Mohon tunggu...
Ari Sony
Ari Sony Mohon Tunggu... Administrasi - Bung Arson, Pengamat dan Pemerhati Olahraga Khususnya Sepakbola

Olahraga adalah nadi yang harus selalu digerakkan, dan ketika menulis topik lainnya harus sesuai dengan sudut pandang sendiri dan pemikiran yang matang

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Media Asing Soroti Aksi Brutal Dua Pemain AHHA PS PATI FC yang Mencoreng Nama Sepakbola Indonesia

8 September 2021   21:29 Diperbarui: 10 September 2021   15:55 681
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Syaiful Indra Cahya, melakukan pelanggaran keras terhadap Muhammad Nadhif. (AHHA PS PATI FC/via kompas.com)

Sepakbola Indonesia sedang mendunia dan menjadi perbincangan hangat di akun media sosial dan media asing. Namun sayangnya, nama Indonesia mendunia bukan karena prestasi sepakbolanya tetapi karena aksi brutal dua pemain AHHA PS Pati FC.

Nama AHHA PS Pati FC kembali viral, setelah sebelumnya ada pemain berlabel timnas Indonesia yang melakukan Tindakan Indispliner dan dipecat oleh Manajemen klub AHHA PS Pati FC. Kali ini, ada aksi brutal yang kembali dilakukan oleh pemain AHHA PS Pati FC.

Aksi ini menjadi sorotan, tidak hanya di Indonesia namun levelnya sudah mendunia. Insiden ini sangat mencoreng persepakbolaan Indonesia di level Internasional. Video insiden kejadian brutal dua pemain AHHA PS Pati FC, telah viral di jagad akun media sosial dan media asing.

Laga persahabatan antara AHHA PS Pati FC dan Persiraja Banda Aceh, yang di gelar di Lapangan Pancoran Soccer Field, Jakarta pada hari Senin 6 September 2021. Laga ini sejatinya menjadi ajang persiapab kedua tim, menghadapi ketatnya persaingan di Liga Indonesia.

AHHA PS Pati FC yang dimiliki oleh youtubers terkenal Atta Halilintar dan pengusaha Putra Siregar sedang membangun tim, untuk bersaing di kompetisi Liga 2. Bagi Persiraja Banda Aceh laga uji coba ini, sangat penting sebagai bekal agar diakhir kompetisi terhindar dari Degradasi kompetisi Liga 1.

Laga yang akhirnya dimenangi oleh AHHA PS Pati dengan skor 3-0, harus ternoda dengan aksi butal kedua pemainya. Syaiful Indra Cahya dan Zulham Zamrun yang merupakan dua pemain AHHA PS Pati FC melakukan aksi brutal layaknya pertandingan MMA atau kejuaraan Kungfu.

Tindakan tak terpuji Syaiful Indra Cahya, dengan melakukan aksi tendangan Kungfu ke wajah pemain Persiraja Banda Aceh, Muhammad Nadhif. Wasit seketika langsung mengeluarkan kartu merah untuk pemain AHHA PS Pati FC tersebut.

Sementara Zulham Zamrun terlibat dalam aksi kasar kepada pemain Persiraja Banda Aceh, setelah melakukan tekel keras kepada salah satu pemain Persiraja Banda Aceh, Zulham Zamrun terlibat perkelahian dengan beberapa pemain Persiraja Banda Aceh.

Aksi kedua pemain ini kemudian viral, di media sosial. Tidak hanya netizen Indonesia, namun viral video dari aksi brutal Syaiful Indar Cahya dan Zulham Zamrun telah mendunia.

Dua akun twitter Internasional telah mengunggah video ini. Yang pertama akun twitter  @FBskill yang memiliki jumlah followers 183,5 ribu pengikut. Unggahan video tersebut, yang diberi caption: Which league is this?,  telah dilihat 949,8 ribu kali, video ini juga telah mendapatkan 1,2 ribu komentar.

Kemudian akun twitter yang kedua @nocontextfooty yang memiliki jumlah followers 938,9 ribu pengikut, unggahan video tersebut telah dilihat 950,2 ribu kali dan mendapatkan 386 komentar. Berbagai komentar menghiasi kedua akun twitter tersebut, rata-rata komentar negatif yang bermunculan.

Bahkan media ternama asal Spanyol, Marca turut bereaksi atas insiden ini. Marca, membuat judul pemberitaan yang membuat kita malu: "Laga persahabatan di Indonesia tak selalu bersahabat: tendangan maut tahun ini?"

Dalam pemberitaan media asal Spanyol tersebut, dilaporkan bahwa Muhammad Nadhif terkapar akibat terkena tendangan Kungfu dari kaki Syaiful Indra Cahya yang mengenai wajahnya. Marca, juga terkejut dengan kejadian ini, karena laga kedua tim ini merupakan laga persahabatan. Bagaimana kerasnya laga yang memperebutkan titel bergengsi di kompetisi domestik.

Selain itu, atas kejadian ini akun media sosial milik AHHA PS Pati FC mendapatkan banyak kecaman dari warganet. Bahkan beberapa waktu alalu, akun Wikipedia profil AHHA PS Pati FC sempat diedit oleh orang yang tak dikenal, dengan menyebutkan bahwa AHHA PS Pati FC merupakan tim MMA.

Akibat Tindakan kedua pemain ini, manajemen AHHA PS Pati FC langsung mengambil Langkah tegas. Dengan memulangkan kedua pemain dari pemusatan Latihan di Jakarta. Jika kemudian hari, kedua pemain masih melakukan Tindakan kasar, klub akan mencoret mereka.

Sementara PSSI melalui, sekjennya Yunus Nusi telah berkomunikasi dengan pihak klub AHHA PS pati FC, agar pemain yang melakukan Tindakan brutal tersebut mendapatkan sanksi tegas.

Menurut pengamatan penulis, kejadian seperti ini pernah juga dialami oleh tim yang sama yaitu, Persiraja Banda Aceh. Pemainnya atas nama Akli Fairuz, meninggal dunia pada tahun 2014 karena berbenturan keras dengan kiper PSAP Sigli, Agus Rochman. Kiper PSAP Sigli, dianggap mencederai lawan dan pada sidang komdis dijatuhi skorsing larangan bermain setahun.

Aksi brutal merupakan hal wajar dan lumrah yang sering terjadi di kompetisi Liga Indonesia. Bahkan tak jarang aksi negatif dari para pemain senior ditiru oleh juniornya. Imbasnya, sering kali para pemain timnas Indonesia terbawa suasana kompetisi domestik. Saat berlaga di level Internasional, pemain timnas sering bertindak kasar kepada lawan.

Seringkali timnas Indonesia dirugikan tingkah laku pemain timnas Indonesia, karena terkena kartu merah atau terkena akumulasi kartu kuning.

PSSI harus berani mengambil Langkah tegas dan efek jera bagi para pemain yang melakukan Tindakan kasar dan brutal. PSSI dan klub harus berani menghukum para pemain yang berlaku tidak terpuji tersebut.

Agar keselamatan pemain lawan, terlindungi sehingga tidak akan ada lagi kekerasan pemain seperti yang dilakukan oleh Syaiful Indra Cahya, Zulham Zamrun, Agus Rochman dan pemain lainnya yang sering kali bertingkah kasar di lapangan. Selain itu, para wasit harus berani mengganjar pemain yang berbuat kasar dengan kartu merah, bukan kartu kuning ataupun hanya peringatan saja.

PSSI, Klub dan Wasit harus berani bersikap tegas, melawan kebrutalan dilapangan hijau.

Jika hal ini, tidak ada upaya pencegahan dari PSSI maupun pihak klub, nama Indonesia akan kembali mendunia, bukan karena prestasi tetapi dari tindak kekerasan dari para pemainnya.

Semoga ke depan, nama Timnas Indonesia mendunia karena prestasi yang ditorehkan oleh para pemainnya. Salam Olahraga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun