Final ini, juga bisa dikatakan gengsi antar liga domestik di negara masing-masing. Sebelum memasuki era milinium, liga Serie-A Italia menjadi liga paling populer di Dunia. Namun, masuknya para investor ke liga Inggris membuat pamor liga Serie-A kalah kelas dibandingakan dengan English Premier League, yang hingga saat ini masih menjadi liga paling tersohor di dunia.
Gareth Southgate dan Roberto Mancini telah bekerja keras dalam 3 tahun terakhir, dimulai dengan kualifikasi Euro 2020 sampai dengan putaran final ini berlangsung. Kerja keras dari kedua pelatih telah membuahkan hasil, dengan Raihan tangga menjadi finalis. Tugas mereka tinggal satu Langkah lagi, untuk menjadi juara Piala Eropa 2020.
Saat mereka berdua bermain sebagai pemain bagi tim Inggris dan Italia, Southgate dan Mancini tidak pernah merasakan gelar juara, baik Piala Eropa maupun Piala Dunia. Ini kesempatan emas bagi kedua pelatih, untuk mempersembahkan trofi bagi negaranya saat bertugas menjadi juru taktik tim.
Skuad kedua tim memiliki kualitas berimbang, dari pos penjaga gawang Gianluigi Donnarumma memilik kualitas sedikit diatas Jordan Pickford, meskipun gawang Pickford baru kebobolan 1 gol. Secara refleks dan kesigapan dalam mengantisipasi serangan, Donnaruma lebih baik dari Pickford.
Di pertahanan, kuartet Leonardo Bonucci dan Giorgio Chiellini memiliki kualitas lebih baik dari  pertahanan Inggris yang dikawal oleh, John Stones dan Harry Maguire. Pengalaman Bonucci dan Chiellini akan menjadi salah satu penentu di laga krusial ini.
Absennya Spinazzola karena cedera, membuat serangan bek sayap Inggris lebih unggul dari Italia dalam membantu serangan, karena Kyle Walker dan Luke Shaw telah membuktikan diri selama turnamen berlangsung, mereka rajin naik turun dalam bertahan maupun menyerang.
Nicolo Barella, Jorginho dan Marco Verratti merupakan jaminan mutu bagi tim Italia, untuk menguasai bola dan mengatur tempo pertandingan. Kalvin Phillips, Declan Rice dan Mason Mount tiga pemain muda masa depan Inggris harus pintar-pintar adu strategi taktik di lini tengah. Pengalaman trio lini tengah Italia, akan diimbangi dengan kecepatan trio lini tengah Inggris.
Untuk kualitas lini serang, Inggris unggul dari Italia, Harry kane, Raheem Sterling dan Bukayo Saka memiliki kecepatan dan naluri pembunuh yang tak dimiliki oleh trio penyerang Italia, Federico Chiesa, Ciro Immobile, dan Lorenzo Insigne. Kecerdikan Sterling dalam melakukan penetrasi dan memaksa lawan untuk melakukan pelanggran, harus diantisipasi oleh, Chiellini dan Bonucci. Insigne dan Chiesa akan berusaha untuk mendobrak pertahanan Inggris untuk memberi ruang bagi Immobile.
Melihat kualitas kedua tim, pertandingan final ini akan berjalan ketat dan menarik. Detail-detail kesalahan kecil, akan dimanfaatkan tim lawan untuk menyerang balik. Keuntungan Inggris, bermain di Stadion Wembley dapat menjadi faktor penyemangat bagi Kane, dkk. Laga final ini, rencana aka dipimpin oleh wasit Bjorn Kuipers asal belanda.
Dukungan suporter Puluhan ribu milik Inggris, berbanding hanya ribuan milik Italia, semoga tidak mempengaruhi mental bertanding pemain Italia. Yang unik dari laga final kali ini, pemain dari kedua tim belum pernah merasakan meraih gelar kejuaraan Internasional Bersama timnas mereka.
Kane yang masih mempunyai kesempatan menjadi top skor, dapat menjadi ancaman bagi Italia, Kane hanya membutuhkan tambahan dua gol, untuk menyalip perolehan gol Cristiano Ronaldo dan Patrik Schick. Tapi, jika Kane egois karena inggin memburu gol, hal ini dapat menjadi bumerang bagi Inggris dan menjadi keuntungan bagi Italia.