Luar biasa, fantastis dan penuh kejutan. Entah apa lagi kata-kata yang pantas dan tepat untuk menggambarkan keberhasilan Greysia Polii/Apriyani Rahayu meraih medali emas dari cabang bulutangkis sektor ganda putri di Olimpiade Tokyo 2020.
Tampil dengan performa maksimal dan percaya diri, Greysia/Apriyani mampu meredam ketangguhan ganda putri terbaik China, pemilik peringkat dua dunia BWF yaitu Chen Qing Chen/Jia Yi Fan. Tidak tanggung-tanggung Greysia/Apriyani mengalahkan Chen/Jia dengan Straight Set, dengan skor 21-19 dan 21-15 dalam tempo 55 menit.
Skor akhir memang 2-0 untuk Greysia/Apriyani, namun jalannya laga final tidak mudah bagi ganda putri terbaik Indonesia ini. Penuh drama dan ketegangan menghiasi laga final sektor ganda putri.
Chen Qing Chen sepanjang laga set pertama berusaha memprovokasi Greysia/Apriyani dengan teriakan provokasi dan senyuman sinisnya ke arah Greysia/Apriyani. Strategi dari Chen Qing Chen hampir saja berhasil membuat Greysia/Apriyani terpengaruh. Karena laga di game pertama berjalan sangat ketat dan menarik.
Momen menarik terjadi di game pertama saat Raket Jia Yi Fan melengkung hampir patah, karena berebut shuttlecock dengan Chen Qing Chen, sehingga saat dapat arah bola lob, Jia Yi Fan tidak dapat mengembalikan bola dengan sempurna sehingga poin bertambah untuk Greysia/Apriyani menjadi 12-11.
Ketatnya laga di game pertama, dimanfaatkan terus oleh Chen Qing Chen untuk memprovokasi ganda putri Indonesia. Beruntung Greysia mampu tampil apik, dan mampu mengangkat mental Apriyani yang di game pertama tampil kurang maksimal.
Greysia terus tampil dominan untuk mengatur bola dan memperlambat tempo permainan agar Chen/Jia tidak terus tampil menyerang dengan smash-smash kerasnya. Usaha dari Greysia/Apriyani ini berhasil, sehingga semakin menjauh dari ganda putri China, untuk sementara memimpin dengan skor 17-14.
Momen apik terjadi dan menjadi titik balik bagi Greysia/Apriyani, saat skor ketat 20-18 untuk pasangan ganda putri Indonesia. Saat akan menerima servis, Apriyani teriak sekeras mungkin untuk menghilangkan ketegangan: Woiiiiiii!!!!. Teriakan Apriyani ini, sebagai balasan atas teriakan provokasi dari Chen Qing Chen disaat skor semakin ketat.
Teriakan dari Apriyani berhasil menghasilkan 1 poin penting bagi ganda putri Indonesia, setelah smash keras dari Chen Qing Chen melebar. Akhirnya ganda putri Indonesia memenangi laga ketat dan menegangkan di game pertama dengan skor 21-19.
Di game kedua, teriakan provokasi dan senyum sinis Chen sudah mulai tak nampak. Karena pasangan ganda putri China mulai merasakan ketegangan dan sering berbuat kesalahan sendiri. Greysia/Apriyani semakin nyaman bermain di game kedua dan terus bermain agresif untuk meredam serangan cepat ganda putri China.
Momen yang membuat mental pemain China jatuh, terjadi saat ganda putri China mendapatkan dua momen pukulan tanggung yang berhasil dikembalikan dengan pengembalian akrobatik dari Apriyani, dan saat bola pengembalian Apriyani kembali tanggung dan bola kembali disambar oleh ganda putri China, namun mampu dikembalikan dengan dramatis oleh Greysia membuat pasangan ganda putri China frustasi dan akhirnya di poin ini didapatkan oleh pasangan ganda putri Indonesia untuk sementara memimpin 5-2.
Chen/Jia semakin tidak nyaman, mereka sering melakukan kesalahan sendiri karena setiap smash keras mereka mampu dikembalikan dengan baik oleh Greysia/Apriyani. Ganda putri China, semakin tertinggal jauh dari pasangan ganda putri Indonesia.
Sepanjang game kedua, teriakan provokatif dari Chen nyaris tidak ada, karena Chen/Jia bermain dibawah tekanan. Mereka terlihat semakin tegang dan bermain tidak dengan pola permainan mereka sendiri.
Momen menarik Kembali terjadi saat Greysia/Apriyani bermain dalam rally Panjang dan mampu meredam smash-smash keras dari Chen/Jia dan menyebabkan senar raket Greysia putus. Sambil berlari mengambil raket, Greysia meninggalkan Apriyani sendirian di tengah lapangan. Namun, Chen/Jia gagal mematikan Apriyani. Yang terjadi malah sebaliknya, Chen melakukan kesalahan dengan bolanya tidak mampu menyeberangi net, poin didapatkan ganda putri Indonesia untuk sementara unggul jauh 19-10.
Akhirnya ganda putri Indonesia mampu mempersembahkan medali emas, setelah bola sambaran Chen melebar keluar, namun Chen meminta Challenge. Disaat menunggu momen challenge pasangan ganda putri Indonesia sudah merayakan kemenangan di lapangan, karena Apriyani sangat yakin jika bola dari Chen keluar.
Hasil Challenge memperlihatkan bola memang keluar, maka pecahlah tangisan haru kebahagiaan dari Greysia/Apriyani. Mereka mampu, memberikan kado kemerdekaan HUT RI ke-76 bagi Bangsa Indonesia dan mempersembahkan medali emas pertama bagi kontingen Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020, setelah berhasil menumbangkan Chen/Jia di game kedua dengan skor 21-15.
Akhirnya Greysia/Apriyani memenangi perang mental melawan Chen Qing Chen, yang sepanjang laga terus meneror mental dan memprovokasi Greysia/Apriyani. Berkat ketenangan mental dan kedewasaan Greysia, Provokasi Chen menguap.
Walaupun sepanjang laga Chen terus memprovokasi dan meneror mental Greysia/Apriyani, sportifitas tetap ditunjukkan oleh pasangan ganda putri China. Saat Chen/Jia dengan sportif menghampiri dan memberikan ucapan selamat kepada Greysia/Apriyani saat kedua pemain Indonesia masih menangis terharu merayakan kemenangan Bersama sang pelatih Eng Hian.
Bahkan saat di podium Juara, ketiga pasangan peraih medali Greysia/Apriyani, Chen/Jia dan ganda putri Korea, Kim Soyeon/Kong Heeyong merayakan selebrasi Bersama dengan penuh keceriaan dan kebersamaan. Inilah kemenangan Bersama olahraga, khususnya di sektor ganda putri Olimpiade Tokyo 2020.
Greysia/Apriyani menyelamatkan tradisi emas cabang bulutangkis di event Olimpiade Tokyo 2020. Sektor ganda putri, yang sejak awal dipandang sebelah mata, ternyata mampu memberikan medali emas yang sudah diimpikan oleh 270 juta penduduk Indonesia.
Greysia/Apriyani benar-benar menjadi juara sejati, di sektor ganda putri Olimpiade Tokyo 2020. Mereka berhasil menumbangkan Unggulan pertama asal jepang, Yuki Fukushima/Sayaka Hirota di babak penyisihan Grup. Kemudian di babak semifinal menumbangkan Unggulan keempat asal Korea, Lee Sohee/Shin Seungchan.
Dan terakhir di laga final, Greysia/Apriyani mampu meredam ketangguhan unggulan kedua asal China, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan. Sehingga gelar medali emas, yang baru saja diraih oleh Greysia/Apriyani merupakan gelar juara yang sempurna.
Ini menjadi penutup gelar yang manis bagi karir Greysia, selama karirnya di bulutangkis Indonesia sektor ganda putri, selalu dipandang sebelah mata, namun Greysia mampu memberikan hasil terbaik dengan meraih medali emas Asian Games Incheon 2014 bersama Nitya Krishinda Maheswari dan Medali Emas Olimpiade Tokyo 2020 bersama Apriyani Rahayu.
Semoga Apriyani Rahayu mampu membimbing pasangan penggantinya kelak, saat Greysia memutuskan untuk pensiun. Dan harapan ke depan, mudah-mudahan sektor ganda putri mampu menciptakan generasi Greysia/Apriyani yang lain dan baru yang lebih mendunia. Sehingga sektor ganda putri semakin disegani dalam percaturan bulutangkis dunia.
Sekali lagi selamat untuk Greysia/Apriyani, rayakan pencapaian gelar medali emas dan teruslah berprestasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H