Tidak hanya unggulan pertama, di babak semifinal Greysia/Apriyani menyudahi perlawanan unggulan keempat asal Korea, yang juga pemilik ranking empat dunia BWF, yaitu Lee Sohee/Shin Seungchan. Untuk mendapatkan tiket final, ganda putri Indonesia ini mengalahkan pasangan ganda putri asal Korea dengan skor 21-19 dan 21-17.
Langkah terakhir untuk mendapatkan gelar mahkota juara sejati, Greysia/Apriyani di babak final menjungkalkan ganda putri asal China, yang menjadi unggulan kedua dan pemilik ranking dua dunia BWF yaitu Chen Qing Chen/Jia Yi Fan.
Laga final yang tak mudah bagi Greysia/Apriyani, karena pasangan ganda putri Indonesia harus bermain dengan penuh kesabaran dan tidak terpancing dalam laga perang mental melawan Chen Qing Chen. Chen terus melakukan provokasi kepada Greysia/Apriyani, beruntung Greysia tidak terpancing dan terus mengontrol emosi Apriyani agar bermain lebih fokus.
Hasilnya Greysia/Apriyani mampu menumbangkan unggulan kedua asal China, dengan skor 21-19 dan 21-15. Greysia/Apriyani bersanding dengan pasangan ganda putra asal Taiwan, Lee Yang/Wang Chi-Lin yang menjadi Juara Sejati. Setelah sama-sama mengalahkan Unggulan satu dan dua dalam prosesnya meraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020.
Tidak hanya memperoleh mahkota juara sejati, tetapi Greysia/Apriyani juga mampu melengkapi puzzle terakhir emas bulutangkis Indonesia di event Olimpiade. Puzzle emas dari sektor ganda putri, mungkin sebenarnya bakal susah didapatkan jika melihat performa ganda putri Indonesia selama ini. Tetapi, dengan gagah berani Greysia/Apriyani mampu membuat kejutan dan melengkapi puzzle emas yang selama ini dicari.
Puzzle emas pertama diraih oleh sektor tunggal putri dimana saat itu Susy Susanti berhasil mendapatkan emas pertama di Olimpiade Barcelona 1992. Kemudian puzzle kedua dari sektor tunggal putra, saat Alan Budikusuma berhasil meraih medali emas di Olimpiade Barcelona 1992.
Rexy Mainaky/Ricky Subagja menjadi kepingan puzzle dari sektor ganda putra, setelah berhasil meraih Medali Emas di Olimpiade Atlanta 1996. Sektor ganda putra terus menambah kepingan puzzle-nya lewat medali emas yang diraih Tony Gunawan/Candra Wijaya di Olimpiade Sydney 2000.
Taufik Hidayat, menambah kepingan puzzle emas lewat sektor tunggal putra, setelah meraih medali emas di Olimpiade Athena 2004. Kemudian Markis Kido/Hendra Setiawan lagi-lagi menambah kepingan puzzle di sektor ganda putra lewat Raihan medali emas di Olimpiade Beijing 2008.
Di sektor ganda campuran tidak mau kalah, saat kepingan puzzle medali emas diraih oleh pasangan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir di Olimpiade Rio 2016.
Empat sektor telah mendapatkan kepingan puzzle dari sektor tunggal putri, tunggal putra, ganda putra dan ganda campuran. Tinggal satu sektor di ganda putri yang belum mendapatkan kepingan puzzle medali emas di ajang Olimpiade.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!