Dalam dunia kerja, kedatangan seorang karyawan baru (Karyawan A) yang mempunyai keahlian atau expert di bidangnya, akan membuat kenyamanan satu atau dua orang (Karyawan B) terusik dengan kehadirannya.Â
Biasanya zona nyaman yang sudah diperoleh oleh si B, karena semua perhatian dari bos atau karyawan lain biasanya akan tertuju kepada dia. Ditambah lagi, si B merupakan salah satu tokoh penting yang jadi tempat rujukan atau solusi ketika perusahaan mengalami masalah.
Si B, beranggapan jika si A datang, maka segala perhatian yang selama ini selalu tertuju kepada si B mulai terancam dengan kedatangan si A. Si B merasa si A merupakan saingan dan ancaman, karena di tempat kerja sebelumnya si A sudah punya pamor dan sebagai karyawan terbaik.
Padahal jika si B dan si A dapat berkolaborasi dan bekerjasama maka efek luar biasa akan mereka berikan ke perusahaan yaitu berupa keuntungan finansial dan prestasi buat perusahaan.Â
Tetapi karena si B tidak dapat mengelola emosinya, maka si B berkeinginan untuk pindah ke perusahaan lain yang ia anggap lebih baik dan lebih menguntungkan.
Itu hanyalah sebuah cerita analogi, yang saat ini sedang dirasakan oleh Kylian Mbappe di PSG. Sebelum Messi datang ke PSG, Kylian Mbappe dan Neymar merupakan sosok penting bagi PSG dalam memberikan berbagai gelar level domestik.Â
Sayangnya duet keduanya belum menghadirkan satu gelar prestise liga champions yang sangat diimpikan oleh sang Presiden PSG, yaitu Nasser Al-Khelaifi.
Mbappe yang ikatan kontraknya bersama PSG tinggal satu tahun, akan berakhir pada Juni 2022, mempunyai nilai tawar yang tinggi di hadapan manajemen PSG. Karena ia, merupakan salah satu sosok penting bagi masa depan PSG.Â
Apalagi usia Mbappe masih terbilang muda, yaitu 22 tahun. Namun, nilai tawar yang diajukan oleh Mbappe bukan masalah pembaharuan kontrak tetapi mengajukan keinginan untuk pindah dari PSG menuju pintu keluar ke Real Madrid.
Alasan Mbappe cukup simpel, PSG tidak mempunyai tim yang kompetitif untuk bersaing di level eropa. Tidak perlu waktu lama bagi Presiden PSG untuk memenuhi apa yang menjadi tuntutan Mbappe.
PSG langsung merespon Mbappe dengan mempermanenkan Danilo Pereira dari FC Porto, membeli bek kanan Inter Milan, Achraf Hakimi, kemudian mendatangkan pemain berkualitas secara free transfer: Gianluigi Donnarumma, Sergio Ramos, Georginio Wijnaldum dan Lionel Messi.
Kedatangan para pemain bintang ditambah hadirnya sosok Messi, membuat Presiden PSG sangat yakin bahwa tidak ada alasan bagi Mbappe untuk meninggalkan PSG. Setelah apa yang ia mau, telah dipenuhi oleh PSG.
Sejak Messi ke PSG, Mbappe sama sekali belum memberi komentar like di akun Instagram PSG. Padahal Neymar dan Angel Di Maria sudah sama-sama memberikan respon like.
Namun ternyata, Mbappe mengupload foto pelukan ia dengan Messi di akun instagramnya, dan mengucapkan selamat datang kepada Messi. Ini menjadi sebuah pertanda Mbappe ingin bertahan?
Apakah memang benar Mbappe tak ingin pindah dari PSG dan menghadirkan trisula maut bagi PSG: Messi, Neymar dan Mbappe. Atau Mbappe tetap ingin pindah menuju Madrid, di musim ini atau di musim depan ketika ia berstatus free transfer.
Menurut media Prancis, L'Equipe Mbappe memang sengaja tidak ingin memperpanjang kontraknya di PSG, agar ia dapat pindah ke Real Madrid musim ini atau pindah secara gratis musim depan. Real Madrid, menjadi tujuan Mbappe karena disana ada Benzema yang menjadi panutannya.
Wajar sih, jika Mbappe "ngambek" ingin minta pindah dari PSG, karena ia mempunyai karir yang masih Panjang dan masih banyak hal yang bisa ia raih, bersama klub barunya.
Berikut merupakan 4 alasan kenapa Mbappe tetap ingin pergi dari PSG, walaupun sudah dibelikan banyak pemain bintang agar PSG tetap kompetitif di level liga champions
1. Sorotan utama media atau popularitas akan mengarah ke Messi
Sejak Mbappe pindah dari AS Monaco menuju ke PSG, sinar kilau Mbappe masih kalah dari Neymar. Sorotan dari berbagai media mengarah ke Neymar. Ketenaran dan popularitas Mbappe levelnya masih di bawah Neymar
Kedatangan Messi, akan semakin menenggelamkan pamor Mbappe di PSG. Salah satu cara, agar ia menjadi sorotan utama media, yaitu pindah ke klub besar di liga Inggris atau Real Madrid.
2. Gelar Ballon d'or
Selama ada Messi di PSG maka kemungkinan besar yang akan meraih gelar Ballon d'or adalah Messi. Hal ini jika kita berandai-andai gelar juara liga champions musim depan menjadi milik PSG.
Otomatis gelar Ballon d'or bukan milik Mbappe tetapi Messi, walaupun Mbappe mempunyai peran penting dalam meraih gelar tersebut. Mbappe akan selalu berada dibawah bayang-bayang Messi.
Jika Mbappe ingin meraih gelar Ballon d'or maka ia harus pindah dari PSG ke klub besar. Sejak tahun 2008-2019, hanya ada 3 klub yang pemainnya dapat meriah Ballon d'or. Manchester United (1 gelar), Real Madrid (6 gelar) dan Barcelona (6 gelar).
Ronaldo meraih gelar Ballon d'or pertamanya pada usia 23 tahun, saat masih membela Manchester United di tahun 2008. kemudian Messi meraih gelar Ballon d'or pertamanya pada usia 22 tahun, saat masih membela Barcelona di tahun 2009.Â
Kini, pilihan itu ada ditangan Mbappe. Ada 2 pilihan untuk Mbappe, meraih gelar Ballon d'or menunggu Messi dan Ronaldo pensiun atau meraihnya sebelum kedua pemain tersebut pensiun dengan memulai babak baru bersama Madrid atau klub besar lainnya.
3. Pemain Kunci atau Tokoh Sentral
Saat yang tepat bagi Mbappe pindah ke Real Madrid adalah saat ini. Kepergian Cristiano Ronaldo 3 musim lalu dan kepergian Sergio Ramos musim ini, menjadikan Madrid saat ini mempunyai lowongan di posisi sosok pemain kunci.
Tidak adanya pemain kunci utama di Madrid, jadi kesempatan besar bagi Mbappe untuk mengambil alih peran tersebut. Jika ia memang benar akan pindah ke Madrid, dan kemudian ia berhasil menjadi tokoh sentral di klub yang menghadirkan gelar la liga dan liga champions.Â
Maka, semua sorot media, popularitas dan ditambah bonus gelar Ballon d'or semua akan menjadi milik Mbappe.
4. Liga Prancis batu loncatan menuju klub besar
Sejak dulu hingga sekarang, para pemain yang bermain di liga Prancis. Beranggapan bahwa liga Prancis merupakan tempat yang pas untuk menggembleng diri, semacam kawah candradimuka sebelum mentas ke Liga Inggris atau klub besar lain semisal Real Madrid, Barcelona, Juventus dan Bayern Muenchen.
Ronaldinho, Zidane, Henry, Trezeguet merupakan beberapa contoh pemain besar yang menjadikan liga Prancis sebagai batu loncatan sebelum pindah ke klub besar. Sejak junior di tahun 2013 Mbappe sudah bermain di Prancis, berarti Mbappe telah 8 musim bermain di Prancis., waktu yang cukup bagi Mbappe menimba ilmu di liga Prancis.
Ini adalah waktu yang tepat bagi Mbappe untuk membuktikan diri kapasitasnya dengan bermain di luar Prancis ke klub besar, Real Madrid.
Kepastian mengenai kelanjutan masa depan Mbappe di PSG, dikabarkan akan ditentukan minggu depan. Media asal Italia, La Gazzetta dello Sport melaporkan hal tersebut, senin tanggal 16 Agustus 2021 akan menjadi babak baru apakah Mbappe akan bertahan di PSG atau pindah ke Real Madrid.
Tujuan utama Mbappe ke Madrid adalah ingin menjadi pusat perhatian dari sebuah proyek, yang saat ini sedang dibangun oleh Madrid. Untuk mengembalikan jati diri Madrid, di level domestik maupun level eropa.
Mbappe tetap akan berkomitmen untuk PSG, jika Presiden PSG tidak memberikan restu untuk pindah ke Madrid musim ini. Mbappe masih punya kesempatan untuk mewujudkan mimpinya berkarir di Madrid musim depan, saat statusnya free transfer.
Tetap semangat Mbappe, Salam Olahraga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H