Laga pekan kedua Liga Inggris musim 2021/2022 mempertemukan laga seru big match Derby London, Arsenal yang bertindak sebagai tuan rumah akan menjamu Chelsea di stadion Emirates, pada Minggu 22 Agustus 2021. Pertandingan ini rencana akan dipimpin oleh wasit Paul Tierney.
Pertandingan antara Arsenal dan Chelsea selalu berjalan dengan menarik dan sarat adu gengsi, hal ini terjadi setelah Chelsea naik kelas, sejak diakuisisi oleh Roman Abramovich di tahun 2003 dan dilatih oleh Jose Mourinho di tahun 2004.
Sebelum kedatangan pemilik tajir dan pelatih yang kemudian mendapat julukan the spesial one, Arsenal dengan skuadnya yang dilatih oleh Arsene Wenger begitu dominan. Pemain-pemain seperti Thierry Henry, Patrick Vieira, Sol Campbell, Robert Pires, dll selalu menyulitkan Chelsea.
Setelah Jose Mourinho melatih Chelsea, tensi Derby London ini naik berlipat-lipat. Bahkan Jose Mourinho dan Arsene Wenger selalu terlibat perang urat saraf. Hal ini sebagai dampak seringnya Mourinho melakukan serangan psywar dengan memprovokasi pelatih lawan, bahkan Mourinho juga mengkritik klub lawan atau pemain lawan.
Arsene Wenger-lah yang selalu meladeni permainan psywar Mourinho, sehingga puncaknya pada pertandingan Liga Inggris musim 2014/2015 yang dilangsungkan di Stamford Bridge. Keduanya nyaris terlibat perkelahian setelah sebelumnya terjadi adu mulut dan saling dorong.
Perseteruan sengit kedua tim ini, juga dibuktikan dalam sebuah survei pada tahun 2009 yang dilakukan oleh  London Football Report Archive. Survei kepada fans Arsenal menganggap jika Chelsea menjadi tim yang paling tidak disukai, melebihi Tottenham Hotspur.
Sedangkan bagi fans Chelsea, Liverpool menjadi tim yang mereka benci dan Arsenal ada di posisi kedua. Ternyata kadar kebencian antar fans kedua tim juga sama, bahwa rivalitas kedua klub diatas lapangan juga di setujui oleh fans Arsenal dan fans Chelsea.
Pada pertandingan Derby London musim lalu, Mikel Arteta berhasil mempecundangi dua pelatih Chelsea, Frank Lampard dan Thomas Tuchel baik saat main kandang maupun tandang.
Saat bermain di Emirates Stadium pada 27 Desember 2020, Arsenal-nya Arteta berhasil mengalahkan Chelsea-nya Lampard dengan skor 3-1. Gol-gol Arsenal dicetak oleh Alexandre Lacazette, Granit Xhaka, dan Bukayo Saka. Sementara Gol Chelsea dicetak oleh Tammy Abraham, yang sekarang sudah pindah ke AS Roma.
Sementara saat bertanding di Stamford Bridge pada 13 Mei 2021, Chelsea sudah berganti pelatihnya, setelah Lampard dipecat oleh Chelsea dan digantikan Thomas Tuchel. Skuad Chelsea yang dilatih oleh Thomas Tuchel juga kalah di tangan Arteta, dengan skor 0-1. Gol semata wayang Arsenal dicetak oleh Emile Smith Rowe.
Pertemuan pertama kedua tim di musim ini, nampaknya hasilnya akan berpihak kepada Chelsea. Arsenal dan Chelsea pernah bertemu di pra musim dengan hasil kurang baik bagi Arsenal. Arsenal dikalahkan Chelsea dengan skor 1-2.
Begitu juga saat memulai laga pembuka Liga Inggris musim 2021/2022, secara mengejutkan Arsenal ditumbangkann oleh tim tuan rumah yang baru saja promosi ke Liga Inggris musim ini, yaitu Brentford dengan skor 0-2.
Sedangkan bagi skuad asuhan Tuchel, mereka berada dalam jalur yang tepat untuk menjinakkan Arsenal di Emirates Stadium pada laga Derby London ini. Selain mengalahkan Arsenal di Pra musim, Chelsea juga menang di laga pembuka Liga Inggris musim 2021/2022 melawan Crystal Palace dengan skor 3-0, serta baru saja menjadi juara Piala Super Eropa setelah mengalahkan Sevilla dalam adu penalti.
Dalam laga ini, Mikel Arteta pantas ketar-ketir, karena jika kalah dalam laga derby posisi Arteta sebagai pelatih Arsenal akan terancam. Chelsea punya segalanya untuk bisa mengalahkan Arsenal. Berikut 5 alasan yang membuat Chelsea bisa melukai Arsenal, dan membuat posisi Arteta dalam ancaman pemecatan manajemen Arsenal.
1. Mesin Chelsea Telah Panas
Setelah musim lalu, secara mengejutkan mampu menjuarai Liga Champions setelah di final mengalahkan Manchester City. Para pemain Chelsea kembali ke pemusatan Latihan, setelah mereka berlibur atau menunaikan tugas bersama timnas negaranya masing-masing dengan optimisme yang tinggi untuk menyambut pra musim.
Kaki-kaki dan Langkah para pemain Chelsea sudah panas sejak awal. Mereka mampu menjuarai Piala Super Eropa setelah bersusah-payah mengalahkan Sevilla dalam drama adu penalti.
Kemudian dilanjutkan mengawali kampanye menjadi salah satu penantang gelar Liga Inggris musim ini, dengan menang di laga pembuka Liga Inggris setelah mengalahkan Crystal Palace.
Mesin Chelsea yang telah panas akan diuji oleh skuad tuan rumah dalam pekan kedua Liga Inggris. Mesin Arsenal yang baru menginjak gigi satu, akan kesulitan melawan mesin Chelsea yang sudah berpindah ke gigi dua.
2. Faktor Covid-19 yang melanda Arsenal
Tiga pemain inti Arsenal, terserang virus covid-19 yaitu Willian, Pierre-Emerick Aubameyang dan Alexandre Lacazette. Untuk pertandingan melawan Chelsea, Aubameyang dipastikan sudah dapat bermain, karena sudah dinyatakan negatif. Namun secara fisik pemulihan, Aubameyang tentu belum fit 100 persen.
Sementara bagi skuad Chelsea ada Christian Pulisic yang terkena virus covid-19. Absennya Pulisic tidak begitu masalah, karena Chelsea mempunyai kedalaman skuad yang mumpuni untuk menggantikannya, berbeda jauh dengan Arsenal.
Ketika pemain utama Arsenal absen, penggantinya adalah pemain junior yang masih minim pengalaman.
Absennya Lacazette dan Willian, serta belum fitnya Aubameyang menjadi sebuah kerugian besar bagi skuad Arteta, yang saat ini sedang membutuhkan kemenangan.
3. Skuad mentereng Chelsea
Kedalaman skuad Chelsea dari pemain inti hingga cadangan, membuat silau mata Arsenal. Sejak Chelsea di bawah kepemilikan Abramovich, setiap musimnya Chelsea mempunyai skuad yang wah, untuk bersaing dalam perebutan gelar Liga Inggris.
Dari posisi kiper hingga penyerang, seperti Edouard Mendy, Thiago Silva, Cesar Azpilicueta, Antonio Rudiger, Jorginho, N'Golo Kante, Christian Pulisic, Hakim Ziyech, Mason Mount, Kai Havertz, Timo Werner, dan Romelu Lukaku akan menghadirkan mimpi buruk bagi tim lawan.
Kemewahan skuad Chelsea inilah yang tidak dipunyai oleh Arsenal sejak mereka pindah ke Emirates Stadium tahun 2006. Padahal sebelumnya, saat Arsenal masih bermarkas di stadion Highbury, Arsenal mempunyai skuad yang mentereng, yang dipimpin oleh pelatih Arsene Wenger.
Bahkan saat Juara Liga Inggris di musim 2003/2004. Arsenal mendapat julukan "Invincible", karena menjadi juara Liga Inggris tanpa terkalahkan. Skuad "Invincible" Arsenal diantaranya: Thierry Henry, Jens Lehmann, Robert Pires, Sol Campbell, Robin van Persie, Patrick Vieira, Jose Antonio Reyes, Cesc Fabregas, dll.
Dengan skuad yang dipunyai Chelsea saat ini, sang arsitek Thomas Tuchel dengan mudah menerapkan pola permainan atau merotasi pemain dan merubah permainan saat dalam kondisi buntu, karena mereka punya kedalaman skuad yang tidak jomplang.
4. Kedatangan Romelu Lukaku
Efek kedatangan "balik kucing" Lukaku yang kembali ke pelukan Chelsea, akan menambah daya gedor Chelsea musim ini. Ketajaman dari striker yang mereka rindukan musim lalu, akan terjawab dengan kehadiran sosok pemain dari Belgia ini.
Berstatus sebagai top skor Liga Italia musim lalu Bersama Inter Milan, dan begitu tajam saat pentas Piala Eropa 2020, tidak salah jika Chelsea membelinya dengan harga mahal dari Inter Milan dengan nilai, 97,5 juta poundsterling.
Variasi serangan Chelsea akan semakin menyulitkan bek-bek Arsenal, yang dalam laga pembuka Liga Inggris tampil gugup melawan Brentford. Jika kesalahan-kesalahan kecil kembali diulangi oleh bek Arsenal, Lukaku siap memberi mereka hukuman dengan gol debutnya bersama Chelsea di musim ini.
5. Peran Penting Thomas Tuchel
Sejak kedatangan Tuchel ke Chelsea, para pemain Chelsea lebih antusias dan optimis dalam menatap sebuah pertandingan. Chelsea disulapnya dari tim semenjana (saat dilatih Lampard) menjadi tim top yang siap bersaing di level tertinggi.
Raihan trofi Liga Champions dan Piala Super Eropa menjadi bukti bagaimana tangan dinginnya Tuchel bekerja. Tuchel adalah seorang yang cerdik dan percaya diri.
Hal ini dibuktikan ketika dengan berani, memasukkan Kepa dimenit akhir perpanjangan waktu untuk menggantikan Mendy. Terbukti kecerdikan Tuchel ini, mampu menghadirkan gelar Piala Super Eropa setelah mengalahkan Sevilla dalam drama tos-tosan. Dimana Kepa mampu menepis dua tembakan pemain Sevilla.
Tuchel mampu memotivasi pemain untuk tampil penuh semangat dan mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Ditangan Tuchel, pemain seperti: N'Golo Kante, Cesar Azpilicueta dan Antonio Rudiger kembali tampil luar biasa sejak ia menangani Chelsea.
Dengan 5 alasan inilah, Chelsea akan mudah memenangkan pertandingan di Emirates Stadium dan mengirim sinyal ke manajemen Arsenal untuk berpikir ulang soal nasib Arteta.
Jika Arsenal kembali kalah di laga kedua Liga Inggris musim ini, nasib Arteta benar-benar diujung tanduk. Karena di laga ketiga, Arsenal akan kembali bertemu tim besar lainnya yaitu Manchester City.
Arteta pasti akan berusaha sekuat tenaga dan mengerahkan semua taktiknya demi meredam Chelsea. Serta mengintip peluang untuk mengalahkan Chelsea disaat mereka lengah, memukul dengan serangan balik cepat khas Arsenal.
Cara ini perlu Arteta lakukan demi menyelamatkan karirnya di Arsenal.
Selamat berjuang Arteta dan Arsenal, semoga berhasil.
Salam Olahraga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H