Bulutangkis sekarang telah berubah menjadi tontonan yang menarik, bukan lagi sebuah olahraga yang membosankan. BWF sebagai induk bulutangkis dunia, selalu melakukan inovasi dan perbaikan demi kemajuan bulutangkis dunia agar dapat diterima oleh banyak negara. BWF harus membuat bulutangkis menjadi lebih menarik, agar tidak ditinggalkan oleh para penggemarnya.Â
Bulutangkis telah menjadi sebuah industri, komersialisasi yang telah dilakukan oleh BWF dalam setiap kejuaraan super series yang digelar, membuat kejuaraan tersebut selalu dinantikan di tiap negara, para badminton lovers tidak sabar untuk bertemu dengan para idolanya.
Gelaran bulutangkis selama tahun 2019 telah usai, setelah berakhirnya BWF World Tour Final. Sepanjang tahun 2019 telah tercipta beberapa momen spesial yang masih terngiang dalam benak badminton lovers. Seperti kisah sukses Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, babak baru Lee Chong Wei, juga sederet momen lainnya.
Kevin Sanjaya Sukamuljo / Marcus Fernaldi Gideon memegang rekor istimewa dengan masih bertahan selama 2 tahun menjadi ganda nomor 1 dunia. Mereka sama sekali tidak tergeser dari peringkat pertama dunia selama dua tahun.Â
Pasangan yang memiliki julukan Minions oleh fan bulutangkis itu, konsisten di posisi tersebut dengan gaya bermain mereka yang sangat unik dan mengundang decak kagum penonton ketika melihat aksi mereka, ditambah lagi dengan aksi tengil kevin menjadi warna tersendii. Mereka mengoleksi delapan gelar juara turnamen terbuka Federasi Bulutangkis Dunia (BWF);
Sederet peristiwa dicatat dari bulutangkis sepanjang tahun ini, berikut beberapa catatan momen istimewa sepanjang tahun 2019:
1. Liliyana Natsir Pensiun
Liliyana Natsir memutuskan untuk gantung raket pada Januari 2019. Pertandingan resmi terakhir yang dia ikuti Indonesia Masters 2019 dengan menjadi runner-up. Butet pensiun di usia 34 tahun dengan koleksi 23 gelar juara super series, termasuk tiga kali juara All England, empat kali juara dunia, satu medali emas dan satu perak olimpiade, serta lima emas SEA Games. Momen istimewa yang diingat oleh badminton lovers Indonesia tentang butet, keberhasilan dia meraih medali emas olimpiade 2016 bersama Tontowi Ahmad.
2. Hendra/Ahsan Tua-Tua Keladi
Hendra/Ahsan menasbihkan diri sebagai pasangan gaek yang kian matang. The Daddies berhasil mencapai 11 final dengan meraih empat kali juara, tiga di antaranya dari turnamen bergengsi; Kejuaraan Dunia Bulutangkis, All England, dan BWF World Tour.Â
Mereka juga berhasil mengamankan peringkat kedua dunia dibawah pasangan Indonesia lainnya, yaitu Marcus / Kevin. Keberhasilan menjadi juara dunia, menambah koleksi gelar juara dunia Hendra dan Ahsan, Hendra memperoleh 4 gelar sedangkan Ahsan memperoleh 3 gelar. Rekor lain juga dicatatkan Hendra di Kejuaraan Dunia. Dia menjadi pemain tertua, dengan usia 35 tahun, yang menjadi juara dunia.