Dari rekaman tayangan ulang VAR, sebenarnya Sterling terlihat seperti diving karena tidak ada kontak dengan dua pemain Denmark. Namun wasit tetap menunjuk titik putih, setelah berkonsultasi dengan wasit VAR.
Tendangan penalti Kane dapat digagalkan oleh Schmeichel, namun bola rebound Kembali didapatkan oleh Kane untuk menjebol gawang Denmark. Untuk sementara Inggris unggul 2-1.
Insiden Kontroversial VAR, di laga ini akan menjadi sebuah perdebatan yang sangat menarik setelah laga semifinal ini usai. Terlihat jelas, dalam tayang ulang VAR bahwa pemain Denmark tidak melakukan pelanggaran terhadap Sterling. Kontak yang terjadi antara dua pemain Denmark dan Sterling sangat minim  sekali, tapi hal ini dinyatakan penalti oleh wasit dan oleh VAR.
Setelah kejadian kontroversial itu, di babak kedua perpanjangan waktu, Denmark mencoba untuk meningkatkan intensitas serangan mereka demi mengejar ketertinggalan. Upaya dilakukan Denmark di menit-113 namun tendangan Braithwaite, masih dapat digagalkan oleh Pickford.
Di sisa waktu pertandingan Denmark terus berusaha untuk mengejar gol, namun di menit akhir perpanjangan waktu hampir saja gawang Schmeichel dibobol oleh Sterling melalui skema serangan balik, namun usaha Sterling dapat digagalkan oleh Schmeichel.
Laga akhirnya dimenangi oleh Inggris dengan skor akhir 2-1, dengan hasil ini Inggris berhasil lolos ke babak final dan akan bertemu dengan Italia. Kisah Denmark yang didukung oleh semesta selama Euro 2020, perjalanan heroik mereka harus berakhir dramatis di tangan Inggris.
Bagi Inggris dan Gareth Southgate ini merupakan final pertama bagi mereka di Piala Eropa. Southgate terus belajar dan berbenah agar Inggris tidak terjatuh dalam lubang yang sama yaitu gagal dan terpeleset dilaga-laga krusial.
Skema Permainan menyerang yang apik oleh tim Inggris, tak lepas dari peran pelatih klub yang selama ini mendewakan permainan menyerang, seperti Pep Guardiola, Jurgen Klopp, Thomas Tuchel, Brendam Rodgers dan Mikel Arteta.
Selama ini, Inggris bermain dengan skema kick and rush, kirim bola ke depan lari dan lari, seperti istilah jawa "gerudag-gerudug", bermain tanpa pola dan taktik.
Inggris era Southgate, memainkan sepakbola menyerang modern. Pemain mengalirkan bola, dari belakang, ke tengah kemudian dari kedua sayap, dan diakhiri dengan umpan terobosan kepada tiga penyerang mereka yang memiliki kecepatan, seperti Kane, Sterling dan Saka.
Ibarat pepatah, jatuh dalam lubang yang sama. Namun, Southgate lebih pintar ia mau belajar dan mengevaluasi diri agar tidak seperti keledai yang selalu jatuh dalam lubang yang sama.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!