Mohon tunggu...
Ari Sony
Ari Sony Mohon Tunggu... Administrasi - Bung Arson, Pengamat dan Pemerhati Olahraga Khususnya Sepakbola

Olahraga adalah nadi yang harus selalu digerakkan, dan ketika menulis topik lainnya harus sesuai dengan sudut pandang sendiri dan pemikiran yang matang

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Inggris Sering "Terpeleset" di Laga Krusial, Dinamit Denmark Siap Meledak di Wembley

6 Juli 2021   07:13 Diperbarui: 6 Juli 2021   10:44 1636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para pemain Inggris merayakan gol ke gawang Ukraina, dalam laga perempatfinal Euro 2020 (Foto: AFP/ETTORE FERRARI)

Sebagai penikmat sepak bola, saya mengikuti perkembangan sepak bola dunia sejak Piala Dunia 1994 di Amerika Serikat. Saat gelaran Piala Dunia 1994 usia saya baru sekitar 8 tahun. Karena kebetulan sejak kecil saya gemar dengan olahraga sepak bola, dan sempat ikut sebuah SSB tapi gagal tidak berlanjut. Akhirnya kegemaran nonton bola di televisi (TV) sejak 1994 berlanjut hingga saat ini.

Selain menikmati tontonan bola di TV, tak lupa saya membaca tabloid olahraga yang begitu "legend' di zamannya, sejak 1994 sampai tabloid tersebut tutup, sebut saja nama tabloid tersebut BXXA.

Berbekal menjadi penikmat bola, saya tahu persis bagaimana apesnya tim Inggris sejak Piala Eropa 1996 sampai dengan Piala Dunia 2018. Inggris sering kali terpeleset atau bisa dikata "apes", saat mereka melakoni laga krusial, terutama di fase gugur.

Semakin populernya liga Inggris ke penjuru dunia, setelah dapat menyaingi Serie-A liga Italia mulai tahun 1995, membuat tim Inggris dan nama-nama pemain timnas Inggris begitu familiar dimata fans. Itulah salah satu penyebab, Inggris selalu dijagokan menjadi salah satu kandidat juara setiap kali ikut kejuaraan mayor. Namun, hasil yang didapat tetaplah sama gagal juara.

Momen-momen ini, dapat membahayakan Inggris saat berjumpa dengan Denmark, dalam laga semifinal Euro 2020 di Stadion Wembley, London. Berikut 10 kisah memilukan dimana Inggris sering terpeleset di laga Krusial.

1. Semifinal Piala Eropa 1996

Sebagai tuan rumah, Inggris begitu perkasa di babak penyisihan grup. Skotlandia, Belanda dan Swiss bukan halangan berarti buat Inggris. Di babak perempatfinal Inggris mengalahkan Spanyol melalui adu penalti, kemenangan ini patut disyukuri oleh Inggris karena biasanya Inggris selalu apes saat drama adu penalti.

Menatap laga Semifinal, Inggris optimis dapat memulangkan Jerman yang saat itu diperkuat striker andalannya Jurgen Klinsmann. Gol Alan Shearer di menit ke-3, dibalas oleh gol Stefan Kuntz di menit ke-16. 

Skor imbang bertahan hingga babak perpanjangan waktu 120 menit. Laga dituntaskan dengan drama adu penalti. Kegagalan pelatih Inggris saat ini, Gareth Southgate menaklukan Andreas Kopke. Membuat tuan rumah menangis karena gagal ke final setelah kalah melalui adu penalti, dengan skor 6-5.

2. Babak 16 Besar Piala Dunia 1998

Inggris yang tampil sebagai runner up grup G, harus bertemu dengan lawan berat Argentina, yang merupakan pemuncak Grup H. Yang dikenang dari laga ini gol fenomenal Michael Owen dan kartu merah David Beckham. 

David Beckham menerima kartu merah setelah mendapatkan provokasi dari Diego Simeone. David Beckham yang saat itu sedang moncer, dengan tendangan bebas melengkung dan umpan silang melengkungnya selama membela Manchester United menjadi ancaman bagi Argentina.

Sebelum Beckham keluar, skor masih imbang 2-2 dan Inggris tampil begitu menjanjikan. Kalah jumlah pemain, membuat Inggris dipaksa untuk bermain bertahan, laga dilanjutkan melalui drama tos-tosan. Kegagalan David Batty dan Paul Ince menaklukan Carlos Roa, dalam adu penalti. Membuat Inggris terpeleset setelah kalah 4-3.

3. Penyisihan Grup Piala Eropa 2000

Inggris mempunyai kesempatan lolos ke babak perempatfinal Euro 2020, hanya butuh 1 poin untuk mengamankan tiket ke babak perempatfinal. Inggris malah takluk dari Rumania dengan skor 2-3. 

Gol dramatis dari titik putih oleh Ionel Ganea di menit ke-89, ke gawang Nigel Martyn, membuyarkan 1 poin yang sudah di depan mata. Akhirnya Inggris gagal melaju ke babak perempatfinal, setelah menempati peringkat 3 penyisihan grup, di bawah Portugal dan Rumania.

4. Perempatfinal Piala Dunia 2002

Tampil di Piala Dunia 2002 Inggris tampil dengan skuad menjanjikan seperti, Rio Ferdianand, Sol Campbell, David Beckham, Michael Owen dan Paul Scholes. Di babak 16 besar Inggris melibas Denmark dengan skor 3-0, kemudian di perempatfinal bertemu Brasil, salah satu kandidat juara.

Sebelum blunder David Seaman karena gagal mengantisipasi tendangan bebas Ronaldinho, Inggris dan Brasil tampil relatif seimbang. Gol Ronaldinho, membuat Brasil untuk sementara unggul atas Inggris dengan skor 2-1.

Inggris tidak dapat memanfaatkan momentum ketika Ronaldinho menerima kartu merah, unggul jumlah pemain selama 33 menit gagal dimanfaatkan Inggris untuk mengalahkan Brasil. Akhirnya Inggris harus terhenti langkahnya, setelah skor bertahan dengan skor 2-1 untuk Brasil.

5. Perempatfinal Piala Eropa 2004

Di Euro 2004 Inggris mempunyai skuad lebih mentereng, karena ada banyak pemain bintang seperti,  David Beckham, Paul Scholes, Steven Gerrard, Frank Lampard, John Terry, Michael Owen, dan pemain debutan Wayne Rooney.

Di babak perempatfinal, Inggris harus berjumpa dengan Portugal yang juga memiliki deretan pemain bintang seperti Luis Figo, Rui Costa, Nuno Gomes, Ricardo Carvalho dan pemain masa depan Cristiano Ronaldo. Laga berlangsung seru, saling balas gol terjadi di laga ini.

Skor 1-1 di waktu normal dilanjutkan ke babak perpanjangan waktu. Sebenarnya Inggris mempunyai peluang untuk menyudahi perlawanan Portugal, namun sayang gol Sol Campbell di menit akhir pertandingan dianulir wasit Urs Meier, yang saat itu jadi perdebatan pers Inggris.

Di perpanjangan waktu gol Rui Costa di menit ke-110 dibalas gol Frank Lampard di menit ke-115, skor berakhir dengan imbang 2-2. Inggris Kembali takluk di babak adu penalti, setelah David Beckham dan Darius Vassell gagal mengeksekusi penalti, skor akhir 6-5 dimenangkan oleh Portugal.

6. Perempatfinal Piala Dunia 2006

Lagi dan lagi, Inggris terpeleset dari Portugal saat melakoni babak perempatfinal Piala Dunia 2006, dengan skuad  kedua tim yang hampir sama ketika bertemu di perempatfinal Piala Eropa 2004. Setelah di waktu normal dan babak perpanjangan waktu skor kedua tim imbang 0-0.

Laga tensi panas ini, harus dilanjutkan ke babak adu penalti. Nama-nama besar pemain Inggris seperti Jamie Carragher, Steven Gerrard dan Frank Lampard gagal menaklukan kiper, Ricardo Pereira. Inggris takluk dengan skor 3-1. 

Namun yang diingat dari laga ini adalah, saat Ronaldo meminta wasit untuk memberikan kartu merah ke Wayne Rooney rekan setimnya di Manchester United, karena Ronaldo sempat tertangkap kamera mengedipkan mata ke arah bangku pemain cadangan Portugal, saat wasit memberi kartu merah kepada Rooney.

7. Babak 16 besar Piala Dunia 2010

Menghadapi laga klasik menghadapi musuh bebuyutan Jerman, diawal laga Inggris nampak kesulitan mengimbangi permainan Jerman. Jerman unggul terlebih dahulu 2-0, lewat gol Miroslav Klose dan Lukas Podolski. Inggris sempat bangkit dan balik menekan Jerman ketika Matthew Upson memperkecil kedudukan. Drama bagi Inggris terjadi, ketika wasit Jorge Larrionda asal Uruguay, tidak melihat gol Frank Lampard yang terlihat jelas telah melewati gawang yang dijaga Manuel Neuer.

Mental pemain Inggris Jatuh, setelah wasit tidak menggubris protes pemain Inggris. Tambahan dua gol dari, Thomas Muller membuat Inggris Kembali terpeleset di laga penting, dengan menelan kekalahan dengan skor telak 4-1.

8. Perempatfinal Piala Eropa 2012

Inggris dan Italia bertemu dalam laga perempatfinal Piala eropa 2012, setelah bermain alot di waktu normal dan perpanjangan waktu yang berakhir dengan skor imbang 0-0. Inggris Kembali angkat koper dari kejuaraan setelah kalah adu penalti dari Italia. Kegagalan Ashley Young dan Ashley Cole, dalam mengeksekusi penalti, membuat Inggris takluk dengan skor 4-2.

9. Babak 16 besar Piala Eropa 2016

Menghadapi Islandia, dibabak 16 besar Piala Eropa 2016 merupakan keuntungan besar Inggris untuk melaju ke perempatfinal. Islandia yang tidak punya sejarah bagus di sepakbola eropa dan tidak memiliki pemain bintang, membuat fans dan pemain Inggris yakin dapat mengalahkan Islandia.

Namun apa daya, para pemain Inggris tampil buruk. Unggul terlebih dahulu, lewat gol Wayne Rooney, kemudian dibalas oleh dua gol pemain Islandia melalui Ragnar Sigurdsson dan Kolbeinn Sigthorsson, skor akhir dimenangkan oleh Islandia dengan skor 2-1. Inggris Kembali terpeleset kali ini, dari tim kuda hitam Islandia.

10. Semifinal Piala Dunia 2018

Masih baru dan fresh, ingatan publik sepakbola pasti belum lupa. Bagaimana Inggris yang diunggulkan saat berjumpa Kroasia di babak semifinal Piala Dunia 2018. Namun faktanya Inggris Kembali terpeleset dilaga krusial.

Tampil dengan skuad yang menjanjikan karena perpaduan komposisi pemain muda potensial dan diarsiteki oleh Gareth Southgate. Membuat fans Inggris yakin, jika Inggris akan lolos ke babak final. Gol cantik dari Kieran Trippier dibalas oleh Ivan Perisic.

Kesalahan Inggris adalah membuang sejumlah peluang emas, salah satunya keegoisan Harry Kane tidak memberi umpan kepada Raheem Sterling yang dalam posisi bebas. Kesalahan ini harus dibayar mahal oleh skuad Inggris ketika Mario Mandzukic mencetak gol di menit ke-109. Skor akhir 2-1 untuk Kroasia sudah cukup untuk mengirimkan Inggris ke perebutan tempat ketiga. Lagi-lagi Inggris apes, dari tim kuda hitam.

Ini menjadi sebuah alarm bagi skuad Inggris di Euro 2020, yang akan meladeni permainan tim kuda hitam Denmark. Inggris sering terpeleset dilaga-laga krusial, tidak hanya sering kalah adu penalti tetapi Inggris juga pernah takluk oleh tiga tim kuda hitam, yaitu Rumania, Islandia dan Kroasia.

Skuad asuhan Gareth Southgate harus berhati-hati ketika berhadapan dengan tim dinamit Denmark. Inggris tidak boleh jumawa walaupun mereka masih clean sheet karena gawang Jordan Pickford belum pernah kebobolan dan faktor Harry Kane sudah mulai terbiasa mencetak gol.

Permainan menawan yang ditunjukkan oleh para pemain saat fase gugur melawan Jerman dan Ukraina, harus terus dijaga dan diasah oleh pemain Inggris. Kekompakan tim, harus dibenahi jangan sampai keegoisan Sterling dan Kane karena tidak mau saling mengumpan disaat rekannya dalam posisi bebas menjadi malapetaka.

Belajarlah dari laga melawan Rumania, Islandia dan Kroasia jangan ada pikiran dalam diri pemain Inggris laga ini akan berakhir mudah bagi Inggris, dan hindarilah laga dilanjutkan ke babak tos-tosan adu penalti, karena Inggris mempunyai nasib buruk ketika harus mengakhiri laga lewat adu penalti.

Pemain Denmark merayakan gol ke gawang Wales dalam laga babak 16 besar Euro 2020 (Foto: Christopher Lee - UEFA)
Pemain Denmark merayakan gol ke gawang Wales dalam laga babak 16 besar Euro 2020 (Foto: Christopher Lee - UEFA)

Di sisi lain, Denmark lebih santai menghadapi Inggris. Denmark tidak merasa terbebani harus menang atas Inggris, langkah mereka melaju hingga babak semifinal merupakan bonus karena ini di luar ekspektasi.

Absennya Christian Eriksen akibat serangan jantung saat beretmu Finlandia, digantikan dengan baik perannya oleh Thomas Delaney dan Pierre-Emile Hoejbjerg. Sejak kalah dari Finlandia dan Belgia. Denmark menjelma menjadi sebuah monster, yang tampil stabil ketika menggasak Rusia 4-1, mencukur habis Wales 4-0, dan mengalahkan sesama tim kuda hitam Republik Ceko 2-1.

Denmark beruntung pernah melakukan uji coba melawan Inggris di Euro 2020, uji coba yang dimaksud ketika Denmark berhadapan dengan Wales. Karena permainan Wales hampir mirip dengan Inggris.

Kasper Dolberg bisa jadi ancaman bagi Harry Maguire, karena Maguire terkadang tampil di bawah form. Apalagi Dolberg masih punya kesempatan untuk meraih sepatu emas.

Laga semifinal Dennmark melawan Inggris akan menjadi sebuah partai seru, sektor kiper Jordan Pickford dan Kasper Schmeichel mempunyai kualitas berimbang. Kemudian di sektor belakang penampilan gemilang Luke Shaw dan Harry Maguire selama Euro 2020 masih sedikit unggul dibandingkan Simon Kjaer dan Andreas Christensen.

Di lini tengah Inggris unggul secara Individu karena mempunyai pemain seperti, Raheem Sterling, Mason Mount, dan Jadon Sancho serta jika Inggris membutuhkan amunisi karena strategi mereka buntu masih ada Jack Grealish. Namun, Denmark menutup dengan permainan kolektivitas lini tengahnya dengan faktor kehadiran Thomas Delaney dan Pierre-Emile Hoejbjerg.

Lini serang akan terjadi persaingan adu ketajaman, antara Kane dan Dolberg, mereka sama-sama mengoleksi tiga gol. Tambahan pundi-pundi gol dilaga ini, akan membuat salah satu dari keduanya semakin mendekatkan diri ke top skor sementara Euro 2020.

Auman tiga singa yang sedang menggelegar akan dicoba dilawan dengan ledakan tim dinamit. Faktor Inggris yang selalu terpeleset atau apes dilaga krusial, bisa dimanfaatkan Denmark yang mempunyai potensi untuk dapat meledakkan gawang Jordan Pickford.

Laga di Stadion Wembley, tidak akan berpengaruh bagi Denmark. Denmark akan terus mencoba untuk menekan Inggris sambil berharap, di laga semifinal merupakan hari apesnya bagi skuad Inggris.

Prediksi singkat, Denmark akan meledakkan kemenangan di Stadion Wembley, karena skuad Inggris terkadang under perform tampil mengecewakan ketika lagi disayang-sayange.

Good luck, Denmark.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun