Cordon terus melanjutkan kejutannya dengan mengalahkan pemain asal Belanda, Mark Caljouw di babak 16 besar yang memiliki peringkat BWF lebih baik dari Cordon.
Kemudian di babak perempatfinal, Cordon bertemu dengan pemain asal Korea yang sama-sama membuat kejutan, setelah  Heo Kwanghee menyingkirkan Kento Momota di babak penyisihan Grup. Cordon meraih tiket semifinal setelah menang atas Heo Kwanghee, dengan skor 21-13 dan 21-18.
Namun sayang, usahanya untuk membuat kejutan lebih besar lagi dengan melaju ke babak final Olimpiade, harus dikandaskan oleh Viktor Axelsen. Sehingga kisah Kevin Cordon, dalam dongeng Cinderella di cabang bulutangkis harus terhenti di semifinal.
Cordon, harus berjibaku dengan Anthony Sinisuka Ginting untuk mengukir Namanya dalam sejarah bulutangkis Olimpiade, dengan meraih medali perunggu.
Sementara bagi Anthony Sinisuka Ginting, Raihan medali emas atau perak lebih layak diberikan kepada Ginting, setelah melihat perjuangan Ginting dari babak 16 besar hingga Semifinal. Ginting berjibaku dan bekerja keras untuk mengalahkan lawan-lawannya.
Di babak 16 besar Ginting menumbangkan pemain asal tuan rumah, Kanta Tsuyenama dengan skor 21-18 dan 21-14. Kemudian di babak perempatfinal Ginting menyingkirkan unggulan ketiga asal Denmark, Anders Antonsen dalam laga yang berjalan sengit selama 80 menit, dengan skor 21-18, 15-21 dan 21-18.
Namun sayangnya, laju impresif yang diperlihatkan Ginting selama Olimpiade Tokyo 2020 harus dihentikan oleh Chen Long. Pertahanan tembok China gagal dirobohkan oleh smash-smash tajam dari Ginting. Kemudian permainan net, yang menjadi andalan Ginting selama Olimpiade juga dapat dimenangi oleh Chen Long.
Segala daya upaya telah Ginting lakukan, dengan jatuh bangun mempertahankan area permainannya agar shuttlecock tidak jatuh di bidang lapangan miliknya. Namun, perjuangan tanpa kenal menyerah yang Ginting perlihatkan di babak semifinal harus kandas oleh Chen Long.
Ginting dan Cordon, harus saling jegal demi sebuah medali perunggu. Jika BWF atau panitia penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020 boleh meralat sebuah aturan, maka khusus tunggal putra Ginting dan Cordon sama-sama layak mendapatkan medali perunggu. Salah satu dari mereka tidak pantas pulang dengan tangan hampa.
Namun, inilah fakta menarik yang harus mereka perjuangkan. Ginting dan Cordon harus menyelesaikan kisah cerita mereka di Olimpiade Tokyo 2020 dengan sebuah catatan tinta sejarah, yang mungkin tidak dapat mereka ulang Kembali di Olimpiade selanjutnya, yaitu Olimpiade Paris 2024.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!