, saat itu China berhasil mengalahkan Jepang di partai puncak dengan skor 3-1. Kala itu, 3 poin kemenangan China dipersembahkan oleh Li Xuerui, Wang Shixian dan Wang Xiaoli/Zhao Yunlei. Sementara satu poin dari Jepang dihasilkan oleh Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi.

Sebelum adanya pandemi covid-19, Jepang dan China merupakan dua negara yang mendominasi gelar juara turnamen perseorangan di sektor putri, baik tunggal maupun ganda putri dalam beberapa tahun terakhir.

Sehingga pertemuan di final Piala Uber kali ini, merupakan final idaman yang telah dinantikan oleh para badminton lovers.

China lebih dulu melaju ke babak final Piala Uber setelah menyingkarkan Thailand dengan skor telak 3-0.

Chen Yu Fei, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan dan He Bing Jiao menjadi pahlawan kemenangan China atas Thailand.

Sementara tim Jepang, menyusul langkah China, dengan melaju ke babak final setelah mengalahkan tim Uber Korea Selatan dengan skor 3-1.

Tiga poin tim Jepang dihasilkan oleh, Yuki Fukushima/Mayu Matsumoto, Sayaka Takahashi dan Misaki Matsumoto/Nami Matsuyama. Satu-satunya Kekalahan tim Jepang dari Korea Selatan, datang dari pemain andalan Jepang, yaitu Akane Yamaguchi kalah dari tunggal putri, An Seyoung.

Partai final ini akan sarat gengsi karena kedua tim, baik tim Jepang maupun tim China bermaterikan para pebulutangkis top dunia.

Selain itu, partai final ini juga menyuguhkan partai final dua penguasa gelar juara piala Uber, China dan Jepang menjadi pemilik banyak gelar Piala Uber, sejak kejuaraan ini dipentaskan pertama kalinya pada tahun 1957.

Sebagai juara bertahan pada gelaran piala Uber sebelumnya, Jepang telah berhasil meraih Piala Uber sebanyak 6 kali, sedangkan China merupakan negara penguasa Piala Uber dengan meraih gelar sebanyak 14 kali.

Bagi tim Jepang, ada dua misi khusus yang harus mereka tuntaskan. Yang pertama tentu saja, melakukan revans atau balas dendam atas kekalahan di Final Piala Uber 2014, dimana saat itu Akane Yamaguchi, Sayaka Takahashi dan Akane Yamaguchi merasakan pil pahit menelan kekalahan di partai puncak. Dan sekarang ketiga pemain tersebut ada di skuad Piala Uber tim Jepang, sehingga ketiga pemain tersebut mempunyai kesempatan untuk melakukan revans.

Misi kedua bagi Jepang, mempertahankan gelar juara Piala Uber yang diraihnya pada tahun 2018 di Bangkok, Thailand. Jepang berhasil meraih gelar juara setelah 37 tahun merasakan puasa gelar Piala Uber, setelah di partai final mengalahkan tuan rumah Thailand dengan skor 3-0.

Tentu misi tim Jepang ini, tak mudah. Mengalahkan tim China merupakan pekerjaan yang sulit bagi Jepang. Karena saat ini, China mempunyai skuad terbaik.

Sedangkan Jepang harus pincang karena tunggal putri andalan mereka Nozomi Okuhara, serta dua pemain ganda putri Sayaka Hirota dan Wakana Nagahara absen karena cedera.

Sementara bagi China, mereka hanya punya satu misi yaitu merebut Piala Uber dari tangan Jepang. Jika misi tim China itu berhasil, maka dengan tambahan satu gelar ini, China akan semakin kokoh sebagai penguasa gelar juara Piala Uber dengan total trofi sebanyak 15 gelar.

Komposisi pemain yang akan diturunkan oleh kedua tim di partai final, kemungkinan tidak akan berbeda jauh dengan partai semifinal kedua tim sebelumnya.

Hanya pada sektor tunggal putri ketiga, yang kemungkinan akan dirubah, jika dirasa perlu oleh kedua tim pelatih, ini semua dilakukan demi perubahan strategi dan kebutuhan tim.

Di partai pertama, Jepang akan kembali menurunkan Akane Yamaguchi (Ranking 5 dunia), sementara China akan menurunkan Chen Yu Fei (Ranking 2 dunia). Jepang berharap tuah kemenangan di partai final Piala Sudirman 2021 kembali terulang, dimana saat itu Akane Yamaguchi berhasil mengalahkan Chen Yu Fei peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020, dengan skor 21-19 dan 21-16.

Partai kedua, China akan mengandalkan ganda putri terbaik mereka Chen Qing Chen/Jia Yi Fan (Ranking 2 dunia). Sementara tim Jepang terpaksa merombak pasangan ganda putri mereka, akibat absennya Sayaka Hirota dan Wakana Nagahara. Pasangan dadakan, Yuki Fukushima/Mayu Matsumoto diharapkan mampu mengimbangi agresivitas dari pasangan ganda putri asal China tersebut.

Partai ketiga akan mempertemukan tunggal putri Jepang Sayaka Takahashi (Ranking 15 dunia) dan tunggal putri China, He Bing Jiao (Ranking 9 dunia). Seperti laga di partai pertama, laga di partai ketiga ini juga akan berjalan ketat dan seimbang.

Pada partai keempat, Jepang dan China kemungkinan besar akan kembali menurunkan pasangan ganda putri dadakan mereka, yaitu Misaki Matsumoto/Nami Matsuyama yang akan berhadapan dengan ganda putri China, Huang Dong Ping/Li Wen Mei. Jika memang kedua pasangan ini yang akan bertanding, maka laga keempat akan sulit diprediksi pemenangnya.

Di partai terakhir atau penentuan bagi kedua tim, sangat menarik untuk kita tunggu siapakah pemain tunggal ketiga yang akan dipilih oleh tim pelatih. China memiliki, Wang Zhi Yi (Ranking 18 dunia) dan Han Yue (Ranking 27 dunia). Sementara Jepang memiliki Aya Ohori (Ranking 20 dunia) dan Asuka Takahashi (Ranking 97 dunia). Siapapun yang akan diturunkan oleh tim pelatih, pasti laga penentuan ini tetap akan berjalan seru dan menarik.

Seimbangnya kekuatan dan kualitas pemain kedua tim, membuat partai final idaman ini sulit untuk diprediksi, siapakah yang akan keluar sebagai pemenangnya.

Namun, jika acuannya hanya berdasarkan peringkat dan komposisi pemain, maka China lebih sedikit diunggulkan daripada Jepang.

Jangan lupa, setelah menyaksikan laga seru babak semifinal Piala Thomas, antara China vs Jepang dan Indonesia vs Denmark, Badminton Lovers wajib menyaksikan laga seru final idaman Piala Uber, antara Jepang vs China.

Salam Olahraga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun